
eQuator.co.id – Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik Indonesia, Karolin Margret Natasa dipercaya memberikan materi terkait pandangan kebangsaan dan organisasi kepemudaan bagi calon anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) Kota Pontianak di Pontianak Barat, Jumat (27/4/2018).
“Pada Jumat kemarin, saya memberikan materi tentang kebangsaan dan organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia kepada calon anggota Banser NU yang mengikuti kegiatan Diksar,” kata Karolin kepada sejumlah wartawan, Sabtu (28/4/2018).
Dia mengatakan, Banser NU merupakan badan otonom NU dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor yang bertugas dalam pengamanan, menjalankan misi kemanusiaan di berbagai daerah di Indonesia.
Calon Gubernur Kalbar nomor urut 2 itu jelas merasa senang bisa berbagi pengetahuan kepada calon anggota Banser di acara pendidikan dasar (Diksar). Karena menurutnya, kebersamaan persatuan antaragama harus terus dipupuk dalam menjaga bingkai NKRI.
“Kita tahu, teman-teman Banser selama ini menjadi organisasi yang selalu berada di barisan terdepan dalam membela Islam, namun tidak melepaskan perannya dalam menjaga keberagaman dan bhinneka tunggal ika. Sehingga pengetahuan tentang keberagaman dan organisasi memang harus diberikan agar menjadi bekal bagi mereka dalam menjalankan roda organisasi Banser ini nantinya,” tuturnya.
Menurut Karolin, proses untuk menjadi seorang kader tidak mudah dan harus melalui berbaagi tahapan yang sudah ditentukan oleh organisasi. “Untuk itu, tahapan Diksar itu menjadi hal yang sangat penting dilalui oleh para calon anggota Banser NU, agar mereka memiliki berbagai ilmu organisasi,” katanya.
Bupati Landak yang sedang mengambil masa cuti kampanye itu menambahkan, selama ini bukan hal yang baru untuk proses berbagi pengalaman dan silaturahmi antara organisasi keagamaan, seperti yang sudah dilakukan oleh Pemuda Katolik Indonesia dan Banser ini.
“Ini bukan baru kali ini kita lakukan. Makanya saya juga mengenal banyak rekan-rekan dari Banser dan organisasi keagamaan dan pemuda lainnya, tidak hanya di tingkat Kalbar, tetapi juga nasional. Di mana kita sangat sering mengadakan pertemuan dan dialog tentang keberagaman dan keagaman,” kata Karolin.
Ia menuturkan, hal itu merupakan budaya yang harus dijaga, sehingga kedepan generasi penerus bangsa memiliki tali silaturahmi yang baik antaragama dan suku, dalam menjaga bingkai persatuan sebagai warga negara Indonesia. (oxa)