Pertama di Indonesia, Busana Melayu Kekinian Diluncurkan

Paduka, Angin Segar Industri Fashion Pontianak

PAKAIAN KHAS MELAYU. Para peraga busana sedang menampilkan pakaian khas Melayu, brand baru dari Paduka--Humas for RK

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Punggawa Band Govinda, Muhammad Irfan Hadari yang karib disala Ifan meluncurkan brand busana miliknya yang menggandeng desainer lokal berkelas internasional dari daerah asalnya Pontianak.

Peluncuran yang diberi Tajuk Senja Bersama Paduka ini merupakan soft launching produk brand busana daerah milik pemuda asal Pontianak ini.

Menurut Ifan, pemilihan busana lokal khas Melayu yakni Telok Belanga bukan tanpa sebab. Ia melihat perkembangan zaman saat ini membuat banyak yang melupakan pakaian khas daerah Melayu. Padahal dengan sedikit modifikasi, Telok Belanga bisa dipakai tak hanya di acara-acara resmi.

Ia menilai sudah saatnya menumbuhkan kecintaan masyarakat Pontianak pada budaya-budaya khas Melayu salah satunya melalui pakaian daerah. Ia mengaku senang karena peluncuran busana daerah kekinian ini menjadi yang pertama di Pontianak bahkan di Indonesia.

“Kami senang kalau bisa jadi pionir. Intinya kami ingin menumbuhkan kebanggaan saat menggunakan pakaian adat melayu. Desainnya kami modifikasi agar bisa dipakai kapanpun. Bahan yang kami pakai juga kualitas premium dan tentu saja dikemas dengan ciamik,” kata Ifan Govinda saat acara Soft Launching Paduka di Ballroom Anggrek Hotel Ibis Pontianak, Jumat (3/5).

Dikatakan Ifan, dalam memproduksi Telok Belanga Paduka, dia menggandeng desainer lokal yakni Ndastila. Kerjasama dengan brand lokal, kata dia, merupakan salah satu upaya mengembangkan usaha anak muda di Pontianak.

Saat ditanya tentang ciri khas Telok Belanga yang ia produksi, Ifan menyebut tak ada perbedaan mendasar. Namun ia memastikan motif khas Telok Belanga Paduka merupakan motif yang elegan serta nyaman dikenakan.

“Jadi Telok Belanga kami ini bisa dipakai di berbagai acara dan oleh siapa saja. Tak hanya orang Pontianak, tapi seluruh Indonesia bahkan negara serumpun seperti Malaysia dan Brunei,” jelasnya.

Sementara, CEO Ndastila, Walanda Siti Nurlaila mengatakan, kolaborasi ini menjadi momentum untuk kembali memperkenalkan berbagai macam busana khas Melayu kepada masyarakat.

Apalagi selama ini, baju kurung muslimah sudah sulit didapatkan. Ia mengatakan, target pemasaran produk kolaborasi ini juga akan merambah beberapa negara serumpun seperti Malaysia dan Brunai.

“Nanti setiap tahun kita akan keluarkan tema-tema khusus. Yang jelas kami ingin kembali mengangkat khazanah budaya Melayu melalui pakaian. Apalagi sekarang susah kan cari baju kurung, makanya itu kami produksi,” katanya.

Walanda Siti Nurlaila menyebut, untuk soft launching seri pertama ini ada 18 item pakaian yang diluncurkan ke pasaran. 18 item itu terdiri dari Telok Belanga dan Baju Kurung Muslimah.

Menurutnya, peluncuran ini diluar ekspektasi. Karena menjadi yang pertama di Indonesia, mengangkat khazanah budaya Melayu, namun dengan gaya kekinian, yang sangat cocok dengan millenial.

“Iya kita bersyukur sekali jika memang menjadi yang pertama melakukan hal ini. Karena kita tahu bahwa saat ini eranya industri kreatif yang dimulai dari lokal, dan dilakukan oleh anak muda,” pungkasnya.

Peluncuran brand ini dianggap sebagai angin segar bagi perkembangan fashion di Kota Pontianak. Desainer Senior Kalbar, Uke Tugimin mengatakan, langkah memodifikasi pakaian adat Telok Belanga menjadi pakaian yang lebih modern dan sesuai dengan kondisi zaman adalah inovasi yang tepat. Menurutnya, sudah saatnya generasi muda turut andil mempromosikan baju khas daerah dengan cara yang lebih kekinian.

“Saya pikir ini angin segar ya bagi produk loka. Apalagi Ndastila merupakan desainer lokal Pontianak yang sudah tak diragukan. Membawa pakaian khas Pontianak masuk ke sisi yang berbeda tentu inovasi yang baik,” kata Uke.

Saat ditanya bagaimana potensi pakaian Telok Belanga Paduka masuk ke pasar nasional, Uke mengaku optimis hal itu takkan terlalu sulit jika para desainer konsiten dan terus mempromosikan apa yang sudah dimulai.

Uke juga berharap, kemunculan Paduka ini bisa menginspirasi desainer-desainer lokal Pontianak untuk muncul dengan berbagai karya. Ia meyakini ada banyak bakat-bakat terpendam di industri fashion Pontianak.

“Semoga saja dengan ini banyak yang mau mulai memperkenalkan karyanya. Karena diakui atau tidak, fashion people di pontianak baru saja menggeliat. Butuh momen untuk membuat semua berkembang,” katanya.

Sementara itu, Ketua Indonesia Fashion Chamber Kota Pontianak, Arief mengatakan, perlu dukungan banyak pihak agar desainer lokal Pontianak mampu mengembangkan potensinya. Menurutnya, diperlukan sarana dan prasaran pendukung untuk memastikan karya para desainer mendapat tempat dan perhatian dari masyarakat khususnya Kota Pontianak.

“Saya berharap desainer lokal bisa bertahan dan menembus pasar fashion di pontianak. Sehingga bisa memotivasi desainer lain untuk juga mengeluarkan produk lainnya,” katanya. (oxa)