eQuator.co.id – Pontianak-RK. Kejutan Ramadan. Berkah di bulan penuh rahmat. Itulah pengumuman 5 komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) periode 2018-2023 di 16 provinsi se-Indonesia.
“Awalnya belum yakin, tapi setelah ada dari KPU (pusat,red), baru kita yakin, subuh tadi sekitar jam 3 mereka langsung memanggil untuk pelantikan,” ungkap seorang diantara Komisioner KPU Kalbar terpilih, Mujiyo, Selasa (22/5) sore.
Ia menuturkan, bersama 4 orang komisioner lainnya harus berangkat ke Jakarta hari ini (23/5). Untuk dilantik besok (24/5).
“Lokasi pelantikan di Hotel Borobudur, jadwalnya sekitar jam 9 pagi. Besok kan tanggal 23, gladi resik sama latihannya,” jelasnya.
Secara organisasi, lanjut dia, tugas mereka meneruskan yang sudah dilakukan KPU sebelumnya. Mujiyo menyatakan, komisioner periode 2013-2018 telah meletakkan dasar-dasar pekerjaan yang kokoh.
“Yang jelas kita mengupayakan segera melakukan konsolidasi dengan KPU kabupaten/kota untuk memastikan semua tahapan (pekerjaan,red)-nya berjalan dengan baik,” tukasnya.
Ditegaskan dia, kenetralan bagi penyelenggara pemilu itu sebuah keharusan. Oleh karena itu, satu diantara persyaratan yang wajib dilakukan setelah terpilih menjadi anggota KPU adalah mengundurkan diri dari kepengurusan Ormas dan sejenisnya.
“Ahamdulillah, keluarga besar sangat mensupport dan istri juga terutama sangat mensupport, dukungan penuh. Hasilnya memang kemudian diserahkan kepada Allah dan apapun yang terjadi kita mensyukuri semuanya,” tandas Mujiyo.
Senada, satu-satunya komisioner perempuan terpilih, Zainab. Ia bersyukur dapat terpilih.
“Kalau ditanya soal komitmen insya Allah, semoga Allah mengijinkan bisa tetap melaksanakan tahapan sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku,” ujar dia.
Ketika disinggung soal dominasi laki-laki dalam komposisi anggota KPU periode ini, Zainab mengatakan, dari pengalamannya sebagai anggota KPU Kubu Raya, tidak ada diskriminasi dalam pengambilan keputusan. “Kita sama, jadi tidak butuh trik khusus atau persiapan apapun. Saya berharap kami berlima bisa solid menghadapi agenda tahapan,” tuturnya.
Zainab memastikan akan memegang teguh netralitas dan independensinya sebagai penyelenggara pemilu. Sebab hal itu merupakan sesuatu yang paling penting untuk terus dirawat oleh seluruh anggota KPU.
Berbicara soal tugas berat yang berada di depan mata, dalam hal ini Pilgub Kalbar dan Pemilu 2019, Zainab mengaku siap mensukseskannya. Dengan penuh tanggung jawab.
“Insya Allah saya pribadi siap, kami nanti berlima akan saling berperan secara kolektif. Keputusan apapun di dalam tahapan dan jadwal pemilu harus diputuskan berlima,” pungkasnya.
Sementara itu, pengabdian lima tahun Komisioner KPU sebelumnya resmi berakhir hari ini (23/5). Sepi melanda. Ketika wartawan koran ini bertandang ke kantor KPU Kalbar di Jalan Subarkah, Pontianak Selatan, Selasa (22/5).
Selasar lantai 1 tempat staf bekerja juga sepi. Ternyata di aula lantai 2 sedang ada rapat konsolidasi seluruh staf untuk menyambut lima komisioner baru.
Di ruangan komisioner Misrawi, tampak pria berkacamata itu sedang duduk di ruangan kerjanya. Ruang yang biasa bersekat dan penuh dengan buku-buku itu tampak lapang. Hanya bersisa meja dan kursi. Serta beberapa alat tulis di atas meja.
“Saya ucapkan terima kasih kepada rekan media yang banyak membantu kami terutama dalam pemberitaan. Kemudian seluruh staf. Dan seluruh KPU Kabupaten/kota se-Kalbar,” ujar Misrawi kepada Rakyat Kalbar.
Sembari memindahkan seluruh folder dari laptop yang merupakan aset negara, ia berpesan kepada Komisioner KPU yang baru untuk tidak larut dalam euforia. Langsung fokus kepada pekerjaan.
Karena, menurut Misrawi, tantangan kedepan lebih berat. Sudah ada tahapan Pilgub Kalbar dan pilkada serentak 2018. Disertai pilpres 2019 menanti.
“Kami yakin mereka yang terpilih adalah yang terbaik. Mereka juga sudah berpengalaman menjadi penyelenggara pemilu di tingkat kabupaten, ketika nanti sudah masuk ke provinsi, artinya sudah tinggal melanjutkan tahapan-tahapan yang memang sudah berlangsung,” ujarnya.
Ia menuturkan, usai purnatugas hari ini, akan beristirahat. Sembari menikmati waktu bersama keluarga. Kurang lebih dua bulan. Mengingat, saat menjabat komisioner, waktu bersama keluarga banyak tersita.
“Istirahat dululah. Baru nanti mencari peluang yang bisa untuk mengisi aktivitas sehari-hari,” ungkap Misrawi.
