Pemerintah Didesak Atasi Kenaikan Harga Tiket Pesawat

Ilustrasi : Internet

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Tingginya harga tiket pesawat yang kini terjadi khususnya rute domestik misalnya dari Pontianak, dinilai akan berpengaruh pada kunjungan wisatawan yang datang ke Kalimantan Barat ini.

Pihak eksekutif, pemangku kebijakan dan legislatif diminta duduk bersama segera menuntaskan hal tersebut. Sehingga keinginan pemerintah yang ingin menggerakkan pariwisata lebih luas dapat terwujud.

“Pemerintah harus bicara soal tiket mahal. Semestinya kalau masyarakat sudah ngomong harusnya ditanggapi baik eksekutif maupun legislatifnya. Sebab ini sangat berpengaruh, bagaimana orang mau datang kalau tiketnya mahal. Dan saat inilah yang sangat tepat pemerintah bicara,” ungkap Ketua DPD Association Of The Idonesia Tours and Travel Agencies (Asita) Kalbar, Nugroho Henray Eka Saputra, kemarin.

Henray mengatakan, akibat hal ini pihak industri jasa perjalanan mau tidak mau menjual tiket perjalanan luar negeri yang memang harganya lebih murah. Ketimbang menjual tiket pesawat domestik yang justru membuat anjlok pendapatan bisnis ini.

“Sebab sekarang untuk rute ke luar negeri jauh lebih murah ketimbang domestik. Ya mau tidak mau pelaku usaha yang bergerak di bidang ini menawarkan. Sebab usaha kita juga harus hidup, nah kalau pariwisata ingin didukung tentu pemerintah harus bergerak juga jangan mengandalkan dari pihak swasta saja,” jelasnya.

Begitu pula dengan promosi. Dikatakan Henray, untuk tujuan langsung dari dan ke Pontianak, perlu dilakukan di daerah-daerah yang rute ke provinsi ini. Hal ini juga untuk merangsang wisatawan agar dapat mengetahui informasi apa saja yang dapat diperoleh sehingga mampu menarik pengunjung untuk datang ke Kalbar.

“Sekarang misalnya ingin wisatawan datang ke Kalbar. Tentu promosi ke daerah perlu dilakukan. Terutama promosi ke daerah yang direct ke Kalbar. Misal Surabaya Yogyakarta ini harus kita buat,” jelasnya.

Sebelumnya, pengamat ekonomi Untan, Muhammad Fahmi mengutarakan kenaikan harga tiket pesawat domestik berpengaruh bagi kunjungan orang ke Pontianak.

“Kalau tujuan wisata tentu sangat berpengaruh sekali dengan harga tiket yang tinggi. Sebab diketahui wisata ini men-trigger pertumbuhan pengembangan UMKM,” jelasnya.

Artinya, kata Fahmi, semakin banyak wisatawan yang datang, tentu produk yang dibuat oleh industri ini akan terserap. Begitu juga sebaliknya, jika hanya sedikit yang datang maka produk yang terserap juga minim.

Menurut Fahmi, harga tiket yang tinggi antar kepulauan atau domestik adalah hal yang tidak masuk akal. Sementara rute ke luar negeri jauh lebih murah. Untuk itu, perlu dipikirkan secara komprehensif, sehingga hal tersebut tidak berdampak lebih jauh pada hal lainnya.

Fahmi menerangkan, pemerintah, maskapai dan semua pihak terkait perlu duduk bersama membahas persoalan ini.  Perlu ada pola bersama dalam menangani mahalnya harga tiket pesawat.

Terlebih, saat ini Pontianak khususnya Kalbar secara umum, memiliki Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang memenatau secara langsung kebutuhan pokok masyarakat, termasuk jasa transportasi.

“Harga tiket termasuk menjadi salah satu penyumbang inflasi. Seharusnya sudah kita pikirkan. Seperti untuk pesawat yang digunakan untuk rute dalam provinsi  misalnya tidak perlu dipakai pesawat besar, kalau ingin tidak mahal,” jelasnya.

Sektor transportasi udara pada medio awal Maret lalu menyumbang inflasi di Kota Pontianak.

“Memang untuk transportasi, khususnya angkutan udara ini sangat tinggi inflasinya dibandingkan dengan kelompok lain. Bisa dilihat sekarang harga tiket pesawat yang harganya tinggi sekali, tak heran ini jadi penumbang pertama,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar, Pitono.

 

Laporan : Nova Sari

Editor : Andriadi Perdana Putra