eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. PLN berkomitmen meningkatkan rasio desa berlistrik di Kalbar. Mengingat listrik semakin menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
Nyaris seluruh aktivitas sehari-hari bergantung dengan keberadaan energi listrik. Energi listrik juga menjadi salah satu faktor utama mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Tak hanya di kota-kota besar, tapi juga pelosok desa.
Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UPPK) PLN Unit Induk Wilayah Kalbar bertugas melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta pemeriksaan terhadap pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Khususnya pada pembangunan perluasan jaringan tegangan menengah, jaringan tegangan rendah dan gardu distribusi guna meningkatkan rasio desa berlistrik di Kalbar.
“Proses pelaksanaan proyek ketenagalistrikan tersebut berawal dari survei ke lokasi desa yang sebelumnya telah melewati verifikasi untuk diusulkan dan disampaikan ke Kantor Unit Induk Wilayah Kalbar yang kemudian diteruskan kepada Kantor Pusat PT PLN (Persero) di Jakarta,” terang Manajer UPPK Kalbar, Gurit Bagaskoro dalam keterangan tertulisnya, Rabu (19/12).
Diakuinya, terdapat berbagai kendala dalam pelaksanaan proyek-proyek ketenagalistrikan di Kalbar, terutama saat pembangunan perluasan jaringan. Seperti infrastruktur akses menuju ke lokasi pembangunan, banyaknya kerusakan jalan dan jembatan. Bahkan pada beberapa lokasi tidak bisa ditempuh dengan jalur darat.
“Hal ini menyebabkan sulitnya mobilisasi material yang akan menghambat proses pembangunan jaringan listrik,” jelasnya.
Gurit mengatakan, ada beberapa lokasi pedesaan yang memang sulit dijangkau. Sehingga di sana kurang dimungkinkan untuk dibangun jaringan listrik. Di samping itu, ketersediaan pasokan listrik untuk menjangkau lokasi desa. “Sehingga diperlukannya perencanaan serta pengawasan ekstra pada lokasi yang terlampau jauh tersebut,” tuturnya.
Selain itu, masih banyak masyarakat yang enggan memangkas dan menebang tanam atau pohon miliknya. Ini juga menjadi kendala saat pemasangan beberapa material. Akibatnya berujung tidak dapat beroperasinya jaringan yang dibangun.
Lambatnya kinerja vendor penyedia material dan jasa konstruksi dalam melakukan pembangunan jaringan listrik juga jadi kendala. Lantaran lebih kepada kekurangan tenaga kerja di sisi penyedia. “Faktor cuaca juga tidak bisa dipandang sebelah mata, karena cukup menjadi kendala pada mobilisasi dan pembangunan, terlebih pada kondisi lokasi yang minim infrastruktur jalan,” paparnya.
Berdasarkan data statistik yang dimiliki UPPK Kalbar, diawal tahun 2018 terdapat 2130 desa di Kalbar. Dari total desa tersebut, terdapat 1.505 yang sudah berlistrik. Sisanya 625 desa belum sama sekali menikmati listrik PLN.
“Ada beberapa desa diantara secara swadaya membangun PLTMH berskala kecil serta memanfaatkan solar cell (energy matahari) untuk memenuhi kebutuhan penerangan di rumahnya masing-masing,” ungkapnya.
Di sepanjang tahun ini, UPPK Kalbar telah berhasil melakukan penyalaan 8 desa untuk proyek yang dilaksanakan ditahun 2016. Kemudian penyalaan 6 dusun dan 13 desa untuk proyek yang dilaksankan ditahun 2017. Sementara untuk proyek ditahun 2018 sendiri direncanakan sebanyak 12 desa.
“Dari total 12 desa yang kami rencanakan, saat ini sudah ada 6 desa yang sudah 100 persen selesai dilaksanakan proses pembangunan dan perluasan jaringan listriknya. Sisanya diperkirakan akhir Desember ini seluruhnya akan rampung,” terangnya.
Tahun 2018, pihaknya telah membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 66,65 kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 34,5 kms dan gardu distribusi sebanyak 22 unit dengan total kapasitas sebesar 1.500 kVA. “Dengan pembangunan dan perluasan jaringan tersebut diharapkan dapat melistriki sekitar 1.757 pelanggan,” harapnya.
Terkait rencana Rasio Elektrifikasi PLN (RE) PLN di Kalbar menjadi 100 persen. Upaya-upaya yang telah dilakukan PLN Kalbar, sesuai Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2018-2022 PLN Unit Induk Wilayah Kalbar, Rasio Elektrifikasi (RE) PLN Kalbar direncanakan tercapai 100 persen pada tahun 2021. Dimana sampai dengan November 2018 RE Kalbar sudah mencapai angka 86,24 persen.
“Untuk mencapai RE Kalbar 100 persen, PLN Unit Induk Wilayah Kalbar sudah melakukan beberapa upaya. Diantaranya melalui percepatan pembangunan jaringan distribusi ke lokasi-lokasi yang belum terdapat jaringan PLN, sehingga tersambung dengan jaringan eksisting PLN,” tuturnya.
PLN juga melakukan koordinasi dengan pemerintah dan instansi terkait baik di tingkat provinsi maupun daerah dalam mendukung program percepatan pembangunan jaringan distribusi. Kemudian memetakan potensi excess power dari Pabrik Kelapa Sawit. Pihaknya telah melakukan survei langsung ke PKS sebanyak 41 lokasi yang tersebar di seluruh wilayah Kalbar.
“Serta memetakan potensi SDA setempat sebagai sumber daya alternatif dalam melistriki lokasi yang sulit dijangkau oleh jaringan PLN,” pungkasnya. (nov)