Dinas Pertanian Klaim Hasil Panen Memuaskan

Ilustrasi.Net

eQuator – Meskipun Kubu Raya baru melewati musim kemarau dan kabut asap, namun tak membuat sawah kekeringan dan berkurangnya produksi padi. ‎

Kepala Dinas Pertanian Kubu Raya, Gandhi Setyagraha mengatakan, bencana asap yang terjadi beberapa waktu lalu tidak akan memengaruhi produksi pertanian di wilayah kerjanya. Panen musim tanam gadu beberapa waktu lalu, berdasarkan perhitungan sementara, setiap hektar lahan menghasilkan padi sebanyak lima sampai tujuh ton per hektar.

“Namun setelah beberapa bulan terjadi kekeringan, kami belum melihat jumlah tersebut. Kami masih melakukan perhitungan secara pasti, berapa produksi padi kita pada musim gadu tahun ini. Perhitungan kita lakukan bersama Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar. Namun, sekali lagi saya pastikan untuk produksi padi kita pada musim gadu ini tidak ada kendala,” klaim Mantan Kepala Bappeda Kubu Raya itu.

“Memang pada saat bencana asap beberapa waktu lalu berpengaruh pada iklim di Kubu Raya, karena saat itu bersamaan terjadi elnino. Namun kita pastikan hal itu tidak akan memengaruhi produksi pertanian kita,” yakinnya lagi.

Gandhi menjelaskan, kurang lebih tiga bulan, curah hujan di Kubu Raya sangat kurang, bahkan terjadi kekeringan pada lahan pertanian. Namun, saat itu juga sebagian besar petani sudah panen pada musim gadu dan saat ini petani akan melakukan masa tanam rendegan.

Untuk mengantisipasi kekeringan, kata Gandhi, pihaknya saat itu telah mendistribusikan bantuan berupa 75 pompa air kepada petani, untuk mengairi lahan mereka, sekaligus melakukan pemadaman api, pada lahan yang terbakar. “Saat itu juga kita telah melakukan sosialisasi kepada petani melalui PPL, untuk tidak membakar lahan, meski tidak bisa kita pungkiri masih saja ada petani yang melakukan pembakaran lahan, namun jumlahnya sedikit,” tuturnya.

Gandhi mengaku bersyukur, sejak awal Oktober lalu, sebagian wilayah Kubu Raya sudah memasuki musim penghujan. Sehingga dalam waktu dekat dia akan memprogramkan musim tanam rendengan secara serempak.

“Kenapa kita lakukan secara serempak? Untuk mengantisipasi serangan hama pada titik tertentu. Karena kalau dilakukan secara bersama, untuk penanaman padi, kalaupun terserang hama seperti pipit atau keong emas, itu tidak akan terlalu parah. Namun hal itu tetap kita anstisipasi,” tuturnya. ‎(sul)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.