Hanya 110 Ribu yang Lulus SNMPTN

SNMPTN

eQuator.co.id – Rangkaian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2018 memasuki babak puncak Selasa (17/4) kemarin. Dari total 586.155 pelamar, ditetapkan ada 110.946 siswa yang lulus SNMPTN. Proses berikutnya, peserta yang lulus wajib melaksanakan ketentuan penerimaan di kampus masing-masing.

Ketua Panitia Pusat SNM PTN 2018 Ravik Karsidi mengatakan, seluruh peserta yang lulus SNM PTN terdistribusi ke 85 unit PTN di Indonesia. Kampus yang paling banyak menerima pelamar SNMPTN adalah Universitas Brawijaya (Unibraw) di Malang sejumlah 3.341 siswa. Dari sisi provinsi, peserta SNMPTN paling banyak diterima di Jawa Timur dengan jumlah 14.518 siswa.

Ravik mengingatkan bahwa status peserta yang kemarin sore diumumkan secara online itu adalah lulus SNMPTN. Untuk bisa ditetapkan sebagai peserta yang diterima di PTN, peserta yang lulus wajib memverifikasi data akademik di kampus tujuan. “Verifikasi itu meliputi rapor asli, portofolio prestasi asli, serta menunjukkan ijazah atau surat keterangan tanda lulus,” jelasnya.

Menurut dia, proses verifikasi itu dilaksanakan pada 8 Mei. Sementara itu, pengumuman kelulusan siswa SMA sederajat dijadwalkan pada 2 Mei. Dengan demikian, ada potensi pada saat jadwal verifikasi kelulusan SNM PTN, ijazah siswa belum ada sehingga diperbolehkan menggunakan surat keterangan tanda lulus (SKTL). “Bagi siswa yang tidak lulus SMA sederajat, kelulusan SNMPTN-nya gugur,” kata rektor Universitas Sebelas Maret itu.

Sementara itu, Sekretaris Panitia Pusat SNMPTN Joni Hermana menambahkan, panitia menganalisis tingkat keketatan untuk prodi di kelompok sains dan teknologi (saintek) serta sosial-humaniora (soshum).

Untuk kelompok saintek, prodi farmasi tahun ini muncul sebagai prodi yang paling ketat tingkat penyeleksiannya. Sebab, pelamarnya banyak. Di kelompok soshum, prodi manajemen tetap menjadi yang terketat tingkat seleksinya.

Soal tingkat keketatan di prodi farmasi, Joni menduga pemicunya adalah tumbuhnya kesadaran masyarakat atas kesehatan. Itu diikuti meningkatnya konsumsi obat, vitamin, atau sejenisnya. “Tingkat keketatannya (Prodi Farmasi, Red) sangat tinggi,” kata rektor ITS Surabaya itu.
Menristekdikti Mohamad Nasir turut menghadiri pengumuman kelulusan SNMPTN 2018. Dia berpesan supaya panitia SNMPTN maupun seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat. “Sempat ramai soal seleksi SBMPTN. Bukan makin ruwet, tetapi makin sederhana,” katanya.

Nasir menjelaskan, selama ini sistem penilaian SBMPTN menggunakan mekanisme jawaban benar dapat poin 4, jawaban salah dapat poin -1, dan tidak dijawab tidak dapat poin. Dalam sistem yang lawas itu, peserta ujian memilih tidak menjawab soal ujian yang dirasa sulit. “Ternyata (setelah dievaluasi, Red), banyak yang kosong (tidak dijawab, Red),” ungkapnya.

Nah, melalui sistem yang baru, peserta SBMPTN diharapkan menjawab semua soal ujian. Sebab, kalaupun salah, nilainya kosong. Bukan -1 seperti selama ini. “Jangan gaduh di publik,” katanya. Apalagi, lanjut dia, penerapan sistem baru scoringSBMPTN itu bertujuan untuk lebih memperhatikan usaha peserta ujian. (JawaPos.com/JPG)