eQuator.co.id – Jakarta-RK. Amnesty Internasional Amerika mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kedatangannya tiada lain untuk membantu mengungkap siapa pelaku penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior KPK Novel Baswedan. Mereka disambut langsung oleh Novel dan juga Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo.
“Kedatangan Manager Advokasi Amnesty International Asia Pasific Fransisco Bencosme datang langsung dari Amerika Serikat. Kedatangannya didampingi pihak Amnetsy Internasional Indonesia dalam rangka menanyakan perkembangan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan yang juga menjadi perhatian dunia internasional,” kata Ketua WP KPK Yudi Purnomo di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (26/4).
Yudi menjelaskan, kasus penyiraman air keras yang menimpa Novel Baswedan hanya satu dari banyak teror terhadap pimpinan dan pegawai lembaga antirasuah yang belum terpecahkan sampai saat ini. Pelaku-pelaku teror tersebut belum bisa ditangkap pihak kepolisian. Oleh karena itu, kedatangan Amnesty Internasional Amerika ke lembaga antirasuah untuk membawa kasus teror yang menimpa Novel kepada para pengambil kebijakan di Amerika Serikat. “Amnesty Internasional Amerika Serikat akan mencoba menjelaskan melalui jalur kongres terkait situasi yang dihadapi oleh KPK dan Novel Baswedan di Indonesia,” ucap Yudi.
Oleh karena itu, Yudi berharap kedatangan Amnesty Internasional Amerika ke KPK akan membawa babak baru penyelesaian kasus-kasus teror yang juga menimpa pimpinan dan Novel Baswedan. “Semoga ini mejadi babak baru dalam upaya pengungkapan kasus teror terhadap KPK, karena dunia internasional pun menaruh perhatian terhadap kasus Novel Baswedan. Sehingga pimpinan dan pegawai KPK bisa terus melakukan pemberantasan korupsi sesuai harapan masyarakat tanpa perlu takut terhadap teror,” tegas Yudi.
Sementara itu, koordinator muda Amnesty Internasional Indonesia Yansen Dinata mengajak masyarakat untuk terus mengawal kasus teror yang menimpa Novel. Hal ini agar pemerintah secara tegas dapat mengungkap siapa pelaku penyerangan teror terhadap Novel. “Masyarakat untuk terus ikut mengawal kasus Novel Baswedan dan tetap menyuarakan pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang independen di bawah mandat presiden agar ada keadilan yang nyata serta bersifat akuntabel,” ucap Yansen.
Lebih jauh, Yansen meminta masyarakat untuk terus menyuarakan dan menyebarluaskan petisi pembentukan TGPF. “Mengajak masyarakat untuk terus mendukung dan ikut menyebarkan petisi dukung pembentukan TGPF independen di change.org,” pungkasnya. (Jawa Pos/JPG)