eQuator – Oerlikon Skyshield MK2 telah tiba di Pontianak melalui Pelabuhan Laut Dwikora pada jam 10 pagi, Selasa (10/11), dan segera diarak ke Apron Lanud Supadio Kubu Raya. Senjata penangkis serangan udara, yang diklaim tercanggih di dunia, tersebut telah memperkuat Detasemen Hanud 473 Paskhas Pontianak.
Komandan Detasemen Hanud 473 Pasukan Khas Angkatan Udara (Paskhasau), Mayor (Pas) Anang Baskoro mengatakan, senjata dengan meriam kaliber 35 milimeter tersebut merupakan buatan Swiss dan diproduksi pada 2014. Indonesia merupakan negara pertama yang membeli langsung dari pabrikan Rheinmetall Air Defence.
“Oerlikon Skyshield 35 MM yang datang di Detasemen Hanud 473 Paskhas Pontianak sebanyak 2 satuan tembak. Setiap satu satuan tembak terdiri dari dua meriam kaliber 35 mm, satu sensor unit atau radar mobile, dan satu Command Post yang berfungsi sebagai pengendali tembakan, plus satu pembantu radar visual,” ungkap Anang.
Uniknya, radar visual di pos komando Oerlikon Skyshield tersebut punya jangkauan luas dan efektif, sehingga dapat membuat meriam itu berubah dari sejatinya pertahanan titik (Short Range Air Defence/SHORAD), menjadi pertahanan wilayah atau area.
Meriam di Oerlikon Skyshield jangkauan pelurunya sejauh 4000 meter, mampu memuat 252 butir proyektil bertipe AHEAD (Advanced Hit Efficiency and Destruction). Juga, dapat ditempatkan di mana saja sesuai kebutuhan sebab punya sistem mobile menggunakan empat truk yang sudah dilengkapi derek,
Ada alasan tersendiri kenapa meriam itu disebut Skyshield (perisai udara). Sesuai namanya, senjata itu dapat menyemburkan 202 butir proyektil yang membentuk semacam perisai (Metal Spin-Stabilised Projectiles)setelah 4 detik ditembakkan. Sehingga, kemungkinan target lolos dari sasaran peluru hanya 10%.
Oerlikon Skyshield, Anang melanjutkan, dioperasikan secara otomatis diintegrasikan dengan dua peluru kendali (Rudal) Chiron Missile buatan Korea Selatan, yang memiliki jarak tembak maksimum 7 kilometer, efektif 3-5 kilometer. Chiron Missile pun mampu menjelajah hingga ketinggian 3,5 kilometer, dengan berat 20 kilogram berdiameter 80 milimeter. Rudal ini juga bisa ditempatkan 5 kilometer dari pos komandonya.
Anang menjelaskan, senjata penangkis serangan udara ini dapat bekerja efektif dan mampu menghancurkan semua sasaran udara, seperti pesawat jenis apa saja. Juga bisa menghancurkan Rudal, roket, dan mortir, yang coba-coba mengusik keamanan objek di NKRI.
“Di dalam prinsip kerjanya, senjata ini mampu mendeteksi benda apapun yang berada di angkasa. Intinya untuk melindungi objek yang diperkirakan jadi sasaran dalam radius 30 kilometer. Ketika objek telah dilock (kunci sasaran,red), meriam akan ditembakkan dan terus mengikuti sasaran hingga hancur,” paparnya.
Tentu saja, meriam ini cocok dengan tugas Detasemen Hanud 473 Paskhasau Pontianak menjaga Lanud Supadio yang memiliki skuadron tempur di Lanud Supadio. “Kendati demikian, kami juga punya landasan hukum untuk melindungi obyek vital selain pangkalan militer atas kebijakan dari Panglima Komandan Pertahanan Nasional,” demikian Anang Baskoro.
Sementara ini, selain di Supadio, Oerlikon Skyshield telah ditempatkan di Lanud Halim Perdanakusuma dan Sultan Hasanuddin. Masing-masing juga dua unit.
Laporan: Syamsul Arifin
Editor: Mohamad iQbaL