eQuator.co.id – Kubu Raya-RK. Baru saja tahun baru, tetapi perbuatan pada tahun sebelumnya masih tetap terjadi. Salah satunya, perbuatan penyebaran informasi palsu atau bohong yang lebih dikenal dengan kata ‘hoaks’. Tak hanya di tingkat nasional, hoaks juga terjadi di tingkat kecamatan.
Ya, seperti yang terjadi di Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya. Rabu (2/1) malam, petugas pemadam kebakaran (damkar) se-Kota Pontianak dan Kubu Raya dikerjakan oleh informasi palsu itu. Mereka dibuat jengkel dan geram dengan informasi yang menyebutkan bahwa ada kebakaran di wilayah Kubu Raya.
Seperti yang dirasakan oleh petugas damkar Mitra Bhakti yang bermarkas di Jalan Siam, Gajah Mada, Pontianak Selatan. “Lagi lagi kami dikerjakan oleh oknum warga yang tak bertanggungjawab. Rabu malam kami dapat informasikebakaran di Rasau Jaya, Kubu Raya,” cerita salah seorang petugas damkar Mitra Bhakti, Muhammad Agi kepada Rakyat Kalbar, Kamis (3/1).
Informasi tersebut, kata Agi, langsung direspon dengan cepat. Sebab, menurut dia, hal itu menyangkut bencana yang perlu penanganan cepat dan nasib orang banyak. Karena itu, tanpa ragu, petugas damkar Mitra Bhakti dan sejumlah petugas damkar lainnya dengan semangat sosial dan kompak meluncur ke lokasi kebakaran yang disebutkan tersjadi Rasau Jaya. Mereka dengan sigap meskipun sudah larut malam.
“Rupanya, samapai di lokasi informasi kebakaran tersebut adalah hoaks. Tidak ada kejadian kebakaran sama sekali di sana,” ujar dia.
Ia mengenang, awalnya informasi kebakaran di Rasau Jaya itu diterimanya dari seorang warga yang menghubungi call centre Posko Damkar Mitra Bhakti, sekitar pukul 23.18 Wib.
Kebetulan, saat itu Agi sendiri yang mengangkat sambungan telepon tersebut. Menurutnya, orang yang menghubungi itu seorang laki-laki. Jika mendengar suaranya. “Dia mengatakan ada kebakaran di Rasau Jaya. Dia bilang, cepat bang, cepat bang. Seperti panik,” kata Agi.
Nah, mendengar gelagat si pemberi informasi yang seperti menyakinkan itu, Agi pun langsung memberi respon tanpa ragu dan curiga. “Saya bertanya di mana lokasi tepat kebakaran itu terjadi. Katanya, dekat Indomaret Rasau,” kisah Agi.
Setelah itu, sambung Agi, orang tersebut kembali mendesak agar petugas damkar berangkat sesegera mungkin. “Tolong bang cepat. Api sudah besar,” kata Agi menirukan.
Karena dianggap sudah darurat, Agi pun menyampaikan informasi tersebut ke grup WhatsApp komunitas ‘Damkar Pontianak’. “Kami dari Mitra Bhakti dan petugas damkar Siaga serta beberapa petugas kebakaran yang ada di Kubu Raya langsung turun ke lokasi,” ucapnya.
Namun, saat sampai di lokasi yang diinformasikan itu, kata Agi, tidak ada tanda-tanda kejadian kebakaran. Walaupun hanya percikan. “Kami sampai di Rasau itu sekitar jam 12 malam. Kami mutar-mutar. Sampai masuk ke Skunder C di SMP 3, ke pelabuhan. Namun juga tidak ada,” katanya.
Disaat itulah, kata dia, beberapa unit mobil damkar ada yang mengalami mogok, karena bocor ban. Bahkan ada yang amblas. Petugas damkar yang termakan informasi hoaks tersebut pun kesal bukan kepalang. “Saya berharap penyebar informasi bohong ini ditindak. Karena merugikan sekali,” harapnya.
Sahrunizam yang juga petugas damkar Mitra Bhakti mengaku, dalam sepekan ini pihaknya sudah empat kali mendapat informasi bohong soal kejadian kebakaran. “Yang pertama, kita dapat informasi kebakaran di kawasan Perdana. Sekali dicek tidak ada. Kemudian ada juga di belakang Bank Kalbar, Jalan Juanda. Dicek juga nihil. Terus di Selat Panjang dan terkahir Rasau Jaya tadi malam itu,” katanya.
