Pengelolaan Sampah Harus Inovatif

Aksi Pungut Sampah Mahasiswa Teknik Lingkungan Untan

PUNGUT SAMPAH Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura turun ke lapangan membersihkan sampah di kawasan perumahan warga di Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Pontianak Selatan, Minggu (31/3). Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Untan for Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Mengelola sampah memang harus serius. Apalagi di wilayah perkotaan. Sebab, sampah menjadi faktor ancaman yang dapat membuat tata kota menjadi kumuh, jika tak dikelola dengan baik.

Persoalan sampah kini menjadi perhatian nasional. Makanya, pemerintah menetapkan Hari Sampah dan Air Nasional setiap tanggal 21 Februari dan 22 Maret.

Memperingati Hari Sampah dan Air, Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura (Untan) menggelar Seminar Nasional, Sabtu (30/3).

Mengangkat tema ‘Kepedulian Kaum Milenial Terhadap Lingkungan.’ Kegiatan itu berlangsung di Aula Fakultas Teknik Untan. Salah satu pembicaranya adalah Wakil Dekan Fakultas Teknik Untan, Muhammad Yusuf ST M.T.

Menurut Yusuf, pengelolaan sampah mesti dilakukan dengan cara yang inovatif. Terutama pada sampah non organik. Di negara maju, kata dia, sampah non organik justru dimanfaatkan untuk hal yang berguna.

Begitu pula Luki Bressti, pembicara dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak mengatakan, instansinya kini telah melakukan beberapa kebijakan soal program edukasi dan pengelolaan limbah.

Sejumlah bank sampah kini  telah dibuat. Lewat bank sampah itu, akan dipilah mana sampah yang bisa dimanfaatkan dan mana yang harus dimusnahkan.

Di program edukasi, juga ada kegiatan lomba kebersihan yang rutin dilaksanakan di sekolah-sekolah. Menurutnya, mengelola sampah memang harus dimulai dari edukasi.

Sebab, pola hidup bersih dan menjaga lingkungan dari sampah mesti dibudayakan sejak dini. “Butuh waktu untuk mengubah pola konsumsi masyarakat, terutama terhadap sampah berbahan plastic,” katanya.

Saat ini, kaum milenial mulai berperan aktif membantu pemerintah membuat gerakan dalam mengelola sampah. Agar tak menjadi tumpukan yang bisa menimbulkan berbagai persoalan.

Sementara itu, Hafiz Waliyuddin, salah satu milenial yang sudah mulai melakukan aksi peduli terhadap pengelolaan sampah. Dia membuat aplikasi Angkuts. Aplikasi itu bisa didownload lewat playstore.

Ia menjelaskan, Angkuts merupakan aplikasi jasa angkutan sampah perumahan, perkotaan, restoran dan lainnya. Lewat aplikasi itu, warga bisa menggunakan jasanya untuk membuang sambah. Sehingga tak lagi berserakan.

Menurutnya, untuk menumbuhkan kedisiplinan agar tak membuang sampah sembarangan, memang harus dimulai dari diri sendiri. “Mulai dari dirimu sendiri dan rumahmu,” pungkasnya.

 

Laporan: Abdul Halikurrahman

Editor: Yuni Kurniyanto