eQuator.co.id – SAMBAS – Dunia pendidikan khususnya di Kalimantan Barat masih menjadi perhatian khusus terutama di kawasan terpencil dan terluar Kalbar.
Terutama nasib akan para guru honorer yang hingga kini masih belum jelas akan status mereka sebagai pegawai negeri.
Hal tersebut saat Calon Wakil Gubernur nomor urut 2, Suryadman Gidot melaksanakan kampanye dialogis bersama masyarakat Kabupaten Sambas, Hotel Sambas Indah, Kamis (31/5).
Sekretaris Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat, Hilda Thawila mengakui jika beberapa aspirasi didapat dari masyarakat Kabupaten Sambas.
“Beberapa diantaranya adalah untuk dapat memperhatikan nasib guru honorer yang ada di Kabupaten Sambas,” ungkapnya, Jumat (1/6).
Menurutnya masih terkait dengan aspirasi yang disampaikan oleh 214 orang dari 17 Kecamatan salah satunya di Kecamatan Semparok dan Tekarang
Bahwa Bupati Sambas telah mengeluarkan SK terkait guru honorer namun hal itupun sama sekali tak berpengaruh bagi nasib pahlawan tanpa tanda jasa itu. “SK Bupati sudah ada namun tidak berpihak sama sekali ke para guru honorer,” cetusnya.
Hilda juga menjelaskan bahwa seluruh masyarakat Sambas berharap akan adanya pengangkatan guru honorer terutama kepada mereka yang telah belasan bahkan puluhan tahun mengabdi kepada negeri.
“Masyarakat meminta perhatian terutama kepada para guru honor yang puluhan tahun mengabdi untuk segera diangkat,” katanya.
Iapun menambahkan jika masyarakat Kabupaten Sambas menolak guru yang didatangkan pemerintah dari luar Kalbar dan meminta wakil rakyat termasuk kepada pasangan Nomor 2 untuk memperhatikan nasib guru honorer agar memprioritaskan guru honorer dalam program menengah dan jangka panjang saat memimpin Kalbar pada lima tahun kedepan.
“Mereka sangat berharap kepada seluruh wakil rakyat termasuk kepada Paslon Nomor 2 untuk memprogramkan guru honor menjadi prioritas sehingga nasib guru honorer tidak memprihatinkan seperti saat ini,” pungkasnya. (Zai)