Kendati tidak lagi menjabat komisioner, ia menyatakan, niat untuk mengabdi terhadap negara masih tertanam. Terutama dalam pengembangbiakan demokrasi di Kalbar. Akan tetapi, mengabdi itu akan dilakukan dengan cara yang lain.
Misrawi tak menampik adanya tawaran dari berbagai pihak yang mengajak dirinya berbabung ke partai politik. Namun, tawaran itu masih dipendingnya. Untuk sementara.
“Tidak menutup kemungkinan, kita kan tidak tau kedepan itu seperti apa, besok lusa kita tidak tau. Tapi untuk saat ini memang fokus istirahat dulu lah,” tutur pria beranak dua ini.
Berbicara soal tugas, ia bersama komisioner lainnya memang telah berkomitmen untuk tidak menyisakan PR. Pokoknya segala administrasi, segala milik negara akan segera dikembalikan. Kemudian semua yang menjadi tugas dan kewenangan mereka akan diupayakan berakhir semua pada hari terakhir masa jabatan.
Tak lama, Ketua KPU Kalbar periode 2013-2018, Umi Rifdiyawati, memasuki ruangan yang sama. Ia pun membenarkan sudah ada lima nama yang diranking dari 10 besar. Akan dilantik oleh KPU RI untuk mengisi periode 2018-2023. Dari 16 provinsi yang diumumkan, salah satunya anggota KPU Provinsi Kalimantan Barat.
Umi menjelaskan, urutan 5 besar akan dilantik. Sedangkan 5 orang lagi akan menjadi anggota PAW (pergantian antarwaktu) jika terjadi kendala dalam masa jabatan si 5 besar.
Ia bersyukur pada akhirnya mampu menghabiskan 3 periode menjadi penyelenggara pemilu. Satu periode di Kabupaten Sambas, dan dua periode di KPU Provinsi Kalbar.
“Alhamdulillah dalam periode 5 tahun ini, kami bisa solid bisa kompak, bisa menyelesaikan dengan kepala tegak. Istilah kami berlima, dan memang kami komitmen dengan apa yang terjadi,” ucap Umi.
Sebagai ibu yang memiliki dua orang putra, ia mengaku akan beristirahat. Sebab selama berkarir, waktu untuk keluarga banyak tersita.
“Dekat-dekat ini saya akan kembali dulu ke keluarga, fokus untuk mengurus keluarga. Kemudian rencana kedepan mungkin saya akan melanjutkan pendidikan. Insya Allah kalau diberi kesempatan mau ambil kuliah lagi, kemudian saya juga aktif di kegiatan-kegiatan sosial,” jelasnya.
Ke fakultas dan perguruan tinggi mana dia akan berlabuh? Mungkin ke fakultas hukum. Masih dipilih-pilih. Setelah sebelumnya meraih gelar S2
Senada dengan Misrawi, Umi mengaku memang ada beberapa partai yang menawarkan untuk bergabung. Namun, ia teringat pesan mendiang Husni Kamil, Ketua KPU RI periode 2012-2017.
“Pesan Beliau itu, sebaiknya ada jeda lah setelah jadi penyelenggara, jangan langsung masuk ke kancah, terlibat dalam partai politik, karena kan memang proses partai menjadi anggota pemilu kita yang menangani, sehingga bisa saja akan menimbulkan prasangka,” terangnya.
Imbuh dia, “Jadi saya tetap mengapresiasi, mengucapkan terima kasih atas ajakan partai politik yang meminta untuk menjadi caleg”.
Kepada komisioner yang baru, ia berpesan untuk tetap amanah. Memang dalam proses pergantian ini, mereka langsung dihadapkan dengan tahapan yang sedang berlangsung.
“Jadi memang sudah harus langsung ngegas, tidak boleh lagi harus begitu, begini. Jadi memang harus solidaritas tim. Karena memang harus langsung bekerja,” papar Umi.
Berbicara soal suka duka selama lima tahun ini, ia bersama komisioner yang lain selalu berusaha membangun tim yang solid. Pencapaian yang patut dibanggakan yaitu ketika KPU Kalbar mendapatkan penghargaan dari KPU RI sebagai penyelenggara pemilu yang berintegritas. Penghargaan itu juga merupakan mahkota penghargaan yang dibuat oleh KPU RI.
“Saya pikir itu pencapaian.. Itupun merupakan dukungan dari sekretariat dan seluruh lapisan masyarakat,” ucapnya.
Ia merasa lebih banyak suka ketimbang duka selama ia menjalankan tugas. Mereka juga memiliki grup WhatsApp yang bertujuan untuk terus menjalin komunikasi.
“Memang banyak lika-liku di dalam. Tapi karena kita solid dan kalau ada masalah kita diskusikan bersama. Dan memang saya sebagai ketua tidak memposisikan diri sebagai kepala atau otoriter. Saya punya pendapat dan bagaimana pendapatnya. Kalau memang pun masalah, kita jadikan masalah bersama, keberhasilan, keberhasilan bersama,” beber Umi.
Menikmati waktu yang ada, beristirahat sejenak dari rutinitas padat, juga diakui Komisioner KPU Kalbar lainnya, Theresia. Selain itu Ia juga akan membangun hubungan sosial dan tali silaturahmi di sekitar lingkungan tempat tinggalnya.
“Yang paling utama adalah tugas sebagai ibu rumah tangga, mendampingi anak dan suami,” ungkapnya.
Laporan: Rizka Nanda
Editor: Mohamad iQbaL