Jembatan Sungai Katap Dibangun Seadanya

Pasca-Ambruk dan Hanyut Diterjang Banjir

DIBANGUN SEADANYA. Jembatan sungai Katap yang dibangun masyarakat seadanya secara swadaya di Desa Bungkong Baru, Sepauk, Sintang, kemarin. Warga for RK

eQuator.co.id – SINTANG-RK. Hingga saat ini, jembatan sungai Katap di Desa Bungkong Baru Kecamatan Sepauk, belum ada tindak lanjut penanganan dari Pemerintah Kabupaten Sintang pasca-ambruk dan hanyut diterjang banjir pada 2 November 2018. Padahal, jembatan tersebut akses penting masyarakat setempat.

Jembatan sepanjang 30 meter tersebut sebelumnya dibangun di tahun 2016. Menjadi satu-satunya akses bagi 100 kepala keluarga Desa Bungkong Baru menuju ibu kota Kecamatan Sepauk. Kondisi jembatan saat ini hanya bisa dilewati pejalan kaki dan kendaraan roda dua. Pasalnya, masyarakat setempat membangun kembali jembatan itu dengan menggunakan bahan material seadanya secara swadaya.

Kades Bungkong Baru, Mesir, berharap Pemkab Sintang supaya segera membangun kembali jembatan tersebut. Jembatan sungai Katap sangat penting dan dibutuhkan bagi masyarakat lantaran menghubungkan tiga desa.

“Jadi kami mohon segera ada perhatian dari pemerintah. Saya baik secara pribadi maupun mewakili masyarakat, meminta kepada pemerintah daerah untuk segera membangun kembali jembatan itu,” pinta Mesir, Jumat (4/1).

Terpisah, Anggota DPRD Sintang Dapil Sepauk-Tempunak, Kusnadi mendorong pemerintah segera mewujudkan keinginan masyarakat agar jembatan tersebut segera diperbaiki. Pihaknya pun berupaya mendorong pemerintah daerah untuk segera membangun kembali jembatan itu. “Karena kondisinya hanya kendaraan roda dua dan pejalan kaki saja yang bisa lewat,” ucap Kusnadi.

Sebelumnya, Bupati Sintang Jarot Winarno menegaskan, pemerintah daerah sudah menindaklanjuti jembatan sungai Katap yang ambruk dan hanyut diterjang banjir itu. “Udah-udah, melalui dana tanggap darurat. Udah di ACC, mulai kerja. Sungai Katap dan jembatan Kupan Jaya yang berlobang,” kata Jarot usai rapat paripurna di DPRD Sintang beberapa waktu lalu.

 

Laporan: Saiful Fuat

Editor: Arman Hairiadi