eQuator – Ketapang-RK. Hujan akhirnya mengguyur beberapa desa di kecamatan Matan Hilir Selatan. Petani mulai terlihat sibuk menanam benih padi di lahan sawah masing-masing.
Triyoda salah seorang petani asal desa Sungai Pelang mengaku sejak dua bulan lalu mempersiapkan lahannya. Namun karena sawah mereka mengandalkan sawah tadah
hujan baru kali ini mereka membajak sawahnya.
“Kemarau yang berkepanjangan ini memang menjadikan jadwal tanam mudur
beberapa bulan, karena itu para petani bergegas untuk menyelesaikan lahannya saat hujan mulai turun ini,” katanya, Minggu (15/11).
Sementara petani lainya H .Jamsi, mengaku sudah menyiapkan sawahnya tanpa menunggu hujan turun, karena sumur pantek miliknya kini dimanfatkan untuk mengebor air agar jadwal tanam tidak terlambat.
Menurutnya keberadaan sumur pantek ini memang diperlukan saat hujan belum turun. Setelah hujan turun sumur dihentikan. “Memang diperlukan biaya tambahan, selain biaya alat juga biaya BBM solar yang cukup tinggi,” ujarnya.
Jadwal tanam yang bergeser akibat kemarau diakui Widodo, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) desa Sungai Pelang. Karena itu ia menyarankan para petani menggunakan benih unggul yang umurnya pendek, sehingga waktu tanam dapat terkejar.
Ia berharap dengan memanfaatkan sisa waktu petani dapat menanam kembali untuk musim kedua gadu pada bulan Februari atau Maret. Keuntungan lain saat usai kemarau panjang ini biasanya petani dapat lebih luas menanam padi, karena waktunya panjang dan biasanya hama
berkurang. “Terpenting lahan yang asam menjadi lebih netral,”pungkasnya.(Jay)