eQuator.co.id – SINTANG – Calon Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 2, dr. Karolin Margret Natasa mengajak seluruh masyarakat Kalimantan Barat menumbuhkan kembali ideologi serta mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Antara lain dengan mengesampingkan perbedaan ditengah kemajemukan masyarakat.
Karolin mencontohkan, saat ini umat Islam sedang menjalankan ibadah puasa, dan beberapa hari lalu, umat Budha sedang merayakan Waisak. Namun, semuanya bisa berjalan harmonis, dimana umat Katolik juga bisa beribadah dengan tenang di Gereja, dan semua umat beragama di Kalbar bisa menjalankan ibadahnya dengan tenang.
“Ini contoh kecil dari keberasamaan kita yang sudah sangat baik tercipta dan tentunya melalui peringatan hari Lahir Pancasila ini harus bisa kita tingkatkan lagi kebersamaan itu,” kata Karolin di Sintang, Jumat (1/6).
Begitu juga pada saat Pilkada serentak tahun 2018 ini, dirinya berharap masyarakat bisa tetap bersatu dan tidak terpecah belah hanya karena perberadaan pilihan.
“Ingat, pilihan boleh berbeda, tetapi kita tidak boleh terpecah. Tetap jaga kondusifitas dan bentengi diri dari isu-isu negatif yang dapat memecah persatuan kita,” lanjutnya.
Menurut Karolin, Pancasila ada untuk rakyat Indonesia tanpa membedaka SARA, karena Pancasila merupakan ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus dipedomani bangsa Indonesia dalam proses penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan.
“Nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai luhur yang digali dari budaya bangsa dan memiliki nilai dasar yang diakui secara universal dan tidak akan berubah oleh perjalanan waktu. Saya rasa ini yang perlu kita peregas dalam memaknai hari lahirnya Pancasila,” jelasnya.
Karolin menambahkan, Indonesia yang dibangun atas dasar niat baik dari anak bangsa untuk saling berbagi dan membangun identitas bersama kini justru dicemari oleh semangat mengedapankan perbedaan.
Padahal sejarah jelas mencatat kelahiran Indonesia didasarkan semangat persatuan. Dari bangsa-bangsa yang berbeda dengan sejarah berbeda menjadi Bangsa Indonesia.
“Untuk itu, Pancasila perlu diperkuat dikalangan generasi muda bangsa. Agar kita tidak terkotak-kotak oleh perbedaan yang nyata dapat memecah belah persatuan dan kesatuan yang sudah terjalin sangat baik selama ini di Kalbar,” tegas Karolin.
Seperti diketahui, kata Karolin, sejak tahun lalu atau tepatnya dimulai tahun 2017, setiap tanggal 1 Juni yang merupakan hari lahir Pancasila, ditetapkan sebagai hari libur secara nasional.
Penetapan ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016, yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan pidato pada peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945, di Gedung Merdeka, Bandung, pada 1 Juni 2016.
“Untuk itu, saya mengajak kepada masyarakat Kalbar agar bisa memaknai peringatan Hari Lahir Pancasila ini sebagai momentum mempererat tali persaudaraan kita dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa,” pungkasnya.