Recovery Kawasan Bencana

Oleh: Joko Intarto

PEMULIHAN LOMBOK UTARA. Hunian sementara sumbangan Daarul Quran di Desa Obel-Obel Kabupaten Lombok Utara. Jto Photo

eQuator.co.id – Program terintegrasi dalam pemulihan daerah bencana menjadi tren baru. Program ini diperkenalkan lembaga-lembaga filantropi.

Program recovery terintegrasi itu mulai diterapkan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) saat memulihkan kawasan bekas bencana tsunami Aceh. Musibah di Aceh itu begitu luasnya. Korban begitu banyaknya. Lingkungan rusak berat. Korban begitu besarnya: nyawa dan jiwa.

Recovery tidak bisa dilakukan dengan cara biasa. Yang sederhana. Harus terintegrasi. Melibatkan banyak lembaga. Dengan berbagai program yang saling mendukung. Dari program pertolongan darurat, kesehatan, pemukiman, pendidikan dan pemulihan ekonomi.

Semua majelis, lembaga dan organisasi otonom di bawah Muhammadiyah bergotong-royong. Keroyokan menjalankan program.

Konsep recovery yang terintegrasi itu kembali diterapkan MDMC dalam kasus bencana gempa bumi di Lombok baru-baru ini. Karakternya sama: gempa menimbulkan kerusakan sangat besar dan luas.

Program recovery terintegrasi saya lihat berjalan di Dusun Orong Ramput, Desa Wedana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Akibat gempa di Lombok, lebih dari 400 ribu jiwa harus tinggal di lokasi pengungsian. Di bawah tenda darurat. Seadanya. Desa Orong Ramput tergolong yang terparah.

Yang menarik, di semua pengungsian, masyarakat tidak hanya mendirikan tenda untuk tidur dan dapur umum. Mereka juga membangun tenda untuk masjid darurat. Pemandangan itu memberi kesimpulan: masjid atau rumah ibadah sangat diperlukan di pengungsian.

Karena itu, lembaga filantropi Johari Zein Foundation segera membangun masjid. Konsep ini sesuai dengan misi yayasan yang berkonsentrasi pada pembangunan masjid dan pesantren.

Masjid untuk para pengungsi menggunakan konsep masjid darurat berkonstruksi baja dengan dinding semi permanen dan atas seng. Pembangunan masjid selesai dalam waktu 5 hari.

Sebelum membangun masjid, disiapkan dulu sumber air bersih. Sebab masjid memerlukan air itu untuk bersuci sebelum beribadah. Air bersih itu juga dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan dapur umum dan kebutuhan lainnya seluruh pengungsi.

Masjid menjadi program menarik yang unik. Bisa bersinergi dengan program lembaga lain yang memiliki fokus berbeda. Misalnya: pemukiman, kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Dengan gotong royong seperti ini, rehabilitasi bencana menjadi semakin tertata dan tidak ada tumpang tindih antarlembaga. (jto)

 

*admin www.disway.id,

wakil sekretaris Lazismu PP Muhammadiyah