eQuator.co.id – Sekadau-RK. Kematian Supinah dengan cara yang tragis menyisakan duka mendalam bagi keluagra. Kendati demikian, pihak keluarga berusaha ikhlas dengan kepergian almarhumah.
“Kami sekeluarga Insya Allah ikhlas dengan kepergian almarhumah. Kami tidak bisa menutupi jika musibah ini membuat kami terpukul dan sangat berduka,” ucap Agus, salah seorang anak korban kepada wartawan, kemarin.
Agus, merupakan merupakan jurnalis Kapuas Pos (Jawa Pos Grup). Wilayah tugasnya di Kabupaten Sintang. Malam kejadian itu, awalnya dia hanya diberitahu bahwa ibunya sedang kritis. Ia begitu terkejut setibanya di RSUD Sekadau mengetahui ibunya telah tiada. Bahkan Agus nyaris pingsan. Kedua orangtua Agus diketahui baru dua bulan tinggal di Peniti. Setelah pindah dari Sanggau. Saat kejadian, korban memang hanya seorang diri di rumah. “Bapak saya saat itu pergi memanen sawit, adik kerja menjahit. Saat pulang adik lihat pintu sudah terbuka dan ibu posisinya terbaring,” ujarnya.
Meski masih menunggu penetapan status tersangka, Agus mengaku bersykur pelaku bisa terungkap. Hal ini, kata dia, berkat kerja keras Satreskrim Polres Sekadau yang dibantu Polsek Mandor dan Resmob Polda Kalbar.
“Keberhasilan ini tak terlepas dukungan dan doa keluarga, tetangga, masyarakat dan kepolisian. Kepada rekan-rekan media, kami juga berterima kasih atas dukungan dan doanya. Berkat informasinya, masyarakat yang membaca membantu dukungan doa,” ucap Agus.
Ia mengatakan, keberhasilan jajaran kepolisian yang mengungkap pelaku membuat pihak keluarga tegar dan ikhlas. Pihaknya juga menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak kepolian. Membantu kepolisian dalam memberikan informasi yang dibutuhkan. Seingga pelaku mendapatkan putusan hukum tetap.
“Kami tidak bisa menuntut pelaku atau bahkan membalas kekejian dengan kekejian. Tuntutan dan putusan kami serahkan sepenuhnya di pengadilan. Kami sebagai korban hanya berharap hukum ditegakan dan pelaku diganjarkan hukuman maksimal,” timpal Agus.
Ia mengungkapkan, pelaku dengan ibunya dalam kurun waktu 3 tahun terakhir hampir tidak pernah bertemu. Ia mengaku, jika pelaku masih ada hubungan keluarga. Namun, hubungan jauh.
“Pernyataan sering diejek tentu sangat tidak mungkin. Terlebih lagi, korban di mata kami sosok yang tidak banyak bicara, pendiam dan tidak pernah mengumpat kata kotor. Sekali pun itu marah dengan anaknya. Dan paling penting almarhumah tidak pernah mencampuri urusan orang lain,” pungkasnya. (bdu)