Menurutnya, orang iseng yang menyampaikan informasi palsu soal kejadian kebakaran tersebut sepintas memang sangat meyakinkan. “Rata-rata, mereka menghubungi telepon posko saat malam hari,” ujarnya.
Meski tak ada kebakaran, namun informasi bohong soal kebakaran saja tentu membuat rugi bagi warga sekitar lokasi yang diisukan terjadi kebakaran. Pasalnya, disaat semua orang sedang istirahat, mereka terbangun karena mendengar sirine mobil damkar. Apalagi bagi warga yang mudah panik. Tentu hal ini membuat kesal.
“Saya sudah tidur, tiba-tiba terbangun dengarkan suara sirine mobil pemadam kebakaran. Suaranya nyaring sekali, saya pikir dekat rumah yang kebarakan. Ya, saya bangun dan memastikannya,” jelas Dewi Yulian Putri.
Saking penasarannya, perempuan 25 tahun ini mengecek semua media sosial dan mengontak semua kerabatnya. “Di facebook juga pada heboh dan banyak bertanya. Apalagi ada yang posting foto kebakaran. Eh, saya tahunya itu hoaks ketika ada netijen memberikan informasi bahwa foto kebakaran yang beredar itu merupakan kejadian di lokasi lain pada 2014 silam,” katanya.
Wirie, sapaan akrab warga Rasau Jaya Umum ini berharap kepolisian segera menindak pelaku penyebar hoaks. Tak hanya soal kebakaran, tapi semua informasi bohong. “Semoga Pak Polisi segera mengungkapnya. Karena, hoaks membuat kami resah. Saya juga berharap ada lembaga atau komunitas yang mau mengajarkan masyarakat tentang mendeteksi dan tangkal hoaks. Karena kemarin saja banyak orang di facebook saya menyebarkan hoaks,” harapnya.
Terpisah, Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Muhammad Nasir Anwar memastikan pihaknya akan menyelidiki pelaku yang sudah menyebarkan informasi bohong terkait kebakaran di Rasau Jaya maupun kejadian lainnya.
Sebab, bagaimanapun juga, perbuatan itu bedampak kerugian materil dan tenaga bagi petugas damkar yang selama ini telah bekerja sosial membantu memadamkan api.
“Kami sudah perintahkan anggota Reskrim melakukan penyelidikan. Ini perlu direspon untuk pelajaran dan efek jera kepada oknum masyarakat yang main-main memberikan informasi bohong kepada petugas damkar atau informasi bohong lainnya,” tegas Anwar.
Secara pribadi ia mengapresiasi kesiapsiagaan petugas damkar yang rela menempuh perjalanan jauh hanya untuk membantu masyarakat yang mengalami musibah. Karena itu, ia sangat menyayangkan tindakan oknum-oknum masyarakat yang sudah memberikan informasi bohong tersebut kepada petugas damkar.
“Kami tidak ingin kedepannya dengan kejadian ini, petugas damkar kecewa. Sehingga jika ada kejadian kebakaran yang sungguhan petugas damkar responnya tidak cepat lagi. Oleh sebab itu, kami harapkan tolong jangan main-main memberikan informasi kebakaran kepada damkar,” imbaunya.
Sebagaimana diketahui, sedari dulu yayasan-yayasan damkar memang kerap dikerjakan oleh oknum masyarakat dengan informasi-informasi kebakaran palsu. Karena itu, Anwar pun menilai, untuk mempermudah melacak oknum-oknum nakal tersebut maka kedepannya perlu dibangun sistem sinergitas antara unit damkar dengan pihak jaringan telekomunikasi. “Supaya telepon yang masuk dapat di-record, untuk mudahkan menelusuri oknum-oknum nakal tersebut,” katanya.
Ia menegaskan, dalam Undang-undang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) Pasal 28 ayat 1, menyebutkan, penyebar informasi bohong bisa dikenakan pidana selama enam tahun dengan denda Rp6 miliar.
“Jadi, cukup berat ancamannya. Karena itu masyarakat harus lebih berhati-hati. Jangan bermain-main terhadap laporan palsu. Apalagi menyebarkan informasi bohong di media sosial,” pungkasnya.
Laporan: Abdul Halikurrahman
Editor: Ocsya Ade CP