eQuator.co.id – Pontianak-RK. Bupati Landak Karolin Margret Natasa berjanji akan mengupayakan penyembuhan Felisa, bocah tujuh tahun penderita kulit mengelupas. Penyakit yang diderita Felisa sempat viral di media sosial (Medsos).
Sebelumnya, Karolin menjenguk Felisa di RSUD dr Soedarso, Pontianak, Rabu (17/1) sore. Saat dijenguk, tampak kulit Felisa berwarna merah serta mengelupas hampir di sekujur tubuhnya. Penyakit ini jarang dijumpai.
Karolin memberikan bantuan sejumlah uang kepada orangtua Felisa yang merupakan warga Dusun Entobo, Desa Permit, Kecamatan Kuala Behe, Kabupaten Landak. Felisa merupakan anak perempuan pertama dari pasangan suami istri, Ebennius dan Juli. “Saya ucapkan terima kasih kepada netizen yang sudah membantu kami mengetahui kondisi masyarakat kami,” ujarnya Karolin saat usai membesuk Felisa.
Dikatakannya, tidak jarang memang pihak keluarga merahasiakan penyakit seperti yang diderita Felisa. Lantaran viral di Medsos, maka sebagai kepala daerah dia pun baru bisa mengetahui ada warganya menderita penyakit langka tersebut. Beberapa netizen sempat menduga penyakit tak biasa yang diderita Felisa adalah kusta.
Karolin yang juga paham dibidang ilmu kedokteran ini mengklarifikasi hal tersebut. Menurutnya, penyakit yang diderita Felisa bukanlah kusta. Tetapi merupakan suatu penyakit auto imun. Di mana badannya menolak kulitnya sendiri.
“Jadi, kulitnya tumbuh terus sehingga tebal, keras dan mengelupas. Ini merupakan suatu penyakit yang jarang,” jelasnya.
Pemda Landak kata dia, akan semaksimal mungkin membantu penyembuhan penyakit yang diderita Felisa. Dia memprediksi, kasus yang dialami Felisa kemungkinan agak sulit sembuh 100 persen dan memerlukan pengobatan seumur hidup. Oleh karena itu, Felisa harus masuk dalam data base Pemkab yang ditanggung untuk BPJS.
“Persoalan tidak selesai sampai di sini saja, karena beliau berasal dari keluarga yang berada di daerah pedalaman, mungkin agak sulit untuk melakukan kontrol. Tapi akan kami upayakan,” ujarnya.
Pihaknya kata Karolin, akan mengupayakan Felisa dapat dirawat di rumah sakit di Landak. Dia pun akan mengupayakan komunikasi dan koordinasi dengan dokter yang merawat Felisa.
“Jika memungkinkan dan keadaan menarik, kemudian pulang ke Landak, mungkin kontrolnya bisa di rumah sakit Landak,” demikian Karolin. (lid/riz)