eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Banyak yang sudah ditawarkan pemerintah terkait upaya untuk membangun Indonesia sehat. Namun kesuksesan itu berangkatnya dari daerah. Karena Indonesia tidak bisa sehat secara sendirinya.
“Kalau orang, kampung, kecamatan, kota kabupaten dan provinsi tidak sehat, Indonesia pun tidak akan sehat. Tapi jika semuanya sehat Insya Allah Indonesia sehat,” kata Sekjen Kemenkes RI Oscar Primadi ketika menjadi keynote speaker kampanye Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di Rumah Melayu Kota Pontianak, Selasa (27/11).
Dijelaskan dia, program-program yang ditawar, dibuat, dan dikemas sebetulnya bukan hal baru. Karena membangun Indonesia sehat merupakan jargon lama. Dari dulu sudah diketahui. Tapi dengan adanya satu pendekatan keluarga dia rasa sangat efektif. “Saya yakini betul-betul bisa mampu membawa kita menjadi sehat,” ujarnya.
Untuk membuat orang menjadi sehat bukan hanya soal ada tidaknya puskesmas, rumah sakit atau pelayanan kesehatan. Tapi banyak berpengaruh.
“Jadi masalahnya bukan hanya rumah sakit dan tenaga kesehatan. Tetapi faktor lain yang sangat dominan, berperan dalam orang menjadi sehat banyak hal,” ucapnya.
Paling besar kata dia, berasal faktor lingkungan. Seperti lingkungan fisik, kimia, biologi dan ekonomi. Dengan nilai 40 persen.
Kota Pontianak banyak pembangunan insfrastukur. Membangun infrastruktur bukan asal-asalan. Tapi insfrastukur yang sehat.
Oscar melihat perkembangan di Kota Pontianak sangat luar biasa. Ruang publik, ruang hijau terbuka sudah diciptakan Pemkot. “Ruang terbuka hijau sangat penting,” jelasnya.
Faktor selanjutnya adalah prilaku. Nilainya 30 persen. Misalnya perilaku suka minum gula, maka berisiko terkena diabetes. Sedangkan bagi yang sering makan ikan asin, berpotensi hipertensi. Ia pun mengajak sering-sering berolahraga dan makan buah-buahan. “Dulu ada semboyan empat sehat lima sempurna,” ucapnya.
Sekarang ada semboyan ‘Isi Piringku’. Nasi sepertiga, sisanya lauk, buah-buahan dan ikan. Jadi, nasi tidak usah banyak-banyak. “Mari kita budaya kan hidup sehat,” serunya.
Kemudian faktor pelayanan kesehatan. Nilainya 20 persen. Seperti adanya rumah sakit dan Puskesmas. Terakhir, faktor genetik dengan nilai 10 persen.
Dijelaskan Oscar, persoalan sehat dan sakit bukan hanya fasilitas serta pelayanan. Tapi prilaku dan lingkungan sangat mendukung. Semua ini merupakan persoalan yang sama di Indonesia.
“Tapi bukan juga menyalahkan masyarakat tetapi dari segi budaya dan daerah punya kekhasan sendiri. Dan itu perlu didukung untuk budaya hidup sehat,” katanya.
Untuk itu kata dia, kampanye gerakan masyarakat hidup sehat dengan pendekatan keluarga sangat penting. Puskesmas pun tidak perlu lagi menunggu dalam pelayanan kesehatan. Tidak hanya melihat komunitas, tetapi masyarakat secara individual didekati dan rumah tangga didatangi.
Treatment penanganan seperti ini berbeda-beda di daerah terpencil, perbatasan, dan tertinggal. Namun yang pasti lebih menguatkan upaya bersama. Sehingga pembangunan insfrastukur menjadi suatu keharusan.
“Sehingga penguatan pembiayaan dan penganggaran misalnya di daerah perbatasan betul-betul mendapat porsi yang spesifik. Baik dari infrastruktur maupun yang bersifat non fisik,” tuturnya.
Oscar mencontohkan di perkotaan, diharapkan peran serta masyarakat Kota Pontianak. Kemudian upaya pembangunan fisik lebih mengarah ke persoalan kesehatan.
“Saya mengira pak Edi selaku Wali Kota Pontianak tentu akan dapat memberikan penguatan aspek kesehatan dalam membangun di Kota Pontianak ini,” pungkasnya.
Oscar mengaku sangat senang menjadi keynote speaker di acara kemarin. Terlebih lokasinya di Kota Pontianak. Pasalnya, ia merupakan kelahiran Kota Pontianak. Dia pun menyarankan warga Kota Pontianak jangan sampai tidak sehat. “Semua yang hadir untuk membangun Indonesia, membangun daerah, membangun Kalbar dan Pontianak,” ajak pria kelahiran Kampong Bangke Pontianak ini.
Sementara Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan bahwa Pemkot ikut mensosialisasikan gerakan hidup sehat masyarakat. “Ini sangat penting,” katanya.
Untuk itu, ia mengajak masyarakat untuk selalu berprilaku hidup sehat. Seperti olahraga minimal 30 menit se hari. Lalu makan sayur dan buah-buahan serta mengecek kesehatan.
Di Kota Pontianak kata Edi, sudah ada program yang secara langsung menyasar tentang kesehatan. Misalnya program Kotaku. Pengentasan kawasan kumuh, sanitasi, air bersih, bedah rumah dan kakus. “Penataan ini juga bisa mengurangi penyebab dari pada masalah kesehatan,” demikian Edi.
Laporan: Maulidi Murni
Editor: Arman Hairiadi