eQuator.co.id – Ngabang-RK. Masyarakat Desa Sempatung, Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak, membangun sendiri Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di desanya. Mereka enggan disandera kegelapan.
Pertama kali dibangun di Dusun Kuang pada 2011. Dengan menggunakan dana program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan. Sebesar Rp332 juta.
“Swadaya masyarakat, dibebankan Rp1 juta lebih per-kepala keluarga (KK) untuk membangun PLTMH, demi mendapatkan listrik,” ungkap Kades Sempatung, Timotius, kepada Rakyat Kalbar, di Ngabang, Selasa (30/10).
Kemudian ada pembangunan PLTMH yang digagas oleh Pendeta Mesakh Amen. Dibangun di Dusun Kuningan. Juga menggunakan dana swadaya masyarakat. Pada 2010.
Untuk meningkatkan penambahan daya, setakat ini Pemerintah Desa Sempatung membangun dua unit PLTMH tambahan. Menggunakan dana desa. Dibangun lagi di Dusun Kuang dan Kuningan.
Pembangunan PLTMH menggunakan dana desa di Dusun Kuang pada 2017. Dianggarkan Rp257 juta. Sekarang sudah beroperasi.
Di Dusun Kuningan juga dianggarkan untuk membangun PLTMH. Pada tahun ini. Sebesar Rp367 juta berkapasitas 60 KVA .
“Jadi sekarang di sana listrik hidup, full siang malam, aktif menerangi masyarakat setempat,” jelas Timotius.
Pihaknya bersyukur atas bantuan dana dari pemerintah pusat itu. “Khususnya dana desa yang dapat dimanfaatkan di desa itu sendiri,” sambungnya.
Kini, penerangan di desanya bukanlah kendala. Sudah menggunakan sumber daya alam yang tersedia.
Tak ada pihak ketiga yang terlibat dalam pembangunan PLTMH itu. Masyarakat sendirilah yang bertindak sebagai kontraktornya. Sedangkan pengelolaan PLTMH dikelola badan usaha milik desa (BUMdes).
“Semangat gotong royong di desa kami masih tinggi, saya sebagai pemimpin di desa merasa sangat terbantu oleh masyarakat yang benar-benar antusias membangun apa yang mereka bisa nikmati,” ungkap Timotius.
Ia sangat berterima kasih kepada tokoh seperti Pendeta Mesakh Amen. Yang betul-betul punya hati mau membangun di daerah pedalaman seperti Sempatung.
“Anggaran dari desa hanya membeli alat dan mesin kemudian dikerjakan gotong royong, dipandu oleh Mesakh Amen, setelah itu ada tenaga operator yang sudah dilatih untuk meneruskan menjaga alat PLTMH itu,” tandasnya.
Laporan: Antonius
Editor: Mohamad iQbaL