eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Tingginya harga tiket pesawat selain berdampak pada kunjungan wisatawan, juga memicu hilangnya pangsa pasar produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Beberapa waktu belakangan harga tiket pesawat terjadi kenaikan yang cukup signifikan, bahkan untuk rute Pontianak-Jakarta saja mencapai angka satu juta lebih.
Hal ini tentu sangat berpengaruh, utamanya bagi kunjungan ke Pontianak khususnya. Sebab dengan harga yang terlampau tinggi, tentu akan mengurungkan niat para pengunjung untuk datang ke provinsi ini baik dengan tujuan berwisata atau lainnya.
“Kalau tujuan wisata tentu sangat berpengaruh sekali dengan harga tiket yang tinggi, sebab diketahui wisata ini memantim pertumbuhan pengembangan usaha UMKM. Artinya semakin banyak wisatawan yang datang, tentu produk yang dibuat oleh industri ini akan terserap, begitu juga sebaliknya, kalau datangnya cuma sedikit produknya tidak terserap,” ungka Muhammad Fahmi, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tanjunglura, Senin (21/1).
Pengamat ekonomi ini mengutarakan, harga tiket yang tinggi antar kepulauan atau domestik hal yang tidak masuk akal. Sementara dengan rute ke luar negeri jauh lebih murah. Untuk itu, perlu dipikirkan secara komprehensif, sehingga hal tersebut tidak berdampak lebih jauh pada hal lainnya.
“Tiket naik, orang tidak mau datang, kemudian produk UMKM, handicraft, kuliner kita pangsa pasarnya hilang, seharusnya rantai ini tidak boleh terputus, sebab menjadi urat nadi kita, untuk itu perlu dipikirkan secara komprehensif,” tegasnya.
Dalam hal ini, sambung Fahmi, pemerintah perlu duduk bersama dengan semua pihak terkait. Baik itu dari maskapai penerbangan, perusahaan angkutan bus untuk membuat sebuah pola bersama.
Terlebih saat ini Pontianak khususnya Kalbar secara umum, memiliki Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang memantau secara langsung kebutuhan pokok masyarakat, termasuk jasa transportasi.
“Harga tiket termasuk menjadi salah satu penyumbang inflasi, seharusnya sudah kita pikirkan. Seperti untuk pesawat yang digunakan untuk rute dalam provinsi misalnya tidak perlu dipakai pesawat besar kalau ingin tidak mahal. Sehingga harga tidak gila-gilaan seperti ini,” jelasnya.
Selain itu ujar Fahmi, belum lagi harga hotel yang naik, ini juga perlu dipikirkan bersama. Sehingga target yang ingin dicapai untuk mendatangkan wisatawan dapat terwujud. (ova