Untan Terancam Sanksi

2 Hektare Lahannya Terbakar

PADAMKAN API. Edi Rusdi Kamtono (berbaju batik) membantu petugas Damkar memadamkan api kebakaran lahan milik Untan Pontianak, Kamis (23/8). Bangun Subekti-RK
PADAMKAN API. Edi Rusdi Kamtono (berbaju batik) membantu petugas Damkar memadamkan api kebakaran lahan milik Untan Pontianak, Kamis (23/8). Bangun Subekti-RK

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Lahan seluas sekitar 2 hektare di kawasan Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak terbakar, Kamis (23/8). Bahkan nyaris membakar Gedung Fakultas Farmasi, karena jaraknya hanya 20 meter.

Beberapa armada pemadam kebakaran (damkar) diterjunkan mengatasi api. Petugas damkar dibantu personel TNI-Polri beserta relawan berbagai komunitas dan lembaga kemanusiaan. Proses pemadaman api membuat lalu lintas di Jalan Sepakat 2 macet.

Salah seorang petugas damkar yang namanya enggan dikorankan mengatakan, api mulai membakar lahan Untan sejak pukul 06.00 WIB. “Lahan merupakan tanah gambut yang mudah terbakar,” ucapnya.
Kebakaran lahan di kawasan Untan ini menjadi perhatian Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono. Sekitar pukul 10.00 WIB, Wali Kota Pontianak terpilih ini datang ke lokasi kebakaran. Dia sempat bertanya kepada para petugas damkar mengenai perkembangan proses pemadaman. Karena sebelumnya ia telah melihat lokasi itu lewat helikopter.

Baca Juga: Setiap Lurah Wajib Sediakan Nomor Pengaduan Karhutla

“Saya beserta Kapolresta dan Panglima Kodim telah melihat keberadaan lokasi ini lewat helikopter. Karena lahan ini berbatasan dengan pemukiman warga, maka kami mengindikasikan bahwa kebakaran ini disengaja,” tutur Edi.

Pemkot sedang memetakan lokasi kebakaran lahan. Terutama yang terjadi pada Rabu (22/8). Karena terdapat delapan titik kebakaran yang terjadi secara bersamaan. Nantinya untuk pemetaan ini, Pemkot akan berkoordinasi dengan BPN Kota Pontianak.

“Dari pemetaan itu, akan terlihat siapa pemilik lahan tersebut. Untuk kasus ini, sudah dipastikan bahwa pemilik lahan ini adalah Untan,” jelasnya.

Untuk penyelidikan, perlu adanya pemeriksaan lebih lanjut. Apakah kebakaran ini merupakan kesengajaan atau tidak. Berdasarkan Peraturan Wali Kota (Perwa) Pontianak Nomor 55 Tahun 2018 tentang Larangan Pembakaran Lahan, pemilik lahan yang lalai tetap akan diberi sanksi.

“Begitu juga dengan Untan. Bila terbukti lalai atau sengaja membakar, maka sanksi akan diterapkan oleh Pemkot. Karena segala izin pembangunan pada lahan di Kota Pontianak ini harus melewati Pemkot,” tegas Edi.

Sementara itu, kondisi para relawan yang berjuang memadamkan api terlihat tidak cukup baik. Kendati begitu, sangat butuh bantuan masyarakat.

Baca Juga: BPBD Gagal Cegah Karhutla

“Kami sangat membutuhkan penyediaan konsumsi untuk para petugas, kemudian bahan bakar untuk mesin semprot, masker, tabung oksigen dan sarung tangan,” tutur Asrul Putra Branch selaku Manager Rumah Zakat sekaligus menangani penyediaan sarana dan prasarana relawan.
Menurutnya, relawan benar-benar kewalahan. Akibat keterbatasan perlengkapan. Agar relawan dan petugas damkar bisa melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, makanya perlu bantuan masyarakat. “Mereka tidak digaji, tapi punya semangat mengabdi,” ujar Asrul.
Ditambahkan Koordinator Komunitas Kampoeng Bikers, Abeb, pihaknya hanya bisa menyediakan bantuan makanan dan minuman kepada para petugas damkar. Tak hanya suplai bahan pangan, wadah yang menaungi perwakilan komunitas motor di Pontianak ini juga membagikan masker kepada masyarakat.

“Untuk dana, kami mendapat bantuan dari masyarakat dan anggota bikers lainnya. Kami sudah empat hari ini turun terus dan sudah empat lokasi yang kami datangi untuk memberi bantuan,” ujar Abeb.
Dia menilai, kebakaran lahan di Kota Pontianak merupakan kesengajaan dari pihak yang tak bertanggung jawab. Akhirnya menjadi beban bagi para petugas damkar. “Tak cuma para pemadam yang terbebani, namun kesehatan masyarakat pun jadi terganggu,” ucapnya.

