Balitbangtan Terapkan Konservasi Durian Lokal

ilustrasi : internet

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Plasma nutfah tanaman durian saat ini terancam punah akibat beberapa kegiatan yang dilakukan manusia. Untuk itu diperlukan usaha konservasi Sumber Daya Genetik (SDG) lokal, khususnya durian.

Kalbar merupakan salah satu dari mega biodiversitas Indonesia. Dikaruniai plasma nutfah tanaman durian yang sangat kaya dan beragam. Umumnya tanaman durian tumbuh di hutan.

Dari inventarisasi dan eksplorasi yang pernah dilakukan, tanaman durian terbaik di Kalbar berada di Kabupaten Sanggau, Kubu Raya dan Bengkayang. “Namun tanaman ini terancam tererosi,” ujar Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Kalbar, Heronimus Hero, Rabu (26/12).

Kegiatan penebangan pohon durian untuk bahan bangunan, konversi lahan untuk perkebunan sawit, perumahan, infrastruktur, dan lain-lain menyebabkan tanaman ini semakin berkurang. belum lagi akibat usia pohon yang tua atau tersambar petir. Untuk itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melakukan upaya penerapan konservasi durian lokal. Tujuannya untuk mempertahankan keberadaan plasma nutfah yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

“Sebagian besar kabupaten/kota belum memahami dengan baik fungsi dan pentingnya plasma nutfah ini, sehingga hal ini jugalah yang menyebabkan terancamnya komoditas ini,” ungkapnya.

Dengan melimpahnya durian, SDG Lokal harus dilindungi baik secara fisik melalui konservasi. Baik secara in-situ atau upaya mempertahankan kelestarian durian pada habitat asalnya.

“Atau dengan cara ex-situ dengan mempertimbangkan kelestarian durian di luar habitat asalnya dengan membentuk kebun koleksi,” jelasnya.

Hero menyebutkan, SDG juga merupakan hal penting untuk segera didaftarkan di kantor Pusat Perlindungannya Varietas Tanaman dan Perizinan  Pertanian (PPVTPP) Kementerian Pertanian. Sehingga jika durian lokal ini digunakan untuk menghasilkan Varietas Turunan Esensial (VTE), maka Pemda dapat mengatur imbalan bagi masyarakat pemilik asal varietas. Diperoleh dari varietas turunan esensial yang bahan dasarnya varietas lokal.

“Artinya SDG Lokal harus dimanfaatkan dan dikembangkan secara ekonomi untuk mendukung program ketahanan pangan masyarakat dan kesejahteraan petani,” pungkasnya. (nov)