Berbagai Aktivitas Warga Menunggu Jelang Berbuka Puasa

Kunjungi Taman, Senam hingga Main Mobile Legend

NUNGGU BEDUG MAGRIB. Sambil menunggu jelang bedug magrib, warga mengisi waktu dengan mengunjungi Tugu Alianyang dan Borneo Icon di Sungai Ambawang Kubu Raya, Jumat (25/5). Nova Sari-RK

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Puasa rasanya tak lengkap dengan ngabuburit. Aktivitas ini dilakukan sore hari sambil menunggu bedug mabrib untuk berbuka puasa.

Di Kota Pontianak banyak lokasi yang dijadikan tempat masyarakatnya untuk mengisi waktu menunggu jelang magrib. Salah satunya Taman Ayani. Taman di Jalan Ahmad Yani Pontianak yang diresmikan pada malam pergantian tahun 2018 ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit warga.

Di Taman Ayani ini, Rakyat Kalbar berkesempatan bertemu Heni. Ibu rumah tangga 39 tahun yang memboyong dua anak dan dua ponakannya ke taman tersebut. Selain membawa anak dan ponakannya bermain sekaligus mengisi waktu sambil menunggu waktu berbuka puasa. “Alhamdulillah saya puasa. Saya sengaja bawa anak-anak ke sini,” ujarnya, Sabtu (26/5).

Heni sudah sering ke Taman Ayani. Kalau bulan puasa ini baru pertama kali. “Tapi kalau hari lainnya sebulan sekali. Kalau tidak di taman ini (Taman Ayani) di Taman Digulis sana,” jelasnya.

Heni merupakan warga Kota Singkawang. Dia mengaku anak-anaknya suka minta dibawa ke Taman Ayani. Duduk-duduk menikmati pemandangan taman ditemani seorang adiknya, ia selalu melihat anak-anaknya yang sedang asyik bermain di area skatepark.

Taman Ayani menjadi tujuan warga lantaran Kota Pontianak yang cuacanya panas. Pepohonan di taman tersebut mendinginkan para pengunjung yang ada. Taman ini juga dilengkapi berbagai fasilitas. Antara lain area bermain skatepark, lapangan mini basket 3 on 3, taman catur, selfie zone, perpustakaan digital, tanaman landscape, bangku dan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU).

ASYIK BERMAIN. Empat anak kecil tampak riang bermain di arena skatepark yang berada di Taman Ayani, Sabtu (26/5). Maulidi Murni-RK
ASYIK BERMAIN. Empat anak kecil tampak riang bermain di arena skatepark yang berada di Taman Ayani, Sabtu (26/5). Maulidi Murni-RK

Dijelaskan Heni, ia berada di Taman Ayani sejak pukul 15.00 WIB. Sekitar pukul 15.54 WIB, ia sempat mengajar anak dan ponakannya untuk pulang. Mungkin keasyikan bermain, ajakan sang ibu pun belum dihiraukan. Meski anaknya yang paling tua berusia 11 tahun sedang berpuasa. “Insya Allah tahan, tadi sempat juga capek main, sempat bilang haus. Tapi dia masih tahan,” ujar Heni.

Apakah mereka akan berbuka puasa di Taman Ayani? Heni menjawab tidak. “Kami akan berbuka puasa di kediaman orang tua saya di Parit Mayor,” jelas Heni.
Semakin sore, Taman Ayani kian ramai dikunjungi warga. Beragam aktivitas dilakukan pengunjung sambil menunggu jelang magrib. Ada yang hanya sekedar jalan-jalan, baca buku, berfoto, bermain hingga nge-game melalui android.

Di taman ini juga ada berbagai edukasi. Mulai papan Pontianak Heritage yang berisi tempat-tempat bersejarah. Kemudian papan bergambar makanan khas dan nama-nama sekaligus karikatur wajah pemimpin Kota Pontianak pertama hingga kini.
Salah seorang pengunjung lainnya adalah Salahudin. Ia mengaku datang ke Taman Ayani sekedar ngabuburit sambil nge-game online Mobile Legend bersama tiga temannya. Diperkirakan usia mereka rata-rata sekitar 17 tahun. “Dak buka puasa di sini, sekitar jam lima lewat balek (balik),” ujar singkat pemuda asal Pontianak Timur ini yang sedang fokus dengan layar androidnya.

