Site Visit ke Pusat Listrik Sukaraharja, agar Tahu Bagaimana Listrik Diproduksi

KUNJUNGI PUSAT LISTRIK. Peserta media gathering yang terdiri dari sejumlah awak media melakukan site visit ke Pusat Listrik Sukaharja, Ketapang, Senin (3/12). Humas PLN for eQuator.co.id

eQuator.co.id – Ketapang. Kegiatan Media Gathering yang dilaksanakan oleh PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Ketapang, Senin (3/12), tak hanya konferensi pers. Dilanjutkan dengan site visit ke Pusat Listrik Sukaharja dan PLTU Ketapang.

Menurut Manajer UP3 Ketapang, Wilfrid Sinaga, kunjungan ke pusat pembangkit listrik ini bertujuan untuk lebih memperkenalkan kepada awak media bagaimana proses produksi listrik dilakukan. “Melalui rekan-rekan wartawan yang kami ajak berkunjung ke pusat listrik kami ingin masyarakat juga tahu bagaimana listrik itu diproduksi, apa saja yang dilakukan oleh petugas di lapangan dalam menjaga keandalan pasokan listrik,” kata Wilfrid, Senin (3/12) dalam rilisnya.

Kemudian selaku Manajer Pusat Listrik Sukaharja, Muhamad Akbar, pihaknya bertugas menjaga dan memback-up pasokan listrik di sistem Ketapang jika sewaktu-waktu ada masalah di PLTU. “Saat ini PLTD Sukaharaja memiliki daya mampu sebesar 6 MW guna memback-up sistem kelistrikan di Ketapang. Ada juga mesin sewa milik Bina Pertiwi dan Sewatama. Beroperasinya PLTU Ketapang secara bertahap akan menghentikan beroperasinya mesin-mesin PLTD,” jelasnya

Dijelaskan Akbar, untuk pola kerja di unit-unit pembangkit nyaris nonstop tiada henti, terlebih jika terjadi gangguan seperti yang terjadi sebulan yang lalu. Dimana panel auxelary utama mesin PLTD Sukaharja rusak karena tersambar petir, sementara target pemadaman harus nihil dan waktu perayaan Natal dan tahun baru sudah semakin dekat.

“Jika terjadi gangguan seperti sekarang ini, kami harus bekerja nonstop 24 jam dan 7 hari dalam seminggu. Target pekerjaan harus selesai sebelum perayaan natal dan tahun baru tiba. Ini menjadi tantangan yang lumayan berat untuk mencari solusi serta menyelesaikan masalah secara benar dan tepat waktu,” terangnya.

Ia menjelaskan, untuk spare part panel yang rusak pihaknya terpaksa mendatangkan material dari PLTD yang berada di Sumatera Barat, tentunya proses pengirimannya juga cukup memakan waktu. Namun diyakininya bahwa proses perbaikan akan selesai tepat waktu sehingga PLTD Sukaharja dapat mensupport sistem kelistrikan Ketapang jika sewaktu-waktu diperlukan.

Senada dengan apa yang disampaikan Akbar, Manajer PLTU Ketapang, Santoso Dwi Laksono. Pihaknya telah mengantisipasi keandalan mesin PLTU saat jelang perayaan keagamaan serta event-event lokal dan nasional yang digelar. Jika diperlukan upaya perawatan maka diupayakan pelaksanaannya dipercepat dan selesai sebelum hari H.

“Khusus mesin PLTU ada proses perawatan yang kami lakukan setiap 15 hari untuk masing-masing mesin PLTU. Sementara disini ada 2 unit mesin PLTU masing-masing berkapasitas 10 MW. Proses perawatan mesin harus kami laksanakan per 15 hari. Khusus jelang perayaan natal dan tahun baru dan perayaan keagamaan lainnya kami akan atur ulang jadwal perawatannya. Kami ingin pastikan agar masyarakat dapat menikmati listrik saat perayaan tiba”, kata Santoso.

Dikatakannya pula, jika terjadi gangguan seluruh petugas harus stand by 24 jam untuk menyelesaikan gangguan yang terjadi.

PLTU Ketapang yang berada di desa Suka Bangun berkapasitas 2 x 10 MW saat ini menjadi penopang utama sistem kelistrikan Ketapang. Dibutuhkan perhatian yang lebih dalam mengoperasikan mesin PLTU sebab pola operasinya sangat berbeda dengan mesin PLTD.

Menurutnya jika terjadi gangguan pada mesin PLTD biasanya proses recovery-nya bisa cepat. Berbeda dengan mesin PLTU, jika terjadi trip atau gangguan hingga menyebabkan terhentinya operasi mesin PLTU maka dibutuhkan waktu sekitar 4 hingga 5 jam untuk proses penormalannya.

“Butuh perhatian dan partisipasi seluruh lapisan masyarakat agar pasokan listrik melalui mesin PLTU dapat terus terjaga dengan menekan tingkat gangguan pada jaringan listrik yang mengakibatkan trip pada mesin PLTU. Minimal dengan cara tidak bermain layang-layang dengan tali kawat, karena dampaknya sangat merugikan kita bersama. Jika mesin PLTU rusak maka pemadaman pastinya tidak dapat dihindari lagi,” lugasnya. (nov)