eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Pemkot Pontianak menampilkan produk unggulannya di ajang International Handicraft Trade Fair (Inacraft) Tahun 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, 25-29 April. Seperti kain corak insang, miniatur Tugu Khatulistiwa, meriam karbit, kerajinan dari limbah kayu belian dan produk Bank Sampah Rosella.
“Karena saat ini yang menjadi perhatian nasional maupun international adalah produk kerajinan dengan memanfaatkan bahan dasar limbah,” ujar Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdang) Kota Pontianak, Haryadi S Triwibowo, Kamis (26/4).
Pameran ini kata dia, memiliki makna agar usaha pelaku industri kecil menengah (IKM) terus berkembang dengan sistematis serta manajemen yang baik dalam menjalankan usahanya. “Kita terus mendukung para pelaku industri kecil khususnya kerajinan tangan, apalagi sekarang sudah masuk era ekonomi kreatif,” paparnya.
Haryadi menjelaskan, saat ini pihaknya telah menjalin kerja sama dengan BUMN, BUMD, Perhotelan dan Toko Modern untuk memberikan fasilitas berupa tempat bagi usaha industri kecil khususnya produk kerajinan guna mempermudah agar produk lebih dikenal dan dipasarkan secara luas.
“Kita punya Perda mungkin satu-satunya di Indonesia yaitu Perda tentang keberpihakan pada usaha kecil sehingga BUMD, BUMN, supermarket, mall wajib menyiapkan tempat dan menjual produk IKM,” tuturnya.
“Lalu kita juga punya cluster usaha mikro kecil, ada para pelaku usaha, ada yang menyiapkan bahan baku, ada packingnya, ada yang menjual sehingga sistem manajemen distribusi produk di Kota Pontianak sudah terkelola dengan baik,” timpal Haryadi.
Sementara Zulkardianti, salah seorang peserta utusan Kota Pontianak yang turut diutus dalam ajang ini membawa tema usaha Bank Sampah Rosella. Produk yang dibawa ini merupakan sisa limbah yang dipergunakan masyarakat sehari-hari. Yaitu produk dompet dari pipet bekas.
“Pipet ini masih dipakai semua kalangan, ketika selesai digunakan menjadi sampah yang masih bisa digunakan untuk meningkatkan perekonomian dengan cara didesign sedemikian rupa sehingga ada ketertarikan orang untuk membelinya,” katanya.
Menurutnya, permintaan produk sampai saat ini tidak pernah berhenti. Bahkan tidak hanya lokal, produk Bank Sampah Rosella telah dipasarkan hingga ke Brunei Darussalam berupa produk kerajinan koran dan kantung kresek. Selain itu juga pernah melayani permintaan dari Swedia dan Australia untuk produk Recycle dari bank sampah rosella.
“Alhamdulillah, untuk barang limbah yang kami tekuni orderan tidak pernah berhenti. Kadang untuk memenuhi permintaan sampai stoknya kosong, ndak terkejar dengan waktu pembuatannya karena masih manual, ini kami lagi mempersiapkan souvenir untuk acara di Mempawah,” jelasnya.
Selain Bank Sampah Rosella, stan Kota Pontianak juga menampilkan produk olahan limbah dari kayu belian. Menurut Ahmad selaku pengrajin dari kayu berlian, produknya diunggulkan karena memanfaatkan limbah bekas kayu belian. Diolah menjadi produk yang sangat diminati konsumen dari Malaysia dan Singapura.
“Untuk permintaan mereka tergantung kesanggupan kita memenuhi, karena bahan dasar kayu ulin dengan ukuran besar sudah jarang ditemui. Jadi kita manfaatkan kayu bekas atau pecah lalu diolah kembali menjadi produk,” katanya.
Meskipun menggunakan bahan kayu bekas, namun ia menjamin produknya berkualitas. Sehingga bisa bersaing dengan produk sejenis. “Produk yang kita kirim itu tidak dipoles dengan bahan kimia, alami saja dengan menggunakan minyak goreng bahkan ada yang polos tanpa dipoles sama sekali justru itu yang diminati konsumen,” tutupnya.
Laporan: Gusnadi
Editor: Arman Hairiadi