1.200 Personel Siaga Amankan Pasokan Listrik Pemilu

AUDIENSI. Suasana audiensi PLN UIW Kalbar di Kantor KPU Kalbar, Rabu (27/3). Audiensi ini membahas persiapan pasokan listrik yang akan disuplai PLN menjelang Pemilu 2019. (Nova Sari-RK)

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Sedikitnya 1.200 personel layanan khusus dikerahkan PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Kalbar dalam perhelatan Pemilu pada 17 April mendatang. Pengerahan ini untuk menjamin kelancaran pesta demokrasi tersebut.

“Kami melakukan persiapan serta bekerja keras untuk menyukseskan perhelatan demokrasi di Indonesia khususnya di Kalbar, dan PLN berkomitmen penuh hadir menyukseskan agenda nasional ini,” ungkap GM PLN UIW Kalbar, Agung Murdifi saat melakukan audiensi ke KPU Kalbar, Rabu (27/3).

1.200 personel ini siaga dalam agenda di seluruh wilayah Kalbar. Di samping itu, pihaknya juga meminta masyarakat maupun instansi untuk bersama-s0ama menjaga sistem atau jaringan listrik di provinsi ini.

“Biasanya ada gangguan yang tidak bisa kami rencanakan seperti gangguan jaringan akibat pohon tumbang, tiang listrik tertabrak dan kemudian kami juga imbau agar bendera partai ditempatkan di tempat yang aman. Aman bagi jaringan, juga aman bagi masyarakat,” imbaunya.

Agung tak memungkiri, sampai sejauh ini, hal tersebut menjadi persoalan bagi jaringan kelistrikan di Kalbar. Misalnya tali kawat layangan yang merusak jaringan listrik.

“Jadi H+7 kami harapkan tidak ada gangguan layangan dan kita minta masyarakat agar tidak main layangan dekat jaringan, baik jaringan tinggi maupun rendah,” pesannya.

Agung menuturkan koordinasi bersama KPU Kalbar ini sangat penting. Mengingat KPU pasti banyak membutuhkan suplai daya dan keandalan listrik pada perhelatan besar itu.

“Audiensi ini kami dari PLN mengoordinasikan dengan KPU Kalbar, sebab banyak pula hal-hal secara internal atau instalasi yang harus dipersiapkan oleh KPU, jangan sampai suplai listrik ada tapi ada gangguan diinstalasi,” jelasnya.

Komisioner KPU Kalbar, Mujiyo menyambut baik dan mengapresiasi audiensi yang dilakukan oleh PLN ke KPU.

Menurut Mujiyo, koordinasi ini sangat penting. Terlebih saat ini khususnya Pemilu di tahun 2019 ini, KPU juga telah menggunakan teknologi sebagai sarana pada saat kegiatan berlangsung.

“Teknologi tidak akan jalan kalau tidak didukung oleh kelistrikan. Kelistrikan sangat penting dan vital, sebab salah satu persyaratan perhitungan suara harus suasana yang terang, maka dari itu PLN punya peran besar dalam hal ini,” ucapnya.

Penyediaan ribuan petugas pada perhelatan ini tentu patut diapresiasi. KPU juga mengingatkan peran masing-masing petugas dan masyakarat dalam keamanan listrik terutama saat Pemilu tersebut.

“Seperti instalatir PLN memang bertanggung jawab dari tiang listrik ke kilometer. Sedangkan dari kilometer ke dalam rumah atau instansi menjadi tanggung pemilik rumah atau kantor. Oleh karena itu pada saat pendirian awal, ada standar harus dipenuhi dalam pemasangan listrik,” paparnya.

Seiring berjalan waktu, kata Mujiyo tentu ada instalasi yang tidak kapabel lagi untuk menampung atau menyalurkan daya. Contohnya di KPU ada tiga pas beban menumpuk di satu pas.

“Walaupun beban suplai daya cukup kalau menumpuk akan timbul masalah kilometer jatuh,” pungkasnya. (ova)