Diterpa Isu Dinasti Politik, Ini Jawaban Karolin

Karolin Margret Natasa

eQuator.co.idMenjadi Calon Gubernur Kalbar, Karolin Margret Natasa mengaku kembali diterpa isu dinasti politik.

“Saya bersama pak Gidot kembali diperintahkan oleh PDI Perjuangan dan Demokrat untuk melanjutkan pembangunan yang telah dilakukan pak Cornelis dan Christiandy Sanjaya yang telah memimpin Kalbar selama dua periode,” kata Karolin, saat menghadiri undangan masyarakat Siantan Permai di Pontianak, Minggu (4/3).

Bahkan, dia dan Suryatman Gidot juga telah didukung PKPI dan Perindo, untuk berjuang bersama pada Pilgub Kalbar ini.

“Dengan dukungan empat partai dan seluruh masyarakat Kalbar, saya yakin, kita bisa memenangkan Pilkada kali ini dan bersama-sama melanjutkan pembangunan yang sudah berjalan dengan baik ini,” tuturnya.

Karolin menilai isu politik dinasti kembali dimainkan beberapa pihak untuk menjegalnya memenangkan Pilkada Kalbar.

“Mungkin bapak dan ibu semua sudah mendengar, isu politik dinasti yang saat ini sedang berkembang di tengah kita. Ada yang mengatakan, sudah bapaknya jadi gubernur dua kali, anaknya lalu mau maju lagi jadi gubernur sehingga ada yang menyatakan, kami ini ingin membangun dinasti politik,” katanya.

Perlu diketahui, kata Karolin, dirinya menjadi calon gubernur bukan serta merta keinginan Cornelis atau partai pengusung. Dia sendiri sudah melalui beberapa proses pendidikan politik. Sejak delapan tahun lalu, sudah dipercayakan masyarakat Kalbar untuk menjadi anggota DPR selama dua periode. Bahkan, berhasil menjadi anggota DPR dengan perolehan suara terbanyak se-Indonesia.

Kemudian, lanjutnya, saat kembali ditugaskan PDI Perjuangan untuk mengikuti Pilkada Landak, dirinya juga berhasil memenangkan pilkada tersebut dengan perolehan suara hingga 98 persen.

Menurutnya, prestasi tersebut tentu menjadi pertimbangan besar partai yang telah membesarkan namanya untuk kembali menugaskannya bertarung pada Pilkada Kalbar tahun ini. Karena berdasarkan hasil survey, dirinya juga berpeluang besar untuk memenangkan Pilkada Kalbar tersebut.

“Jadi, ini tidak instan dan saya sudah berproses. Saya dinilai mampu memimpin Kalbar kedepan. Jadi bukan karena dinasti politik atau keserakahan untuk memimpin Kalbar,” tuturnya. (ius)