eQuator – Tim Penjinak Bom (Jibom) Sat. Brimob Detasemen B Polda Kalbar menggunakan peralatan lengkap berdatangan ke Gereja St. Fransiskus Asisi di Jalan Pangeran Diponegoro, Kota Singkawang, Senin (9/11) sekitar pukul 13.00.
“Kita mendapat informasi dari masyarakat melalui pesan singkat (SMS), bahwa ditemukan paket kantong plastik hitam, berisi benda persegi di teras kiri Gereja St Fransiskus Asisi. Tidak ingin sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi, kita berkoordinasi dengan Jibom Sat Brimob Detasemen B Polda Kalbar,” kata Kompol Dhani CN, Kabagops Polres Singkawang, ditemui di Gereja St. Fransiskus.
Sampai di lokasi, Tim Jibom Brimob pun langsung memeriksa kantong plastik hitam berukuran 50 kilogram yang diduga berisi bom tersebut. Ternyata.., di dalamnya terdapat beberapa buku pelajaran dan Kitab Suci Agama non Katolik, remote audio, serta paspor.
“Setelah kami periksa bersama Tim Jibom Brimob, Alhamdulillah dugaan kami salah. Dipastikan di dalam kantong plastik hitam itu tidak ada bom. Terdapat beberapa buku, kitab suci, serta paspor milik warga Singkawang berinisial LSK,” jelas Dhani.
Kendati sudah memastikan kantong plastik itu steril dari bahan peledak, para penjinak bom tidak mau gegabah. Mereka menyisir areal gereja, di dalam dan sekitarnya. Termasuk bawah kursi, pot bunga, hingga tong sampah.
“Semua tempat di sekitar gereja sudah disisir dan dipastikan tidak ada bom seperti yang dikhawatirkan sebelumnya,” ujar Dhani.
Kantong plastik yang diduga bom tersebut disita dan dibawa ke Mapolres Singkawang untuk barang bukti proses hukum. “Kita akan telusuri pemilik paspor tersebut, akan kita minta keterangannya, bagaimana barangnya tersebut bisa berada di teras samping gereja,” ujar Dhani.
Dia mengungkapkan, sebenarnya kantong plastik hitam tersebut ditemukan salah seorang pengurus Gereja St. Fransiskus Asisi, Sabtu (7/11) sekitar pukul 08.00. Sempat dipindahkannya ke pojok teras, lalu dikembalikan lagi ke tempat semula.
“Kemudian hari ini (kemarin), paket itu dilihatnya lagi, tetapi tidak berani membukanya hingga pihak gereja memberitahukan ke kami untuk bantu membukanya,” terangnya.
Melihat pelaporan atas paket mencurigakan tersebut terhitung terlambat, Dhani pun mengimbau kepada masyarakat agar segera melapor ke Polsek maupun Polres Singkawang bila melihat benda-benda serupa.
“Ini sebagai tindakan antisipasi. Mari kita sama-sama menjaga situasi kondusif di Kota Singkawang ini. Diantaranya, bila menemukan barang yang ganjil, segera laporkan ke aparat berwajib,” ujar Dhani
Penemu pertama kantong plastik hitam itu, seorang Pengurus Gereja St Fransiskus Asisi Singkawang, Robertus berkisah. “Sabtu (7/11) pagi, saya datang ke gereja mau memasang selang untuk taman. Saya melihat pintu terbuka dan ada kantong plastik warna hitam di atas bangku. Di waktu bersamaan, ada anak TK (Taman Kanak-kanak) sedang berdoa. Saya pikir kantong itu milik guru-guru mereka,” kata Robertus.
Dia pun melanjutkan aktivitasnya. Tidak lama berselang, anak-anak tersebut pulang. Tetapi, kantong plastik hitam itu masih di tempatnya semula.
“Kemudian datang anak-anak SMA untuk berdoa. Saya pikir supaya barang ini aman, akan saya pindahkan. Ketika saya akan mengambilnya, saya lihat kantongnya sedikit terbuka dan di dalamnya ada kitab suci (non Katolik). Lalu saya pindahkan ke pojok teras,” cerita Robertus.
Kemudian, Robertus melapor ke pastor tentang temuannya. “Sebenarnya temuan seperti ini juga sudah pernah terjadi sebelumnya, sekitar sebelum tahun 2000. Tetapi paketnya waktu itu berisi Kitab Suci Katolik (bukan Kitab Suci non Katolik), dan ada suratnya, yang menyebutkan kalau orang tersebut menyampaikan ke pastor kalau dia telah keluar dari Katolik,” ungkap dia.
Nah, karena kali ini paket tersebut berisi kitab suci umat non Katolik, Robertus segera menyampaikannya ke pastor. Sang Pastor pun menghubungi seorang teman yang anaknya merupakan anggota kepolisian.
“Sepertinya hal itu baru disampaikan ke polisi hari ini (kemarin), makanya polisi datang untuk memeriksa,” ujarnya.
Dia menduga, kantong plastik hitam itu tertinggal atau diletakkan secara sengaja di Gereja St. Fransiskus Asisi pada Sabtu lalu sekitar pukul 05.30 hingga 07.30. Sebab, pada pukul 04.00, ada kegiatan doa di gereja.
Laporan: Mordiadi
Editor: Mohamad iQbaL