eQuator.co.id– Kabupaten Sintang memiliki luas wilayah sekitar 900 ribu hektare, cukup potensi sebagai lahan pertanian. Hanya saja, berdasarkan data yang ada, jumlah luas lahan pertanian yang baru dimanfaatkan sebagai padi sawah, baru 7,700 hektare.
“Maka dari itu masih sulit menjadikan Sintang sebagai daerah swasembada beras,” ujar Jarot pada kegiatan Temu Wicara Panen Raya Padi Sawah, di Desa Tawang Sari, Kecamatan Sepauk, Selasa (5/2).
Ditambah lagi, masih banyak desa yang panen padinya hanya satu sampai dua kali dalam satu tahunnya. Walaupun ada beberapa Desa yang sudah mampu melakukan panen tiga kali per tahunnya.
“Ini kondisi frekuensi pertanian padi kita di Kabupaten Sintang. Bagaimana kita bisa swasembada beras,” tegas Jarot.
Ia juga menjelaskan, bahwa saat ini angka produktivitas nasioanal, rata-rata adalah 5 hingga 6 ton perhektar, sedangkan berdasarkan data panen padi di Kabupaten Sintang, hanya sekitar 2 hingga 3 ton perhektar.
”Masalah kita yakni kurang luas sawah yang ditanam, kurang sering ditanam, termasuk di Kelam dekat rumah kopi saya, tanam padinya hanya satu kali dalam satu tahunnya,” terangnya.
Dari itu Jarot berharap, dari kegiatan ini dapat memberikan semangat dan memotivasi kepada para petani padi, sehingga dapat mewujudkan Kabupaten Sintang sebagai daerah swasembada beras.
“Sehingga berdampak terhadap peningkatan perekonomian bagi masyarakat,” harapnya. (pul)