Sasar 14 Ribu Lebih Anak

Imunisasi Campak dan Rubella di Sintang

SUDAH VAKSIN. Jarot Winarno memberi contoh pelajar SMPN 1 Sintang agar menunjukkan lengan yang sudah diberi vaksin MR di halaman SMPN 1 Sintang, Kamis (2/8). Benidiktus Krismono-RK
SUDAH VAKSIN. Jarot Winarno memberi contoh pelajar SMPN 1 Sintang agar menunjukkan lengan yang sudah diberi vaksin MR di halaman SMPN 1 Sintang, Kamis (2/8). Benidiktus Krismono-RK

eQuator.co.idSINTANG-RK. Sekitar 500 pelajar SMPN 1 Sintang diberi vaksin campak dan rubella di halaman SMPN 1 Sintang, Kamis (2/8). Di Kabupaten Sintang, sasaran imunisasi lebih dari 14 ribu anak.

Bupati Sintang Jarot Winarno yang menghadiri vaksinasi tersebut mengatakan, kampanye campak dan rubella merupakan program imunisasi. Ini adalah salah satu komitmen Indonesia untuk mencapai eliminasi penyakit campak dan pengendalian rubella pada 2020. Vaksin MR diberikan kepada anak berusia 9 bulan sampai dengan 15 tahun. “Usia seperti inilah yang menjadi sasaran vaksinasi campak dan rubella di Kabupaten Sintang,” kata Bupati Sintang Jarot Winarno saat menghadiri imunisasi campak dan rubella di halaman SMPN 1 Sintang, Kamis (2/8).

Dijelaskannya, pemberian vaksin MR massal ini dilaksanakan mulai awal Agustus sampai September. Dia sangat mengapresiasi dan mendukung program yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Sintang dalam melakukan imunisasi campak dan rubella. Karena kegiatan ini bertujuan untuk menunjang kesehatan jasmani anak-anak di Kabupaten Sintang. “Sehingga anak-anak Kabupaten Sintang terbebas dari campak dan rubella,” harapnya.

Menurut pria yang juga seorang dokter ini, campak memang penyakit ringan. Tapi paling tidak dua minggu anak-anak tak bisa pergi sekolah. Kalau campak didiamkan bisa menyebabkan inspeksi pada paru paru. “Dia juga bisa lari ke mata, dan ke otak,” jelasnya.

Sementara rubella kata dia, penyakitnya lebih ringan daripada campak. Namun, dampaknya bisa mengakibatkan kecacatan. Jika anak penderita rubella, menularkan ke ibunya yang sedang hamil, maka bisa mengakibatkan keguguran. “Bisa juga nanti kalau tidak keguguran pas melahirkan anaknya cacat,” terangnya.

Campak dan rubella tidak ada obatnya. Hanya bisa dicegah dengan upaya vaksinasi. “Jangan sampai kita terkena campak. Seperti yang saya katakan tadi, campak dan rubela itu tidak ada obatnya,” ujar Jarot mengingatkan.

Vaksinasi campak dan rubella merupakan program pemerintah pusat. Dilakukan serentak se Indonesia. Sebab ini bagian dari pemenuhan hak anak. “Pemerintah sudah mengatur bahwa hari ini anak umur 9 bulan sampai 15 tahun di seluruh Indonesia harus dilakukan vaksinasi campak dan rubella. Semuanya divaksinasi,” tegas Jarot pada kegiatan yang turut dihadiri Sekda Sintang, Kepala Dinas Kesehatan Sintang, Direktur RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang, Anggota DPRD Komisi C Sintang, beserta para dewan guru dan siswa-siswi SMPN 1 Sintang.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sintang, Hary Sinto Linoh mengungkapkan, campak merupakan infeksi virus akut yang bisa menular. Penyakit ini ditandai dengan 3 stadium. Yaitu stadium inkubasi, prodormal, dan erupsi.

Cara penularannya melalui percikan ludah dan napas. Ciri-ciri gejala penyakit campak yakni demam, bercak kemerahan, batuk pilek, konjungtivitis (mata merah), timbul ruam pada muka dan leher. “Kemudian menyebar ke tubuh tangan dan kaki,” jelasnya.

Jika terkena campak dan rubella, pasien dapat berobat jalan. Anak yang terkena harus diberi cukup cairan dan kalori.

“Pengobatan bersifat simptomatik, penderita dengan usia di bawah 5 tahun perlu di beri vitamin A dan harus istirahat yang cukup,” tutur Sinto.

 

Laporan: Benidiktus Krismono

Editor: Arman Hairiadi