Pasien Stroke di Ambulans Tewas

Jalan Licin, Mobil Medis dan Truk Tabrakan di Trans Kalimantan

RINGSEK. Kondisi ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang yang rusak berat setelah bertabrakan dengan truk di KM 70 jalan Trans Kalimantan, Kubu Raya, Rabu (5/7). WARGANET FOR RAKYAT KALBAR

eQuator.co.id – Sungai Ambawang-RK. Cuaca buruk menghantui pengguna jalan di Trans Kalimantan, Kecamatan Sungai Ambawang, Kubu Raya. Rabu (5/7) petang, tabrakan maut terjadi antara ambulans dan truk. Pasien yang dibawa ambulans tewas di tempat.

Korban yang meninggal dunia merupakan warga Jalan Akcaya, Kota Sintang, Rusli (53). Ia menghembuskan nafas terakhir di lokasi kejadian (kronologis kejadian dan daftar korban lihat grafis). Sebelum dibawa ke Sintang untuk dimakamkan, jenazahnya sempat disemayamkan di RS Yarsi, Pontianak Timur.

“Berdasarkan keterangan sopir truk, olah TKP (tempat kejadian perkara), mobil ambulans memasuki jalur kanan ketika menikung,” tutur Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Pol Sugeng Hadi Sutrisno, kepada sejumlah wartawan, Kamis (6/7) pagi.

Lanjut dia, lokasi yang jauh dari pemukiman membuat para korban kecelakaan lalulintas (Laka Lantas) tak bisa ditolong secepatnya. Polisi dan tim medis butuh waktu cukup lama untuk sampai di sana. Pertolongan pertama diberikan pelintas jalan yang mengetahui kejadian itu dan beramai-ramai mengevakuasi para korban.

“Kita masih dalami kasus kecelakaan ini,” pungkas Sugeng.

Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Sintang memastikan untuk menanggung semua biaya pengobatan dan perawatan medis bagi korban kecelakaan yang berada di dalam ambulans RSUD Ade M Djoen. “Semua kita tanggung. Ada enam korban di dalam mobil ambulans kita. Ya, pasien yang akan dirujuk meninggal dunia saat kecelakaan,” tutur Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, Rossa Trifina, kepada Rakyat Kalbar, Kamis (6/7).

Menurut dia, korban yang meninggal dunia telah dikebumikan. Sedangkan, korban lainnya termasuk supir, perawat, dan keluarga objek kecelakaan maut tersebut masih mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit dr. Soedarso dan Antonius Pontianak.

“Semua korban mengalami luka berat. Tapi, kita sudah meminta kepada pihak rumah sakit Pontianak untuk ditangani secara medis hingga korban keadaan korban pulih kembali,” ujarnya.

Rossa juga telah berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya. Yaitu Jasa Raharja dan kepolisian setempat. Ia mengapresiasi tindakan dan partisipasi pihak rumah sakit di Pontianak yang telah membantu para korban di dalam ambulans tersebut.

Korban yang meninggal dunia telah langsung dipulangkan ke Sintang pada pukul 01.00 WIB dengan menggunakan kendaraan Rumah Sakit Yarsi, Pontianak Timur.

“Kita sangat apresiasi tindakan dan langkah yang diambil oleh pihak rumah sakit,” tuturnya.

Bupati Sintang, Jarot Winarno, juga telah dikabarinya. Menurut Rossa, bupati meminta langkah cepat, sigap, dan tanggap diambil terkait insiden itu.

“Bapak Bupati terus meminta laporan terkait korban yang masih dirawat di Pontianak. Beliau langsung melakukan monitoring, bahkan juga sudah pergi ke rumah duka,” paparnya.

Ia menyatakan, keluarga korban yang ingin ke Pontianak juga difasilitasi pihaknya. ” Ini sebagai bentuk tanggung jawab kita atas insiden kecelakaan tersebut,” tegas Rossa.

Ditambahkannya, pasien yang akan dirujuk tengah sakit stroke. Seluruh tubuh bagian kiri pasien tidak bisa digerakkan. Pasien tidak terdaftar di rawat inap RSUD Ade M Djoen Sintang, namun unit gawat darurat (UGD) mengeluarkan surat rujukan agar dibawa ke rumah sakit di Pontianak untuk perawatan intensif.

“Siapa yang tahu dan siapa yang menduga, pasien pun meninggal dunia saat kecelakaan berlangsung,” terangnya.

Dengan kejadian ini, ia meminta seluruh driver di rumah sakit yang dia pimpin selalu dalam kesehatan prima. Kondisi yang fit sangat diperlukan ketika melakukan perjalanan jauh saat membawa pasien untuk dirujuk.

“Saya tidak meragukan tenaga driver, mereka di medan apa saja bisa melewatinya. Tapi, ini namanya musibah,” tandas Rossa.

Senada, Kepala Dinas Kesehatan Harysinto Linoh. Ia menyatakan, insiden tersebut bukan Laka Lantas tunggal. Pihaknya tidak mencari siapa salah dan benar atas peristiwa itu.

“Tapi, pada intinya, saat mengendarai mobil bagi semua pengendara khususnya driver ambulans agar benar benar memperhatikan kondisi fisik dan kendaraan,” tuturnya.

Ia tahu betul jam terbang driver ambulans cukup tinggi, jadi harus benar-benar diatur waktu istirahat dan jam kerja mereka. “Ini untuk menghindari hal serupa agar tidak terulang kembali,” pungkas Harysinto.

 

Laporan: Ocsya Ade CP, Achmad Munandar

Editor: Mohamad iQbaL