Dari Problem Duit hingga Terburu-buru Rekrut Pemain

Lika-liku Persipon di Liga 2 Indonesia

LATIHAN.Tim Persipon menjalani latihan untuk persiapan melawan Persipur Purwodadi, Kamis (7/8) di SSA Pontianak. Fikri Akbar-RK

eQuator.co.idPontianak-RK. Hari ini, Sabtu (9/9) akan menjadi laga terakhir Persatuan Sepakbola Indonesia Pontianak (Persipon) di Grup 4 Liga 2 Indonesia musim 2017 kala bertandang meladeni Persipur Purwodadi. Pertandingan ini menjadi penentuan bagi Persipon apakah bertahan di Liga 2 atau turun kasta di Liga 2 B.

Persipon tidak hanya harus menang melawan Persipur. “Takdir” Persipon untuk tetap berada di Liga 2 juga ditentukan oleh hasil pertandingan antara Sragen United dan PSM Magelang.

“Jadi besok (hari ini) itu ada dua pertandingan yang penting, yang dapat mempengaruhi posisi kita. Pertama pertandingan Persipon melawan Purwodadi, dengan Sragen lawan PSM Magelang,” kata Manajer Tim Persipon, Sidiq Handanu, Jumat (8/9).

Andai Persipon yang saat ini berada peringkat 7 klasmen menang dalam laga melawan Persipur, maka poinnya akan sama dengan Sragen. Itu pun jika Sragen kalah, tinggal berhitung selisih atau agregat gol.

“Dan PSM Magelang katakanlah kalah dengan Sragen, bisa kita geser poisisnya (Magelang). Jadi kalau kita berhasil bagus, kemungkinan kita di posisi 6,” ujarnya.

Kalau kondisi terbalik, Persipon paling apes masih akan bertahan di liga profesional, yaitu Liga 2 B yang masih diwacanakan PSSI. Artinya, tidak sampai terdepak ke Liga 3 atau Liga Nusantra (Linus) yang amatir.

“Ini kan regulasi masih belum pasti nih, kalau kita berpatokan dari informasi awal, di Liga 2 itu kan ada (diambil) 24 klub dari yang sekarang 60 klub,” ujarnya.

Dari 24 tim akan diambil pemenang 1 dan 2 di masing-masing grup. Kemudian juara-juara 1 dan 2 ini akan bertanding, hasilnya tiga terbaik (juara 1, 2 dan 3) akan masuk ke Liga 1.

“Wacana (terbaru PSSI) adanya liga 2 B, yakni untuk urutan juara 3 dan 4 yang gagal tadi ditambah hasil dari pertandingan antar pemenang juara 5 dan 6 masing-masing klub di Liga 2,” katanya.

“Sementara untuk yang urutan 7 dan 8 klasmen (masing-masing grup Liga 2), apakah langsung masuk ke Liga 3, kita juga masih belum tahu ini, tapi memang lebih aman, kita harus bisa masuk nomor urut 6 untuk ke Liga 2 B,” timpal Handanu.

Di luar rekruitmen dan persiapan yang terburu-buru, secara umum Handanu menilai bahwa sebenarnya Persipon sangat memiliki potensi untuk menjadi klub besar. Karena menurutnya rata-rata materi pemain Persipon saat ini setara atau kurang lebih sama dengan klub-klub yang sama-sama berada di grup 4 musim ini. Yang tidak bisa disaingi PSIS Semarang dan Persis Solo (posisi 1 dan 2). Selain itu kata dia, levelnya hampir sama dengan Persipon.

“Kalau pun ada kalah-memang itu namanya pertandingan ya, memang harus ada yang menang, ada yang kalah,” tukas Handanu.

Prestasi Persipon ini memang tak sesuai ekspektasi memang. Tim mantan juara III Divisi Utama Liga Profesional PSSI tahun 2012, pemegang Piala Soccer Enthuasiast Group (SEG) I di Malaysia tahun 2013 ini akan terpuruk. Jangankan masuk ke Divisi Utama, tim berjuluk Elang Khatulistiwa ini justru terdepak di papan bawah Grup 4 Liga 2 Indonesia. Dari delapan tim, Persipon nangkring di peringkat 7.

Apa pun hasil Persipon, semua pasti ada harganya. Di Liga 2 Indonesia musim ini, Persipon telah menghabiskan dana sekitar Rp1,8 miliar. Kendati bermodal seadanya, banyak kalangan di luar stadion beranggapan harusnya tahun ini menjadi kebangkitan Persipon.

