Cek Fakta: Pesan Berantai soal Pembacokan untuk Rekrut Gangster Motor

eQuator.co.id – SEJUMLAH video tawuran hingga aksi begal beredar viral di media sosial. Selain itu, beredar juga pesan berantai terkait adanya perekrutan gangster dengan syarat harus mencari sasaran secara acak untuk dibacok.
Berikut isi pesan berantai yang disebar di sejumlah grup WhatsApp itu: “Nih ada info dri Tmn Polri…bahwa sanya yg bnyk merajalela bukan hanya begal…skrg ini ada gangster2 motor sedang rekrut anggota baru..dan salah satu persyaratan masuk gangster tersebut adalah dengan membacok acak siapapun yg mereka temui di jalan…mohon info di sebarluaskan agar rekan2 lebih waspada….jgn gunakan atribut diatas jam 10 mlm…gunaka perlindung tambahan di tubuh anda…krna di BSD sudah 8 korban di bacok tnpa sebab dan mtr tidak diambil…abis bacok tinggal gtu aja….8 korban semua grabike.. Perhatikan: Kepada seluruh anggota KOMUNITAS / BIKERS INDONESIA Wilayah JABODETABEK khusus nya wilayah BEKASI & JAKARTA Bagi yg kurang berkepentingan jangan keluyuran malem gak jelas melebihi antara jam 11.00-04.30 pagi, dikarenakan GENGSTER sedang MERAJALELA Jaga keselamatan diri kita & org yg kita sayangi Sebarkan info ini semoga bermanfaat Pesan ini di sampaikan dari kami : #HSBC(Honda_Sonic_Batavia_Club)
#AstraHondaMotorIndonesia
#Honda #OneHeart
#SalamSatuAspal #KitaSemuaSaudara,”.
Tim Hoax Crisis Center (HCC) Kalbar mencoba melakukan penelusuran terkait informasi ini. “Hasilnya, kami dapati sejumlah fakta bahwa informasi tentang perekrutan gangster yang terjadi saat ini adalah bohong alias hoaks,” jelas Reinardo Sinaga, Ketum HCC Kalbar, Kamis (16/5).
Lanjut dia mengatakan, aksi kekerasan itu memang pernah terjadi, namun bukan pada saat ini. Melainkan pada tahun lalu. “Sebagaimana yang dinyatakan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada sejumlah wartawan terkait informasi ini,” ujar Reinardo.
Dilansir dari beberapa media online yang kredibel, Argo membenarkan sebagian isi pesan itu dan mengakui adanya perekrutan anggota gangster dengan cara membacok korban secara acak itu merupakan kasus lama.
“Itu kasus lama ya. Tahun lalu berkaitan gangster-gangster itu yang sudah kita lakukan penangkapan. Itu ada kultur sendiri bahwa dalam suatu kelompok kalau dia lukai orang itu dia akan diangkat jadi pimpinannya,” jelas Argo kepada sejumlah wartawan, Rabu (15/5).
Inilah yang kemudian menjadi bibit tawuran. Tawuran dilakukan untuk menunjukkan eksistensi kelompok geng. “Tawuran antarpelajar juga sering terjadi nanti kalau dia udah bisa lukai orang dia dianggap udah paling hebat di sana,” ucapnya.
Makanya, menurut Argo, berbagai pesan berantai kembali dimunculkan dengan sengaja pada saat ini untuk mengejar sensasi. Ia mencontohkan video viral seseorang lari dan orang membacok hingga meninggal dunia di Kwitang, Jakarta Pusat. Di mana pelakunya sudah ditangkap.
Kemudian perkelahian di tempat parkir yang disebutnya terjadi di Makassar dan sudah ditangani oleh kepolisian. Kemudian ada foto soal tangan putus yang kejadian pada 22 Februari 2019, viral beredar lagi. Ada pula foto diduga geng motor yang mengacungkan senjata tajam di jalan kolong (underpass). “Jadi berbagai kejadian ini sengaja dinaikan kembali agar viral,” ujar dia.
Hingga saat ini, sampai awal Mei, Argo mengaku belum mendapatkan laporan berkaitan dengan berbagai pesan “broadcast” yang menyesatkan di Jakarta. “Artinya broadcast yang menakutkan dengan harapan masyarakat resah itu tidak ada,” ucapnya.
Argo mengatakan, pihaknya berani menjamin Jakarta dalam keadaan kondusif dan mengharapkan masyarakat tidak perlu khawatir untuk datang atau beraltivitas di Jakarta. “Jangan khawatir. Tidak ada kegiatan menakutkan,” ujar Argo.
Apalagi patroli rutin sudah dilakukan Tim Khusus Anti-Bandit (Tekab). Patroli itu rutin berlangsung dari malam hingga menjelang subuh atau pagi hari. Meski demikian, Argo juga mengimbau warga untuk berhati-hati dan berperan serta dalam mencegah terjadinya tawuran.
“Ini jadi tantangan buat kita semua untuk kita bisa ngikis dari pada anggapan seperti itu. Mulai dari keluarga dan pranata sosial di masyarakat. Mulai dari RT/RW yang selama ini nggak peduli, nanti ada tetangga yang sedang asah alat besi yang dibiarkan selama ini, tolong tegur untuk apa dan sebagainya. Jadi kita saling peduli, saling ingatkan,” imbaunya.
Fakta lain yang ditemukan Tim HCC Kalbar, bahwa informasi serupa soal perekrutan gangster ini sudah beredar sejak Mei 2017 lalu. Beberapa postingan narasi dan video soal isu perekrutan gangster pada 2017, sebagai berikut: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=213291289181118&id=100015007443046 dan https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1340549046014371&id=100001778649651.
Kemudian, Polda Jatim pun mengeluarkan poster terkait informasi perekrutan gangster itu adalah hoaks. (oxa)