Durian Kalbar Potensi Ekspor

Bibit Unggul Mesti Dipertahankan

ilustrasi : internet

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Potensi ekspor durian Kalbar semakin besar. Seiring dibukanya perdagangan bebas Indonesia dengan negara-negara Asean dan Tiongkok.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Pontianak Andreas Acui Simanjaya mengatakan, Kalbar sejatinya bisa menjadi pusat penghasil durian.

“Durian merupakan komoditas yang cukup banyak peminatnya nya di kota Pontianak ditunjang dengan daya dukung produksi dari berbagai kabupaten kota yang ada di Kalimantan Barat,” ujarnya, kemarin.

Menurut dia, untuk menjadi sentra durian, banyak yang harus dilakukan. Selain kemampuan produksi petani, pemerintah juga harus mempertahankan keunggulan durian. “Mempertahankan produksi hal ini perlu kesadaran dan dukungan pemerintah melalui instansi terkait,” ujarnya.

Perlu ada kesadaran pimpinan daerah bahwa setiap musim durian uang mengalir dari kota ke desa. Transaksi jual beli buah durian nilainya sangat besar. “Sehingga ada uang yang beredar di kampung tempat durian dihasilkan,” jelasnya.

Acui menyebut, nilai uang yang beredar akan membantu aktivitas ekonomi daerah tersebut. Ujung-ujungnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, perlu dibantu subsidi berupa pupuk dan sarana produksi lainnya.

“Bantuan teknis juga bisa, termasuk pembuatan saluran dan pintu air untuk mengendalikan musim berbunga dan berbuah durian sehingga sepanjang tahun durian asli dapat berbuh,” paparnya.

Selain itu, pemerintah juga bisa membantu memodifikasi produksi untuk olahan lanjutan buah durian. Sehingga harga jual jadi tinggi dan ekonomi petani tidak terimbas saat harga durian jatuh di pasaran.

“Semua ini hasil seleksi alam yang telah terjadi sejak lama, oleh sebab itu ada sangat banyak jenis durian unggul lokal dengan penamaan masing-masing di daerahnya dengan rasa, warna dan kualitas ketahanan simpan yang berbeda,” terangnya.

Namun ia menilai, sejak puluhan tahun lalu setelah ada aturan soal pemanfaatan kayu alam, sayangnya batang durian jadi alternatif untuk keperluan kayu. Sehingga petani mulai menjual pohon duriannya untuk mendapatkan uang di luar musim durian. Satu pohon bisa menghasilkan uang puluhan juta dari kayunya, namun selama tak ada durian yang dipanen lagi.

Hal lain yang cukup miris, lanjut dia, ada juga batang durian yang ditebang karena dibeli oleh peneliti dari negara lain. Setelah bibitnya diambil lalu diakui sebagai durian hasil negaranya.

“Jadi maksud dari penebangan ini supaya kita tidak lagi punya induknya dan tidak dapat memproduksi bibit durian dengan galur dan keunggulan serupa,” tukasnya.

Contoh galur hasil alam yang berhasil diperbanyak oleh Malaysia seperti musang king dan duri hitam. Akhirnya buah tersebut menjadi durian termahal.

“Ekspornya kemana-mana termasuk ke Singapura sebagai durian untuk konsumsi kalangan kelas atas, bibitnya pun dijual dengan harga tinggi. Bibit musang king dan duri hitam untuk ukuran kecil saja di Pontianak dijual sebatang harganya mencapai Rp300 ribu,” paparnya.

Jika Kalbar tidak melakukan inventarisasi, maka pencurian bibit durian unggul hasil seleksi alam dari Kalbar akan terus terjadi.

“Seperti pertanyaan yang sampai saat ini menggaung dalam kepala saya, mungkinkah durian musang king dan durian duri hitam serta banyak jenis durian unggul yang dikembangkan oleh pemerintah negara jiran sesungguhnya adalah bibit unggul dari Kalbar,” tanyanya.

Oleh sebab itu, dinas terkait dibantu oleh swasta yang berminat harus segera melakukan tracking dan indentifikasi durian unggul Kalbar. Lantas membuatnya menjadi nilai ekonomi dalam skala produksi massal.

“Kita harapkan jangan sampai terjadi kejadian dimana setelah bibit unggul kita diambil dari pohon induknya kemudian pohon milik petani dibeli dan ditebang,” demikian Acui.

 

Laporan: Nova Sari

Editor: Arman Hairiadi