NGABUBURIT. Taman Ayani yang dipenuhi pepohonan dan bangku-bangku menjadi lokasi ngabuburut warga Kota Pontianak menanti waktu berbuka puasa, Sabtu (26/5). Maulidi Murni-RK
NGABUBURIT. Taman Ayani yang dipenuhi pepohonan dan bangku-bangku menjadi lokasi ngabuburut warga Kota Pontianak menanti waktu berbuka puasa, Sabtu (26/5). Maulidi Murni-RK

Ramainya pengunjung di Taman Ayani ini dimanfaatkan pula bagi para dermawan membagikan takjil. Seperti yang dilakukan Badan Kerohanian Mahasiswa Islam Untan dan Lembaga Dakwah Fakultas. “Baru hari ini. Takjil dibagikan lebih dari 500,” kata Inaq yang didampingi dua rekannya ketika sedang membagi-bagikan takjil kepada pengunjung Taman Ayani.

Mahasiswi semester enam Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Untan ini menjelaskan, lokasi pembagian takjil tidak hanya di Taman Ayani. Tetapi menyebar ke taman sekitarnya. Seperti Taman Digulis dan Arboretum. Mereka juga membagikan takjil di traffic ligh dan asrama putri Untan. “Ini merupakan salah satu serangkaian agenda Ramadan organisasi kami,” tutup perempuan berjilbab 20 tahun ini.

Ngabuburit juga menjadi kebiasaan warga Kabupaten Kubu Raya. Annisa misalnya. Sambil menunggu jelang bedug magrib, perempuan 25 tahun ini kerap menghabiskan waktu di luar rumah. “Itung-itung ngabuburit sambil menunggu azan magrib,” katanya kepada Rakyat Kalbar.

Ngabuburit yang dilakukan perempuan berparas cantik ini tentu setelah pekerjaan di rumahnya beres. Dia tak sendiri. Warga Kubu Raya ini mengajak saudara dan teman terdekatnya.

Selama Ramadan Annisa memang selalu mengagendakan ngabuburit. Lokasinya pun tidak jauh dari kediamannya. Seperti ke Borneo Icon. “Di sini suka ramai pengunjung berfoto-foto. Lalu malamnya ada pasar gitu, tapi saya ke sini cuma sampai sore jam 5 udah pulang,” katanya kepada Rakyat Kalbar, Jumat (25/5).

Annisa juga mengunjungi Tugu Alianyang yang lokasinya tak jauh dari Borneo Icon. Tugu Alianyang dengan taman-taman yang indah itu memang menarik untuk disinggahi.

“Saya juga mampir ke tugu Alianyang, duduk bersantai bersama teman dan saudara, kami juga mengabadikan setiap perjalanan ngabuburit kami,” terangnya.

Tidak hanya di kawasan Kubu Raya, ia dan teman-temannya juga biasa ngabuburit menyusuri sungai Kapuas di Kota Pontianak. Mereka keliling sungai Kapuas menggunakan kapal wisata atau speedboat yang disediakan masyarakat setempat. Melihat Masjid Jami’, Tugu Khatulistiwa atau objek wisata lainnya.  “Tidak hanya puasa kali ini, ngabuburit juga kerap saya lakukan di tahun-tahun sebelumnya,” tutup Annisa.

Sementara itu, Madella tampak asyik berswafoto dengan teman-temannya di kawasan Tugu Alianyang. Gadis 24 tahun berkulit putih ini mengaku baru pertama kali menginjakkan kaki ke tugu tersebut. “Asyik saja, jalan-jalan ngabuburit sama kawan-kawan sambil menunggu buka puasa, apalagi ketempat yang belum pernah kita kunjungi, tentu ini jadi hal menarik,” tutur Madella.

Warga Kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak ini menyebutkan, tidak setiap hari ia menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan. Sebab kesibukannya sebagai guru tidak memungkinkan itu. Kalau lagi banyak mengajar dan memberi les dia tidak ngabuburit.

“Tapi kalau lagi kosong waktu sore dan cuaca mendukung biasanya saya habiskan waktu buka untuk jalan-jalan atau senam bersama kawan-kawan,” pungkas Madella.

Puasa rasanya tak lengkap tanpa ngabuburit. Tak ayal, ngagaburit selalu identik dengan bulan puasa. Lalu apa ngabuburit itu?

Ngabuburit berasal dari bahasa Sunda. Yaitu burit, yang artinya sore menjelang malam. Sedangkan nga artinya menunggu. Jadi, Ngabuburit artinya menunggu waktu sore (burit). Jadi, secara umum ngabuburit artinya aktivitas yang dilakukan seseorang saat menunggu atau menghabiskan waktu hingga menjelang adzan magrib dikumandangkan.

Laporan: Maulidi Murni, Nova Sari
Editor: Arman Hairiadi