Keberadaan Polisi di Tempat Sepi Dinilai Masih Minim

Didi: Sudah Meningkatkan Patroli, Memasang CCTV dan Kerjasama dengan Pemerintah

ilustrasi. net

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Rasa aman sejatinya dibutuhkan oleh masyarakat kapan dan dimana pun berada. Makanya, keberadaan aparat kepolisian di tempat sepi sangat diperlukan. Selama ini, hal tersebut dirasa kurang. Sebagaimana yang diungkapkan, Ketua Tim Survei Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Dr. Herry Sujaini, ST. MT.

Ia mengatakan, berdasarkan hasil riset Tim Survei Untan soal kinerja Polri di Kalbar, secara umum cukup baik. Namun masih ada kinerja yang harus diperbaiki oleh kepolisian di daerah ini.

“Aspek yang kurang baik itu artinya penilaian lebih rendah dari lainnya. Terutama keberadaan polisi di tempat sepi. Hampir seluruh tempat yang kami survei itu sama, rasa keamanan di tempat sepi masih sangat kurang. Sedangkan di tempat keramaian sudah cukup baik,” kata Herry usai pemaparan hasil riset timnya di Hotel Orchardz, Jalan Perdana, Rabu (5/12) siang.

Ia menyebutkan, latar belakang survei ini karena Polri membutuhkan dukungan legitimasi publik dalam menjalankan perannya. Kepuasan masyarakat dipengaruhi berbagai faktor. Diantaranya pengalaman langsung dan informasi dari media. Metode survei kuantatif ‘Face to Face Interview’, wawancara langsung di lapangan. Penentuan responden dilakukan secara acak diantara masyarakat yang mempunyai pengalaman dengan kepolisian.

Sebanyak 434 responden di lima Polres yakni Polres Ketapang (Pantai/Pedalaman), Singkawang (Pantai/Multikultural), Sambas (Pantai/Konflik/Pedalaman), Sanggau (Perbatasan/pedalaman) dan Polres Pontianak (Perkotaan).

Dalam riser ini, ada delapan anggota tim survei yang bergelut di dalamnya. Diantaranya; Dr. Hermansyah, SH, M.Hum; Dr Syf. Ema Rahmaniah, MSc; Heriyadi, SE, Phd

Kembali Herry menjelaskan, empat aspek yang menjadi penilaian pada survei ini yakni hukum, kamtibmas, pelayanan dan trust (kepercayaan). Diantara empat aspek itu, yang paling tinggi pelayanan dan kepercayaan, soal kerjujuran dan keterbukaan.

“Pelayanan yang masih kurang adalah dalam segi ketepatan atau kecepatan waktu untuk pemrosesan izin dan lainnya,” tutur dia.

Sementara itu, penanggung jawab tim survei ini, Dr. Aswandi mengatakan, Korea melejit maju mengalahkan Indonesia yang lebih dulu merdeka. Karena sejak awal kemerdekaan, Korea melakukan pembangunan berbasis riset atau data.

“Sementara kita tidak. Jadi begitu Pak Kapolda ingin membangun kepolisian yang lebih baik, kami langsung mendukung,” ucap dia.

Lanjut Aswandi, banyak bukti di berbagai negara pembangunan yang berbasis riset atau data, pasti pembangunannya lebih baik dan membuat perubahan-perubahan. Menurut dia, hal ini juga harus bisa dilakukan oleh Polda di seluruh Indonesia.

“Sementara negara yang tidak melakukan perubahan yaitu salah satu sebab utamanya adalah pembangunan atau kebijakan tidak berbasis riset,” ujar Aswandi.

Menurut dia, semua instansi harus melakukan hal yang sama demi membangun kinerja yang lebih baik lagi. Dan survei ini sangat berani. Jika hasil surveinya tidak baik, merupakan suatu resiko.

“Tapi karena ingin membangun kepolisian yang berkualitas, ya kita menyambut baik. Dan itu sangat nge-link dengan perguruan tinggi sebagai lembaga yang ingin membangun peradapan yang lebih baik,” terangnya.

Aswandi menyatakan, tidak ada kompromi dalam hal riset. Hal ini pun selalu diingatkan kepada tim survei. Sebab kata dia, pihaknya tidak boleh berbuat sekadar untuk menyenangkan orang saja dalam survei.

“Ini riset, kalau riset ini dilakukan dengan cara berkompromi hanya untuk membagus-baguskan, saya stop riset ini. Saya tidak mau ini diteruskan,” tutupnya.

Menanggapi nilai terendah keberadaan polisi di tempat sepi, Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono mengatakan, provinsi Kalbar adalah terluas ke empat di Indonesia dan memiliki ribuan desa. Pihaknya telah memetakan ada wilayah perkotaan dan pedesaan. Setidaknya sudah meningkatkan patroli, memasang CCTV dan melakukan kerjasama dengan Pemda setempat.

“Untuk lebih lanjut apa yang rekomendasi para peneliti, silakan apa yang diberikan kepada kami,” ujarnya.

Didi mengatakan, Promoter yang diprogramkan oleh Kapolri, maka jajaran Polda Kalbar menjabarkannya dengan berbagai program yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat dimana pun anggotanya ditugaskan. Berangkat dari program tersebut, kemudian Untan memetakannya dan melaksanakan penelitian.

“Hampir seluruh aspek itu memberikan penilaian cukup baik. Ini menandakan warga masyarakat benar-benar merasakan bagaimana kinerja kita dibutuhkan oleh masyarakat, terutama aspek hukum, kamtibmas dan pelayanan,” tuturnya.

Bagaimana dan kenapa dilakukan, menurut Didi, Face to Face Interview itu sangat obyektif. Untuk aspek kepercayaan itu subjektif dari masing-masing individu.

“Karena bagaimana pun juga yang pernah bersinggungan dengan kinerja Polri, itu lah yang menjadi obyek penelitian atau menjadikan responden dari Untan,” kata Didi.

Selaku pimpinan kepolisian di Kalbar, dia berterimakasih kepada seluruh masyarakat di wilayah hukumnya dan harapannya dapat melaksanakan tugas dengan baik.

“Sehingga ke depan program pemerintah provinsi, kabupaten/kota dapat kita kawal. Khususnya untuk pembangunannya dan mensejahterakan masyarakat,” pungkas Didi.

Laporan: Ambrosius Junis

Editor: Ocsya Ade CP