Empat Pelajar SMP Terlibat Kecelakaan Maut

Satu Tewas di Tempat

EVAKUASI. Anggota Satlantas Polresta Pontianak tengah mengevakuasi sepeda motor yang terlibat kecelakaan maut di Jalan Ampera, Pontianak Kota, Jumat (13/10)--Polisi for Rakyat Kalbar

“Kami berharap ada keringanan biaya rumah sakit. Karena anak-anak panti yang menjadi korban itu berasal dari keluarga tidak mampu,”

Pengasuh Panti Asuhan Uswatun Hasanah, Andik Nasaruddin

eQuator.co.idPontianak-RK. Empat pelajar SMP Aswaja Pal V terlibat kecelakaan hebat di Jalan Ampera, Pontianak Kota, tepat di depan Masjid Irsadul Iman, Jumat (13/10) sekira pukul 11.30. Keempatnya adalah Safrianyah (16), Prayoga (15), Darma Putra (15) dan Hasanudin (14). Mereka merupakan anak Panti Asuhan Uswatun Hasanah yang terletak di Jalan Karya Sosial.

Akibat kecelakaan menjelang Jumatan ini, Hasanudin meninggal di lokasi kecelakaan. Sedangkan tiga lainnya, mengalami luka-luka. Pasca-kecelakaan yang sempat membuat arus di Jalan Ampera ini macet, keempat korban langsung dilarikan ke RS St Antonius Pontianak untuk mendapat pertolongan medis pertama.

“Mereka ini anak di bawah umur, ada empat korban, satu orang meninggal, tiga dirawat di rumah sakit,” kata Iptu Suratno, Kanit Laka Satantas Polresta Pontianak ditemui wartawan diruang kerjanya, Jumat (13/10).

Ia menerangkan, kecelakaan ini terjadi antara sepeda motor jenis Yamaha Crypton bernopol KB 5455 HF yang ditumpangi Safrianyah, Prayoga dan Darma Putra dengan Honda Vario bernopol KB 4119 OA yang dikendarai Hasanudin. (Baca kronologis kejadian di halaman satu).

“Kecelakaan ini terjadi disaat motor yang dikendarai Safrianyah menghindari kendaraan yang menyeberang. Lalu dari arah berlawanan datang motor yang dikendarai Hasanudin, dan tabrakan pun terjadi,” jelasnya.

Di lokasi, kata Suratno, memang banyak kendaraan warga yang menjemput anaknya pulang sekolah memakan badan jalan.

Karena kecelakaan ini melibatkan anak sebagai terperiksa atau yang membuat kelalaian, Suratno menegaskan akan memproses dengan menggunakan Undang-undang RI 11/ 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

Jadi penyelesaian hukumnya melalui diversi, yakni pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana atau musyawarah.

“Tapi kalau itu ada kesepakatan antar pihak ditingkat diversi di penyidik kepolisian artinya kasus itu bisa tuntasnya sampai di kepolisian. Kemudian polisi membuat berita acara dan putusan diversi dimintakan penetapan ke pengadilan,” bebernya.

Suratno menambahkan, pihaknya belum bisa memanggil pengurus panti asuhan terkait proses lebih lanjut kecelakaan ini. Sebab sudah dipastikan bahwa pengurus maupun pengasuh panti asuhan masih berduka dan mengurus para korban.

“Kami belum bisa konfirmasi. Mereka pasti lagi mengurus para korban. Kalau untuk penyelesaiannya (hukum) masih terlalu dini. Tapi arahnya dihentikan, andaikan lanjut, ini diversi karena anak bawah umur,” ucapnya.

Bendahara Panti Asuhan Uswatun Hasanah, Andik Nasaruddin membenarkan empat korban kecelakaan itu adalah anak asuhnya yang sekolah di SMP Aswaja di Jalan Pal V.

“Benar, semua anak-anak kecelakaan tadi dari panti asuhan sini, sekolah di Aswaja, Pal 5,” ucapnya ditemui Rakyat Kalbar di Panti Asuhan Uswatun Hasanah Jalan Karya Sosial, Jumat (13/10).

Nasaruddin yang sekaligus pengasuh anak panti asuhan ini menjelaskan, sebanyak 38 anak di panti asuhan itu dengan latar belakang yatim piatu dan duafa. Mereka juga ada yang berasal dari luar Kota Pontianak. Sebanyak 12 dari anak asuhnya yang bersekolah di SMP tersebut.

Dia tidak menyangka kejadian itu begitu cepat. Sekitar pukul 11.00 sebelum salat Jumat, memang Hasanudin baru datang dari sekolah. Ia langsung meminta kunci sepeda motor kepada Nasaruddin untuk menjemput teman lainnya.

“Memang kebiasaan siapa yang duluan datang itulah yang saya kasi kunci motor (untuk menjemput),” ucapnya.

Nasaruddin beralasan karena tidak ada fasilitas mobil maka pihaknya memberikan kepercayaan kepada anak asuhnya mengendarai sepeda motor untuk antar jemput anak-anak asuh lainnya.

“Kita nggak ada mobil buat antar jemput. Tapi temannya dari sekolahan, dia (Hasanudin) dari sini. Saya belum tahu kejadiannya kayak apa, kok bisa terjadi sama dari anak sini,” ujarnya.

Nasarudin mengakui kekurangan yang ada di panti asuhannya. Maka, ia berharap kedepan Pemerintah Kota Pontianak menyediakan angkutan untuk anak-anak sekolah terlebih lagi panti asuhan yang dikelolanya sangat minim fasilitas.

“Sepeda motor itupun (yang digunakan) wakaf dari umat untuk transportasi anak-anak berangkat ke sekolah. Itulah kekurangan saya sendiri, saya juga minta pemerintah menyiapkan angkutan umum untuk anak sekolah,” ucapnya.

Nasarudin menjelaskan, jenazah Hasanudin sudah dibawa ke daerah asalnya di Kabupaten Landak, Jumat sore. Ia pun berharap musibah ini ada keringanan biaya dari pihak rumah sakit. Karena, para korban merupakan anak dari keluarga yang tak mampu.

“Yang datang ke sini mereka untuk cari ilmu belajar karena dari rumah dia orang tidak punya,” ucapnya.

Laporan: Ambrosius Junius
Editor: Ocsya Ade CP