Pernikahan Dini, Sambas Tertinggi se-Kalbar

Tingkatkan Peran Orangtua Cegah ‘Kecelakaan’

GENRE CERIA. Wakil Gubernur Kalbar Drs H Ria Norsan MM MH dan Wakil Bupati Sambas Hj Hairiah SH MH foto bersama Ketua DPRD Sambas Ir Arifidiar MH, Ketua TP PKK Kabupaten Sambas Hj Lusyana Kosasih Atbah, Kepala BKKBN Provinsi Kalbar dan perwakilan BKKBN Pusat usai acara pembukaan Sosialisasi Genre Ceria, Kamis (13/12) di halaman Istana Alwatzikoebillah Sambas. Sairi/Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – Sambas-RK. BKKBN Provinsi Kalbar memilih Kabupaten Sambas untuk menggelar Sosialisasi Generasi Berencana (Genre) Ceria 2018, Kamis (13/12). Kegiatan di halaman Istana Alwatzikoebillah Sambas itu diharapkan memotivasi peran orangtua mencegah ‘kecelakaan’ (hamil diluar nikah). Sehingga menurunkan angka pernikahan dini di Sambas yang saat ini tertinggi se-Kalbar.

“Harapan kita kedepan, angka pernikahan dini di Kabupaten Sambas yang saat ini tertinggi se-Kalbar bias diturunkan. Kita juga berharap meningkatkan kontribusi yang sangat baik kepada masyarakat Kabupaten Sambas, agar sadar dan peran besar untuk menyukseskan program KB,” ungkap Wakil Gubernur Kalbar, Drs H Ria Norsan MM MH dihadapan anak sekolah dan mahasiswa yang mengikuti Sosialisasi Genre Ceria 2018.

Ria Norsan mengapresiasi BKKBN Provinsi Kalbar dan Pemkab Sambas dengan menggelar kegiatan ini di Kabupaten Sambas. “Saya sangat mengapresiasi  kepada BKKBN Kalimantan Barat, dan juga berterima kasih kepada Pemkab Sambas yang diwakili oleh ibu Wakil Bupati yang telah memberikan tempat untuk kegiatan ini,” ucapnya.

Ditempat yang sama, Wakil Bupati Sambas, Hj Hairiah SH MH juga mengapresiasi BKKBN dan Pemerintah Provinsi Kalbar, karena telah memilih Kabupaten Sambas untuk acara Sosialisasi Genre Ceria Tahun 2018. “Saya melihat melihat antusias anak dan remaja dalam sosialisasi sangat baik. Diharapkan mereka juga memberikan informasi kepada masyarakat dan orang terdekat dan lewat media yang mereka miliki, sehingga kampanye tentang genre itu bisa tersampaikan lewat siapa saja, baik secara langsung maupun lewat media,” katanya.

Hairiah menegaskan, untuk menekan angka pernikahan dini di Kabupaten Sambas, Pemkab selalu bekerjasama dengan masyarakat dengan membuat kegiatan yang melibatkan banyak pihak. “Orang tua juga harus selalu sigap dalam menjaga pergaulan anak-anaknya, karena banyak kasus yang dijumpai bahwa indikasi pernikahan dini karena ‘kecelakaan’ atau hamil diluar nikah,” jelasnya.

Untuk itu, tegas Hairiah, peran dari orang tua dalam ketahanan keluarga harus diintervensi dalam berbagai program. “Pak Bupati juga membentuk Program Pekat yang selalu mengidentifikasi masalah ada di wilayah-wilayah di Kabupaten Sambas. Sehingga dapat diketahui bahwa pernikahan dini ini berdampak pada tingkat penceraian yang juga tinggi,” paparnya.

 

Reporter: Sairi

Editor: Yuni Kurniyanto‎