eQuator.co.id – JAKARTA-RK. Lies Maryani Sutarmidji dilantik sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kalbar di Kemendagri, Rabu (5/9). Pelantikan bersama istri Gubernur di delapan provinsi se Indonesia ini dipimpin Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Mufidah Kalla.
Dalam sambutannya, Mufidah meminta istri Gubernur itu mengembangkan kerajinan nusantara. Sinergitas Dekranasda provinsi maupun kabupaten/kota sangat perlu dilakukan. Agar hasil pembinaan kepada perajin dapat maksimal.
“Sehingga upaya kita semua dapat dirasakan oleh perajin nusantara dan meningkatkan daya saing perajin yang pada gilirannya lembaga dikenal mumpuni,” tuturnya.
Dekranasda sudah menjadi lembaga yang handal dalam keikutsertaannya mensejahterakan para perajin. Untuk itu, dirinya berharap Ketua Dekranasda yang baru dilantik untuk segera membentuk pengurus. “Diharapkan para istri Gubernur yang dilantik itu segera menyusun program kegiatan kerajinan,” harapnya.
Tentunya dalam menyusun program kegiatan tersebut harus tetap mengacu pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
Dekranas merupakan organisasi independen dan nirlaba yang berfungsi melestarikan dan mengembangkan warisan budaya nusantara.
“Karena itu penting untuk membina dan mengembangkan seni kerajinan untuk meningkatkan kesejahteraan para perajinan Indonesia,” tutup Mufidah.
Ditempat sama, Ketua Umum TP PKK, Erni Guntarti Tjahjo Kumolo juga melantik Lies Maryani Sutarmidji sebagai Ketua TP PKK Kalbar. Usai pelantikan, Lies mengatakan, dengan sebagai Gubernur Kalbar, maka tugas Sutarmidji makin berat. Terutama harus keliling 14 kabupaten/kota se Kalbar. “Kalau dulukan hanya di Kota Pontianak dan ke kecamatan,” katanya.
Diirinya juga harap suaminya tercinta dan Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan bisa membagi waktu untuk keluarga. “Kita berharap Kalbar akan lebih baik lagi nantinya. Kalau saya mendampingi bapak, tentunya kegiatan yang berdampingan juga,” jelasnya. Dia juga siap untuk memajukan PKK dan Deknasda di seluruh kabupaten/kota dan khususnya Kalbar.
Laporan: Rizka Nanda
Editor: Arman Hairiadi
