eQuator.co.id – Pontianak-RK. Satu rumah warga di Gang Nenas, Jalan Komyos Sudarso, Kelurahan Sungai Jawi Luar, Kecamatan Pontianak Barat hangus dilahap api, Rabu (18/4). Kebakaran di pemukiman padat penduduk itu diketahui warga sekitar pukul 23.33 WIB. Api dapat dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran sekitar sejam setelahnya.
Saat kejadian, Firdaus pemilik rumah tidak berada di tempat. Hanya ada Siti Rahayu, istrinya beserta kakak-adik, anak dan cucunya saja di rumah itu. Mereka tengah terlelap tidur. Suhu panas yang seketika menyengat kulit membangunkan mereka.
“Sebagian penghuni rumah saat kejadian dalam keadaan tertidur. Karena merasakan hawa panas dan bau asap dari arah dapur, ada yang bangun. Setelah dicek, ternyata bagian dapur rumah mereka sudah dalam keadaan terbakar. Api cukup besar,” ujar Kapolsek Pontianak Barat, Kompol Bermawis, Kamis (19/4).
Mendapati kejadian tersebut, semua penghuni rumah tersebut berlari menyelamatkan diri dari api yang terus membara sambil berteriak meminta tolong.
Hamsiah (44), Ketua RT 03 RW 13 dan tetangga lainnya yang sedang tidur juga terbangun dan keluar rumah untuk membantu memadamkan api dengan alat seadanya sambil menunggu petugas pemadam kebakaran datang.
Sekitar 70 personel pemadam kebakaran tiba di lokasi untuk berjibaku mengendalikan api. Api dapat dikuasai dan dipadamkan pukul pukul 00.15 Wib.
Setelah padam, petugas pemadam kebakaran masih menyemprotkan air ke daerah tumpukan barang dan kayu yang terbakar. Hal itu agar bara api tidak kembali membesar.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Untuk kerugian materiil masih dalam perhitungan. “Kami masih selidiki kejadian ini. Dugaan sementara akibat korsleting. Api cepat membakar karena kondisi dapur terbuat dari bahan dasar kayu,” ucap Bermawis.
Sementara itu, saat ditemui sejumlah wartawan, Kamis (19/4) siang, Siti Rahayu tampak sedang terduduk di depan rumahnya yang hanya tinggal dinding dan hampir roboh. Kala itu, dia ditemani adiknya, Mona, meratapi puing-puing yang tersisa.
Mona bercerita, sebelum kejadian dia sedang menonton TV dalam kamar bersama Restu, keponakannya. Pada waktu yang bersamaan, keluarga lainnya sudah tidur di kamar masing-masing.
“Pada waktu itu terdengar bunyi kretek-kretek dari bagian dapur. Saya kira kucing sedang mencakar seng,” ujar wanita 27 tahun ini.
Merasa penasaran, tak lama Mona menyuruh keponakannya untuk melihat sumber dari bunyi tersebut. Rupanya, dugaan Mona salah. Yang terlihat adalah api.
Mengetahui hal tersebut, ia bersama ponakannya sontak berteriak dan penghuni rumah itu pun langsung bangun berusaha menyelamatkan diri. Setelah itu mereka berteriak minta tolong.
Seingat Mona, hanya memakan waktu sepuluh menit api kemudian membesar dari arah belakang rumah. Untuk penyebab, ia juga tidak tahu pasti. Tapi ia menduga api dari atas dapur.
Di rumah tersebut, dihuni oleh dua Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah sekitar 12 jiwa. Nyatanya, juga terdapat banyak anak kecil. Anak kakaknya saja ada lima orang dan semuanya masih sekolah. Termasuk anak Mona yang masih bayi.
Mona memang tidak tinggal bersama Anita, tapi kebetulan pada malam kejadian, dia sedang menginap di rumah kakaknya itu.
Banyak barang yang dapat diselamatkan. Surat berharga seperti, Akta, KK, KTP dan BPJS pun ikut hangus bersama pakaiannya. Kecuali lemari kaca yang pecah dan dua sepeda motor yang tadinya tersimpan di depan rumah dapat diselamatkan. “Hanya sehelai sepinggang (pakaian),” ucapnya.
Diakui Mona, saat peristiwa yang tak diduga terjadi itu, respon petugas pemadam kebakaran sangat cepat. Sayangnya, situasi jalan yang sempit sehingga membuat pemadam harus berputar arah.
Untuk saat ini, korban kebakaran masih bingung untuk tinggal dimana. Dan, anak-anak mereka saat ini terpaksa tidak bisa sekolah. Karena seragam mereka juga hangus. Dari salah satu keponakan Mona, ternyata ada yang akan mengikuti ujian SMP dalam waktu dekat ini.
Dari informasi yang didapat, akan ada bantuan berupa tenda sementara. Para korban pun sudah mendapatkan sedikit bantuan dari dinas terkait.
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pontianak, Saptiko menerangkan, pada malam kejadian Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD sudah mendatangi lokasi kebakaran untuk melakukan evaluasi dan pendataan. Kerusakan diperkirakan sekitar 90 persen.
Selanjutnya, pada pagi hari tim ng diandalkannya juga sudah menyambangi lokasi untuk melihat kebutuhan apa yang diperlukan para korban.
“Mulai hari ini, kita memberikan makanan untuk tiga hari kedepan. Pada hari ketiga juga kita berikan logistik yang diperlukan oleh korban,” ujar Kepala BPBD Pontianak yang baru menjabat ini.
Selain itu, pihaknya juga berusaha untuk mengusulkan agar korban mendapatkan bantuan sosial yang disetujui oleh Wali Kota Pontianak. Karena kata Saptiko, anggaran untuk bantuan sosial merupakan kebijakan dan kewenangang dari Wali Kota bukan dari BPBD.
“Saya juga akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait, seperti PU, Perkim dan Dinsos untuk memberikan bantuan lainnya,” katanya.
Termasuk bantuan logistik untuk keperluan sekolah, juga akan diberikan oleh BPBD sesuai dengan kebutuhan.
Laporan: Andi Ridwansyah, Ambrosius Junius dan Maulidi Murni
Editor: Ocsya Ade CP