Kampoeng Bikers menurunkan 10-15 orang dan menggunakan sistem pertukaran. Bila pada siang anggota sudah melaksanakan tugasnya, maka malam digantikan orang yang beda. Dia juga mengajak semua pihak untuk sama-sama membantu perjuangan para relawan. Jangan hanya berdiri, melihat atau memotret, namun turut bergerak. “Jangan ada sikap mengambil kesempatan di atas penderitaan orang lain,” sebutnya.

Kepada pemerintah, pihaknya mohon bantuan armada. Sebab mereka masih meminjam satu unit motor Tossa untuk membawa mesin dan bahan makanan. “Bahkan motor ini sudah mengalami kecelakaan beberapa kali akibat disenggol mobil dan selip,” pungkas Abeb.
Pantauan Rakyak Kalbar di area kampus tersebut asap sangat pekat. Sejumlah mahasiswa memakai masker, puluhan mobil pemadam kebakaran dan juga milik kepolisian parkir di area di depan gedung Fakultas Farmasi. Slang ditempatkan ke titik api di belakang gedung. Kesulitan mendapat sumber menjadi kendala tim pemadam.
Semetara di Jalan Sepakat juga sama. Tampak petugas damkar dan TNI-Polri berupaya memadamkan api. Sementara air di parit di pinggir jalan tersebut agak mengering.

Informasi didapat, kebakaran terjadi sejak Rabu malam. Belum diketahui penyebabnya. Kebakaran ini pun mengganggu aktivitas perkuliahan.

“Terganggu lah, cuma karena bencana begini mau diapakan agik,” kata Nofara Kusnaloviyanti mahasiswi Keperawatan kepada Wartawan.
Mahasiswi semester 7 ini mengatakan, karena kebakaran semak belukar di sekitar kampusnya tersebut mengakibatkan perkuliahan diundur.

Baca Juga: Marak Karhutla, Damkar Swasta Mengeluh

“Tadi pagi ada dapat info jam kuliah diundur. Sejauh ini kami belum efektif kuliah karena masih awal semester,” ujarnya.
Saat bersamaan rombongan Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono datang ke lokasi, sekaligus memberikan bantuan slang. Secara simbolis slang diserahkan kepada petugas damkar di gedung Fakultas Farmasi. Tampak hadir Rektor Untan, Thamrin Usman.

Dalam sambutannya Kapolda mengatakan, laporan dari Kapolres jajarannya, Kamis (23/8) tidak ada pembakaran. Ada pun yang dipadamkan tersebut adalah sisa-sisanya. Sebab lahan gambut hanya bagian atasnya yang padam. Sedangkan bagian bawah masih menyala dan menimbulkan asap pekat. Kepada anggotanya dan tim damkar dia berpesan agar menjaga keselamatan.

“Hanya satu yang bisa menyelesaikan ini semua adalah hujan. Setidaknya kita menghambat api di lahan gambut ini, ini kita lakukan untuk masyarakat, demi anak-anak kita. Perhatikan keselamatan, jangan ada satu pun yang jadi korban,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Rektor Untan, menyampaikan permohonan maaf atas kebakaran semak belukar di area kampusnya. “Kami mohon maaf atas kejadian ini, bukan disengaja, ini tidak kita inginkan,” katanya.

Baca Juga: Pangdam: Ada Indikasi Karhutla Direncanakan

Thamrin menjelaskan kondisi tanah gambut di Untan ini benar-benar masih perawan. “Gambut yang belum dibuka sehingga dia tebal,” ujar Thamrin.

Terpisah, Kepala Manggala Agni Daop Pontianak, Sahat Irwan Manik menuturkan, luas lahan yang terbakar milik Untan diperkirakan 2 hektare. Pihaknya mulai pemadaman sekitar pukul 08.30 WIB. Hingga pukul 18.15 WIB, masih dilakukan pendinginan.

Kebakaran lahan tak jauh dari gedung Fakultas Farmasi. Sementara ke pemukiman penduduk sekitar 100 meter. “Jarak sumber air dengan titik api kurang lebih 40 meter,” ucapnya ketika dihubungi via selular.
Dalam upaya memadamkan, Manggala Agni melakukan koordinasi dengan pihak TNI, Polri, Basarnas, BPBD dan Damkar Kota Pontianak, serta pasukan water bombing. Lantaran kebakaran sudah ditangani dan hanya pendinginan, proses penyiraman air akan dilanjuktkan besok (hari ini, red). “Sesuai protap (prosedur tetap) kita, pemadaman di (tanah) gambut perlu penanganan lebih lama agar maksimal,” ujarnya.
Dalam penanganan kebakaran tersebut tersebut dia menurunkan satu regu. “Tidak ada kendala berat dalam pemadaman tadi, hanya sumber air sempat kering, karena kita gunakan banyak mesin,” pungkasnya.

Laporan: Bangun Subekti, Ambrosius Junius, Andi Ridwansyah
Editor: Arman Hairiadi