eQuator.co.id – Pontianak-RK. Sungguh ironis, sepanjang ramadan puluhan masyarakat terjaring operasi penyakit masyaralat (pekat) yang dilakukan Satpol PP Kota Pontianak. Dari sejumlah tempat hiburan malam (THM), karaoke dan rumah kos yang dirazia, hasil operasi yang mendominasi terdapat di kos-kosan
“Bulan puasa ini kita intens menertibkan tempat hiburan malam, karaoke dan rumah kos. Masih banyak pelanggaran, terutama yang rumah kos,” ujar Syarifah Adriana, Kasat Pol PP Kota Pontianak, Jumat (1/6).
Pelanggaran dimaksud, selain tidak memiliki identitas sesuai tempat tinggal, juga banyak pasangan belum sah yang kumpul sekamar. “Apapun alasannya, berdasarkan peraturan daerah (Perda) tidak dibenarkan bagi mereka yang berlawanan jenis berada dalam satu rumah bahkan satu kamar,” ujar mantan Camat Pontianak Timur ini.
Dikarenakan, hal tersebut diindikasikan ada perbuatan asusila. “Ini yang selalu ditemukan kami saat melakukan razia di sejumlah rumah kos,” ujarnya.
Dulunya, kata Adriana razia ini dilakukan dua kali dalam seminggu. Saat ini sudah hampir setiap hari. “Bisa jadi mereka merasa aman karena dulu dua kali seminggu, tapi sekarang setiap hari sehingga selalu kita temukan dan tertangkap. Sepanjang Ramadan ini sudah 30 pasangan yang tertangkap dan tersebar di beberapa kos yang ada di Kota Pontianak,” paparnya.
Meski tertangkap berduaan dalam kamar, kata Adriana, pihaknya tidak serta merta menuduh mereka berbuat mesum. “Tapi karena sudah berduaan menginap di dalam kamar ya kita amankan dan tipiring. Itu sesuai peraturan,” tegasnya.
Saat melakukan razia, mereka yang terjaring berbagai alasan yang dilontarkan. Mulai dari hanya menumpang sementara, berpura-pura sebagai kakak beradik. Ada pula yang bilang sedang belajar bersama.
“Namun apapun alasan itu mereka tetap diangkut lantaran dinilai melanggar Perda Kota Pontianak,” ujranya. Dari total yang diamankan itu, dipastikan sudah menjalani hukuman berupa tindak pidana ringan (Tipiring).
Di sisi lain, Adriana tidak menampik bahwa turut ada penghuni kos yang berasal dari Kota Pontianak.
“Memang ada beberapa orang dari pasangan tersebut adalah warga Pontianak, namun yang mendominasi adalah warga daerah. Kebanyakan memang orang luar Pontianak, dengan berbagai alasan, numpang tidur, ketemu teman dan belajar sama-sama,” tutupnya.
Laporan: Gusnadi
Editor: Ocsya Ade CP