eQuator.co.id – Jakarta–RK. Untuk kesekian kali bunga Bangkai (Amorphophallus titanum) mekar di New York Botanical Garden. Bunga khas Indonesia dan pribamodan Kebun Raya Bogor ini diduga ilegal. Sebab Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI selaku pengelola Kebun Raya Bogor, tidak pernah mengirim benih bunga itu ke Amerika Serikat.
Koleksi bunga Bangka di New York Botanical Garden itu mekar pada 26 Juni lalu. Bunga itu mekar setelah menghabiskan waktu hampir satu dekade berada di bawah tanah. Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI Didik Widyatmoko menegaskan Kebun Raya tidak pernah ada catatan pengiriman atau pertukaran tumbuhan bunga Bangkai ke Amerika Serikat. Khususnya ke New York Botanical Garden.
’’Harus dicek ke sana, asalnya dari mana. Seperti ini memang menjadi satu wacana yang harus dikawal,’’ katanya usai penanaman pohon langka asal Sri Lanka Na Tree (Mesua ferrea) oleh Duta Besar Sri Langka untuk Indonesia dan ASEAN Dharshana M. Perera di Kebun Raya Bogor kemarin (2/7). Didik mengatakan dalam setiap pengiriman atau pertukaran bunga langka dan khas seperti bunga Bangkai, harus ada catatan resminya.
Dia mengatakan sebagai pemilik bunga Bangkai, seharusnya Indonesia mendapatkan keuntungan atau benefit sharing dengan mekarnya bunga itu di New York. Sebab menurut Dwi, dengan mekarnya bunga Bangkai yang langka itu, kebun raya di New York bisa jadi kebanjiran pengunjung. ’’Revenue masuk (ke kebun New York, Red), Indonesia tidak adapat apa-apa. Jelas (Indonesia, Red) dirugikan, apalagi jika ilegal,’’ tuturnya.
Didik menuturkan kasus mekarnya bunga Bangkai (Amorphophallus titanium) yang khas Bengkulu di Amerika Serikat pada satu sisi tidak bisa dinilai negatifnya saja. Kasus serupa juga pernah terjadi di kebun Leiden, Belanda dan Jerman. Dia mengatakan bagaimanapun juga bunga adalah milik manusia. Salah satunya digunakan sebagai sarana edukasi.
Dia berharap pengelola kebun di New York itu tetap memberikan keterangna bahwa bunga Bangkai yang sedang mekar menjulang itu adalah tanaman khas Indonesia. Kepada masyarakat Indonesia, dia juga berpesan tidak gampang memberikan benih tanaman-tanaman khas dan langka ke pihak asing. Baik itu untuk penelitian maupun koleksi. Proses pertukaran tanaman sebaiknya dipusatkan ke pengelola kebun raya. (Jawa Pos/JPG)