Bak zombie yang baru keluar dari dalam kubur, Persipon akan menakutkan dan bikin merinding lawan-lawannya. Lebih-lebih team eagle of equator ini punya pamor baik di kancah nasional dan Asia. Bukan malah berkali-kali dipermalukan di kandang sendiri.

Tak ayal, kendati masih ada satu pertandingan sisa melawan Persipur Purwodadi, Persipon yang menempati posisi rawan di klasemen masih harus berjuang untuk menang, jika tidak ingin turun kelas. Memang hal itu dinilai masih lebih baik ketimbang harus keluar dari liga profesional dan kembali turun ke Liga 3 atau Liga Nusantara (Linus) yang amatir.

Tak hanya dari sisi itu, kondisi miris ini turut diperburuk oleh ulah supporter Persipon yang ugal-ugalan mencederai jalannya beberapa pertandingan. Puncaknya saat Persipon kalah 3-0 laga kandang (home) melawan Persis Solo jelang libur panjang Ramadan dan Idul Fitri. Akibat ulah supporter tersebut, manajemen harus membayar denda sebesar Rp10 juta disertai peringatan dari PSSI. Beruntung tidak sampai didiskualifikasi.

Wakil Manajer Tim Persipon, Nanang Setia Budi secara jujur mengakui “bencana” perkembangan Persipon ini dimulai sejak awal. Yaitu buruknya cara rekrutmen pemain, karena sangat terburu-buru.

“Jadi ke depan harus awal-awal, jangan seperti kemarin, hanya 15 hari. Sudah berjalan, baru terlihat, kekompakannya, kesatuanya, karena kita terlambat memulainya,” katanya kepada Rakyat Kalbar kemarin.

Terburu-burunya pola rekrutmen pemain ini kata Nanang berkaitan erat dengan kesiapan finansial. Kesiapan finansial ini sangat menentukan keputusan manajemen PT ElangKhatulistiwa, apakah Persipon ikut serta dalamLiga 2 Indonesia musim 2017 atau abstain.

“Walaupun hasil yang kita dapat membuat (posisi) kita (terancam). Walaupun tidak bisa dibilang tidak bertahan (di Liga 2), ya karena kita masih akan main satu kali lagi lawan Purwodadi, mudah-mudahan kita masuk grade 5,” harapnya.

Nasib Persipon apakah bisa bertahan di Liga 2 di musim depan, tergantung juga pada hasil tim lainnya pada laga penutup putaran dua ini.

“Kalau menang kita (tetap) di Liga 2, kalau kalah kita turun di Liga 2 B, tapi masih profesional. Tidak langsung turun ke Liga 3, kalau Liga 3 itukan masuk kategori Linus (Liga Nusantara), masuk ke amatir,” jelasnya.

Manjemen memandang, sebuah klub tidak bisa ujuk-ujuk datang dan menang. Andaipun bisa menang pada beberapa kali pertandingan, namun keberhasilan tersebut tidak selamanya bertahan lama. Kendati sepanjang liga, Persipon sempat beberapa kali gonta-ganti pemain, bongkar pasang formasi, tetap saja tak menyelesaikan akar masalahnya.

“Kedepan idealnya bisa 3-4 bulan persiapannya, makin lama makin baik. Sebenarnya prosesnya sama, berjenjang, yang lalu kita juga sudah melakukan pemangilan, Cuma Karena jangka waktunya yang pendek, ya karena itu tadi (menunggu kesiapan finansial),” tuturnya.

Terkait dengan kebutuhan finansial ini, Nanang berharap ke depan mendapat perhatikan serius Manajemen PT Elang Khatulistiwa. Karena sebagai klub profesional, Persipon harus memiliki kemandirian finansial.

“Ketika finansial kita siap, tentu pemain akan profesional, kita bisa membeli atau mentransfer pemain profesional yang tingkat permainannya betul-betul profesional, tentu dengan posisi harga yang cukup lumayan,” paparnya.

Karena di sisi lain, pemain-pemain lokal– yang bayarannya relatif sedikit lebih murah dari pemain luar–masih belum dapat sepenuhnya diandalkan.

“Itu yang kita sayangkan, pemain lokal kita banyak yang muda yang pengalamannya, jam terbangnya belum cukup,” sebut Nanang.

 

 

Laporan: Fikri Akbar

Editor: Arman Hairiadi