eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Program kesehatan yang disusun Dinas Kesehatan (Dinkes) di seluruh kabupaten/kota se-Kalbar mesti menyentuh dan melibatkan masyarakat secara langsung. Begitu penegasan para narasumber Rapat Koordinasi (Rakor) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kamis (2/5).
“Sehingga, program kesehatan itu tidak hanya program orang Puskesmas atau Dinas Kesehatan. Tetapi juga menjadi program masyarakat,” kata Plt Kepala Dinkes Provinsi Kalimantan Barat, Hary Agung Tjahyadi, diwawancarai usai membuka Rakor yang diadakan di Hotel Aston Pontianak.
Hary berharap, Rakor P2P menghasilkan pemikiran kreatif, serta mampu memunculkan inovasi, untuk membangun masyarakat sehat.
Ia menegaskan, Rakor Teknis P2P untuk penyakit yang menular, maupun yang tidak menular, sifatnya penting digelar. Tujuannya untuk menurun jumlah kasus.
Terutama untuk penyakit yang tidak menular, seperti pecah pembuluh darah akibat hipertensi, diabetes dan lain sebagainya.
Menurutnya, saat ini, kecendrungan peningkatan penyakit tidak menular tersebut lebih besar, dibanding penyakit menular. “Ketika penyakit menular menurun malah penyakit tidak menular justru meningkat,” sebutnya.
Ia pun menjelaskan, penyakit menular sangat erat hubungannya dengan masalah lingkungan. Sedangkan penyakit tidak menular, justru berkaitan dengan perilaku masyarakat. “Biasanya penyakit tidak menular ini timbul akibat kurang aktivitas, kurang konsumsi makanan bergizi, seperti sayur dan buah,” imbuhnya.
Menurutnya, untuk mencegah potensi-potensi penyakit agar tidak terjadi, baik yang bersifat menular ataupun tidak menular, tentu kembali ke prilaku hidup masyarakat sendiri. “Yang bisa merubah pola hidup sehat masyarakatnya sendiri. Tenaga kesehatan tugasnya hanya mengobati dan memfasilitasi pola hidup sehat,” pungkasnya.
Sementara itu, Dirjen Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantoro mengatakan, Rakor Teknis P2P itu fokus terhadap tiga hal. “Dari perogram pencegahan dan pengendalian penyakit itu, tiga hal yang menjadi prioritas. Penyakit tidak menular penyakit menular dan imunisasi,”katanya.
Menurutnya, upaya pengendalian penyakit terhadap tiga hal itu, di wilayah Kalbar memang belum maksimal. “Beberapa capaian pengendalian, belum menggembirakan,” sebutnya.
Karena itu, upaya pengendalian terhadap penyakit menular serta penyakit tidak menular, harus dilakukan melalui intervensi terhadap pencegahan potensi yang bisa memicu.
Namun secara umum kata dia, untuk kondisi kasus penyakit tidak menular serta penyakit mular di Kalbar, masih dalam kategori normal-normal saja. “Ngak ada yang cemas. Biasa-biasa aja. Tapi, kewaspadaan harus kita lakukan,” pungkasnya.
Laporan: Abdul Halikurrahman
Editor: Yuni Kurniyanto