Pembantaian Pekerja di Yigi Papua Gara-gara Uang?

Evakuasi jenazah kekejaman KKB di Papua (Cendrawasih Post/ Jawa Pos Group)

eQuator.co.id – Pembunuhan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata Separatis (KKSB) terhadap pekerja PT. Istaka Karya diduga karena uang. Hal itu seakan diamini Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi.

Kata dia, memang kerap kali KKB ‘memalak’ perusahaan guna kelancaran konstruksi yang tengah dikerjakan. “Bisa saja itu terjadi karena memang itu yang sering dilakukan selama ini,” ujarnya saat dihubungi JasaPos.com, Minggu (16/12).

Mereka sering menghentikan pekerjaan hingga jumlah uang yang diminta diberikan para kontraktor itu. Jumlahnya tak tanggung-tanggung, bukan jutaan melainkan bilangan miliar.

Tak jarang, tokoh adat menjadi mediator untuk melakukan negosiasi ‘pemalakan’ ini. “Memalang pembangunan jalan, minta sekian miliar kita harus negosiasi,” ungkapnya.

Aidi bahkan mengatakan, sebelum terjadi pembantaian terhadap pekerja Istaka Karya, KKB juga meminta sejumlah uang dan hasil bumi, termasuk kepada masyarakat sekitar. Uang dan hasil bumi tersebut dipakai untuk merayakan peringatan hari jadi OPM pada 1 Desember kemarin.

“Kemarin para pekerja dipalakkin dulu dalam rangka upacara ulang tahun KKSB. Setelah dimintai uang dibantai juga,” kesal Aidi.

Adanya kabar pemalakan itu diketahui dari pengakuan korban yang selamat dari perisitiwa memilukan pada awal Desember lalu. ‘Mereka dimintai uang bahkan warga disuruh nyumbang babi, nyumbang ubi. Kan tidak mungkin mereka punya dan tidak mungkin mereka beli,” bebernya.

Ya, KKSB kata Aidi adalah pengangguran. Mereka hidup dari hasil memeras, merampok, dan mengambil hasil pertanian warga. Para perusahaan atau kontraktor menjadi ladang penghasilan mereka.

Namun dugaan-dugaan itu memang harus dibuktikan. Kepolisian kata Aidi, tengah melakukan penyelidikan berdasarkan keterangan para saksi mata yang masih hidup.

“Ada motif itu tapi pihak kepolisian yanv lakukan penyelidikan lebih lanjut, penyelidikan polisi. “Tapi itu bisa terjadi. Contohnya dulu PT Modern dibantai karena minta uang dibantai,” pungkas Aidi. (JawaPos.com/JPG)