eQuator.co.id – PUTUSSIBAU-RK. Bupati Kapuas Hulu, Abang Muhammad Nasir meresmikan rumah adat Dayak Kantu’ di Desa Sungai Uluk, Kecamatan Putussibau Selatan, Kamis (16/5). Peresmian rumah Betang bernama ‘Patih Muandang’ itu ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita.
“Gunakan rumah Betang ini dengan baik, terutama untuk belajar hal-hal yang berkaitan dengan seni budaya. Terus gali adat, seni budaya yang mungkin akan punah. Utamanya para generasi muda sekarang,” ujar Nasir.
Nasir menuturkan, gawai merupakan agenda rutin setiap tahun di Kalbar yang dilaksanakan sepanjang bulan Mei. “Biasa kita laksanakan selepas panen, maka ada acara syukuran kita atas panen yang kita dapat. Semoga hasil panen ini memuaskan,” ujar Nasir.
Atas nama Pemkab, Nasir menyampaikan selamat atas pelaksanaan Gawai Dayak Suku Kantu’. “Semoga ini untuk kebaikan kita di masa-masa yang akan datang,” ucapnya.
Ia mengatakan, Pemkab terus mendorong peningkatan produksi hasil pertanian masyarakat. Selain itu, juga sangat peduli dengan pengembangan seni dan budaya. “Kita di Kapuas Hulu kaya akan seni dan budaya, maka perlu dikembangkan terus. Jangan sampai seni budaya tergerus oleh berkembang teknologi yang kian pesat seperti sekarang,” pinta Nasir.
Pada kesempatan itu, ia juga mengapresiasi atas kerja keras perangkat Desa Sungai Uluk dan dukungan seluruh masyarakatnya yang mampu menorehkan prestasi di tingkat nasional. “Sekitar 70 ribu lebih desa di Indonesia, desa Sungai Uluk bisa masuk 50 besar nasional. Ini merupakan buah karya dan kerjakeras kita semua, tentu sebuah prestasi yang membanggakan, bisa mengharumkan dan membawa nama baik Kapuas Hulu dan masyarakat Kapuas Hulu ditingkat nasional,” seru Nasir.
Sementara itu, Kepala Desa Sungai Uluk, Marsensiana Erni menambahkan, setidaknya ada tiga rangkaian kegiatan yang dilaksanakan. “Selain peresmian Rumah Betang, juga misa syukur hasil panen dengan Gawai Dayak Suku Kantu’ serta syukuran atas masuknya Desa Sungai Uluk dalam 50 besar dari sekitar 70 ribu desa Se Indonesia pada penilaian lomba Padat Karya Tunai,” jelas Erni.
Lanjut Erni, gawai dayak di desa ini merupakan yang ke sembilan kalinya. Sedangkan pembangunan rumah betang sendiri, Erni menyampaikan sudah lama direncanakan, mengingat gawai Dayak itu agenda rutin desa, sehingga perlu sarana. “Disamping itu kita ingin terus menggali potensi budaya dan adat yang ada, maka melalui rumah betang inilah masyarakat bisa terus berkarya dalam pengembangan seni budaya tersebut,” sambung Erni.
Ia menuturkan, sejak tahun 2013 pembangunan rumah Betang mulai direncanakan. Hanya saja, saat itu masih terkendala dengan lokasi lahan. Dua tahun lalu, Desa Sungai Uluk berhasil mendapat juara dalam penilaian lomba Padat Karya Tunai dari pemerintah pusat, sehingga memperoleh dana sebesar Rp15 juta. Dana itu kemudian digunakan untuk membeli tanah untuk rumah betang. “Setelah ada tanah, dilanjutkan pembangunan rumah betang ini. Pembangunannya juga semua dilakukan oleh warga Sungai Uluk,” ujar Erni.
Erni juga berharap ke depan dengan adanya rumah betang itu, Desa Sungai Uluk bisa menjadi destinasi wisata, karena lokasinya sangat strategis dengan panorama alam pantai sungai Kapuas yang indah. Erni mengingatkan bangunan Betang yang merupakan aset desa harus dijaga dan dirawat bersama oleh seluruh masyarakat. Pada kesempatan itu, Ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras mempersiapkan acara tersebut. “Terimakasih juga kami sampaikan kepada Bapak Bupati Kapuas Hulu yang bersedia datang sekaligus meresmikan langsung rumah Betang Patih Muandang ini. Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dengan dana, sehingga acara ini bisa berjalan sukses,” pungkas Erni.
Peresmian ini turut dihadiri Kapolres Kapuas Hulu, AKBP R.S. Handoyo, Dandim 1206/ Psb, Letkol Inf Basyaruddin, Anggota DPRD Kapuas Hulu, Antonius Manyu dan beberapa perwakilan OPD serta tamu undangan lainnya. (dRe)