eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Dermaga Mataso Jalan Komyos Soedarso, Pontianak yang awalnya tenang tiba-tiba riuh, Selasa sore (22/5). Asap pekat keluar dari Kapal Motor (KM) Lintas Bahari 8 Jakarta yang sedang sandar.
Asap pekat keluar dari kapal cargo itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB. Para nahkoda dan anak buah kapal (ABK) panik. Mereka berhamburan keluar dari dalam kapal.
Saat itu ada beberapa kapal yang bersandar di Dermaga Mataso. KM Lintas Bahari 8 Jakarta yang terbakar berada di barisan kedua. Bersebelahan dengan KM. Lintas Bahari 20 Pontianak.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, api berasal dari ruang mesin. Berawal dari salah seorang ABK memotong besi dengan alat pemotong listrik. Percikan api menyentuh barang kelontong berbahan gabus di ruang tersebut.
Kena bahan mudah terbakar, api membesar. Angin yang lumayan kencang membuat api cepat merambat ke bagian ke barang-barang lain di sekitarnya. Lantaran kontruksi kapal dari besi, api tidak sampai merembet ke bagian lainnya.
Salah seorang ABK, Rizki mengatakan, api muncul dari bagian palka kapal. Cuma dia tidak tahu kebakaran tersebut bisa terjadi. “Saat itu saya pas lagi di kamar mandi. Keluar-keluar udah kebakaran,” ungkapnya.
Pemadam kebakaran (Damkar) mendapat laporan bergegas menuju dermaga yang berada sekitar puluh meter dari jalan raya itu. Bukan hanya mobil, kapal Damkar pun dikerahkan. Petugas Damkar berjibaku menjinakan api. Menyemprotkan air dari daratan dan sungai Kapuas.
Tak terdengar suara ledakan. Tapi asap pekat terus membumbung dari kapal. Petugas Damkar menyemprotkan air dari berbagai sisi. Bahkan para pemadam ada yang naik ke KM Lintas Bahari 20 yang bersebelahan kapal terbakar.
Asap pekat tak dihiraukan petugas Damkar. Kondisi KM. Lintas Bahari 20 Pontianak yang cukup tinggi sedikit menyulitkan petugas Damkar. Mereka harus berhati-hati menaikinya dengan tangga yang terbuat dari besi bulat. Perlu pegangan yang kuat.
Salah seorang anggota Damkr Panca Bhakti Pontianak, Jekitio menuturkan, setelah tiba di lokasi pihaknya langsung mencari kapten kapal. Untuk mengetahui isi dalam kapal yang terbakar. Hal itu untuk menjaga keamanan para personel Damkar. Jangan sampai ada bahan mudah terbakar di dalam kapal yang membahayakan petugas Damkar.
“Menurut kapten kapal di ruang mesin aman. Di palka yang terbakar, isinya semen dan beberapa styrofoam,” tutur Jekitio.
Asap pekat cukup susah ditaklukan. Perlu waktu berjam-jam. Sebab petugas kesulitan melihat sumber titik apinya. Jika hanya menyempotkan air dari luar, susah sampai ke titik api. Sehingga api juga susah dipadamkan.
Untuk itu, petugas dari beberapa Damkar terlebih dahulu harus masuk ke dalam palka kapal. Mengenakan alat bantu napas SCBA. “Tim kita sudah berusaha masuk untuk menemukan titik apinya,” jelasnya.
Api di dalam kapal tidak terlalu besar. Tapi material terbakar menyebabkan asap pekat. Menyusahkan petugas bernapas. “Penyebab kebakaran, saya tidak memperoleh informasi dari kapten kapal,” ungkapnya.
Butuh waktu lama para pemadam melalukan pemadaman. Asap pekat lambat laun berubah menjadi putih. Tapi para pemadam masih melalukan pendinginan untuk memastikan api yang ada. Supaya benar-benar padam.
Kapolsek KP3L Pontianak AKP Primas D Maestro menjelaskan KM Lintas bahari 8 milik PT. Mutiara Nasional Line. Kebakaran tersebut pertama kali diketahui salah seorang ABK. “Api diperkirakan dari kamar mesin. Saat itu mesin kapal dalam keadaan hidup,” ujarnya.
Kapal tersebut memuat barang-barang kelontong. Ada pula semen. Kapal memuat barang dari Jakarta. “Kapal sudah dua hari bersandar dan dalam pengerjaan bongkar barang,” jelasnya.
Kapal dinahkodai Asun dengan jumlah 18 ABK. Selama sandar, mereka tidur di kapal. “Untuk korban jiwa tidak ada, kerugian belum dapat ditafsir,” tutur Primas.
Saat terjadi kebakaran, langkah-langkah yang pihaknya lakukan mengamankan TKP. Mengingat warga yang tidak berkepentingan mendekat lokasi. Karena rawan aksi pencurian.
Senada disampaikan Kapolsek Pontianak Barat, Kompol Bermawis. Diduga api berasal dari ruangan mesin.
“Namun belum dapat dipastikan dari mana asalnya, keterangan lebih lanjut nanti kita informasikan,” pungkasnya.
Kapal tersebut bersandar di Dermaga Mataso sejak Sabtu malam (19/5). Belum sempat melakukan pembongkaran. “Saat ini kita bersama Polsek KP3L masih terus melakukan pemeriksaan lebih lanjut,” tutup Bermawis.
Ketua Forum Komunikasi Kebakaran Pontianak, Ateng Tanjaya menuturkan, pemadaman api disebuah kapal di sungai memang tampak lebih mudah daripada terjadi di sebuah bangunan atau rumah. Karena sumber air banyak dan dekat. “Tapi penyemprotan yang mencapai titik api itu yang susah,” katanya kepada Rakyat Kalbar.
Kebakaran di kapal sulitnya mencari titik api. Karena kapal barang tersebut memiliki sekat-sekat. Akibatnya penyemprotan ke sumber api sulit sekali. “Yang ada pas gelombang, keluarlah asap hitam di sekitar lokasi,” tukasnya.
Evakuasi di kapal perlu strategi yang tepat. Terutama saat melakukan penyemprotan ke bagian yang diduga menjadi sumber api. “Kalau semua pemadam menyemprotkan air ke kapal, akhirnya kapal akan tenggelam,” jelasnya.
Petugas Damkar juga harus berhati-hati ketika melakukan penyemprotan. Jangan sampai terlalu banyak air yang tidak mengenai sasaran. “Makanya ada istilah, jangan sampai kapal tenggelam dulu, baru api padam,” ungkapnya.
Kesulitan lainnya ketika menginjak badan kapal yang terbuat dari besi. Api terkena besi itu panasnya bukan main. “Kaki petugas bisa melepuh dan cidera, sehingga sangat perlu kehati-hatian,” demikian Ateng.
Laporan: Maulidi, Bangun Subekti, Andi Ridwansyah
Editor: Arman Hairiadi