eQuator.co.id–KALBAR. Serangan virus Ransomware WannaCry (Wannacrypt) yang mulai terjadi di Indonesia sejak Minggu (14/5), sepertinya menular hingga ke Kalbar. Konon, perangkat komputer di Sekretariat Daerah (Setda) Kapuas Hulu dijangkiti WannaCry.
Hal ini diungkapkan Karyadi, staf Humas dan Protokol Setda Kapuas Hulu. Ia mengaku virus tersebut membuat aktivitas mereka terhambat.
Meski begitu, Karyadi tidak bisa memastikan apakah memang WannaCry yang menginfeksi beberapa komputer di Setda Kapuas Hulu atau virus lainnya. Sebab, setelah mengetahui komputernya terserang virus, staf di sana langsung menonaktifkannya. Ketika komputer hendak dihidupkan kembali, hanya layar hitam yang tersaji.
“Cukup parah, blank layar PC (personal computer)-nya,” ungkap Karyadi dihubungi Rakyat Kalbar, Senin (15/5).
Ia mengaku bingung karena belum tahu cara menangani virus tersebut. “Untung tidak semua perangkat terkena virus Ransomware itu,” jelasnya.
Dikatakan Yadi, sapaan karibnya, ia mengambil langkah dengan mencabut harddisk dari komputer yang terkena virus tersebut. “PC yang kena virus itu PC model lama, Windows-nya belom pernah diupdate, jadi rentan terserang virus,” beber dia.
Setakat ini, beberapa komputer di Setda yang terinfeksi sudah ditangani. Tinggal dilanjutkan pemantauan hari ini (16/5) untuk melihat perkembangan lebih lanjut.
MINTA TRANSFER DOLAR
Serangan WannaCry juga ditengarai menghantam server komputer di bagian keuangan Pemkab Sekadau. “Bahkan server keuangan kita sudah diserang virus itu sejak seminggu lalu,” ujar F. Iwan Karantika SE MM, Kepala Bagian Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Setda Sekadau, kepada Rakyat Kalbar via selulernya, Senin siang (15/5).
Awalnya, Iwan bersama jajaran ASN yang bekerja di BPKAD Sekadau tidak mengetahui jenis virus yang menyerang jaringan komputer mereka. “Kami tahunya kena serang virus saja. Tapi kemarin saya dapat pesan elektronik dari bebeberapa kawan soal adanya virus Ransomware itu. Setelah itu, baru kami tahu jika virus itu lah yang menyerang komputer kami,” ungkapnya.
Menurut dia, serangan virus tersebut mulai menggila pekan lalu. Artinya, komputer mereka telah diserang sebelum virus itu menjadi perbincangan hangat publik nasional dua hari terakhir ini.
“Memang ada beberapa data kita yang hilang. Tapi sudah kita perbaiki dan sekarang masih dalam monitoring. Data yang hilang itu, terpaksa kita masukkan manual lagi. Tapi ada beberapa data lain yang memang sudah kita back up, sehingga aman. Makanya sekarang pun ada beberapa keterlambatan (pembayaran ke pihak ketiga, red),” tukas Iwan.
Informasi yang dihimpun Rakyat Kalbar, data pengelolaan keuangan Pemkab Sekadau tersimpan di dalam satu server yang berada di ruang BPKAD, komplek kantor Bupati Sekadau. Server data tersebut tersambung dengan sistem LAN dengan puluhan komputer yang ada di ruangan itu, yang juga tersambung koneksi internet.
Saat ini, sistem keuangan Pemkab Sekadau sudah menganut sistem elektonik berbasis e-procurement. Sistem keuangan terbagi dalam dua item, yakni Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dan aplikasi E-Contract yang berisi data kontrak kerja dengan pihak ketiga tahun 2017. Dua-duanya kena serangan virus, namun beruntung SIPKD ada back up datanya. Sedangkan aplikasi E-Contrak harus diupload ulang.
Konsultan Aplikasi Keuangan BPKAD Pemkab Sekadau, Agus Arifin SKom menceritakan, serangan mulai terjadi awal Mei. Sekitar tanggal 2.
“Awalnya server sering hang, mati sendiri dan powernya hidup sendiri,” tuturnya.
Hanya saja, waktu itu, dia yang merupakan teknisi komputer di BPKAD belum mengetahui secara persis ada serangan virus. “Pada tanggal 6 Mei, server mati total. Saya coba hidupkan server, langsung virus itu menyebar, semua file yang ada ter-enkrip (terkunci, teracak). Misalnya file excel, dibelakanyanya xls dirubah jadi lain. Semua file, baik word, excel dan power point, semua ter-enkrip,” beber Agus.
Tak hanya itu, di penampakan layar komputer ada perintah masukkan ID yang disertai perintah membayar sejumlah uang kepada pihak yang menghack tadi. Di layar tertulis virus Ransomware.
“Pelaku meminta mentransfer sejumlah uang ke nomor rekening tertentu. Dan di link website yang dibuka, ada beberapa tawaran pembayaran mulai dari 50 dolar sampai 500 ribu rolar,” bebernya.
Namun, ia tidak menanggapinya karena memiliki back up data base untuk file yang diserang. “Kita ada back up aplikasi dan data base itu dengan server yang baru,” tambah Agus.
Sejak saat itu, ia mencoba mencari celah atau port mana hacker itu bisa masuk. Sampai sekarang masih dicari.
Agus menduga hacker masuk melalui jaringan internet. Maklum server itu terhubung langsung dengan jaringan internet. Bisa saja lewat IP Publik, reotis stop. SNd atau File Shearing. Apalagi Website bagian keuangan Pemkab Sekadau juga ikut terserang.
“Semua sistem kita terhubung ke internet lewat router dan IP Publik,” ucapnya.
Sekarang server yang diserang masih belum bisa diperbaiki. Server hanya bisa hidup, tapi datanya tidak bisa terbaca. Saat ini Pemkab Sekadau sudah mengganti dengan server yang baru.
“Untuk jaringan internetnya, kita sudah datangkan teknisi dari Pontianak untuk melakukan perbaikan,” imbuh Agus.
Lantas, apakah serangan itu juga menjalar ke komputer yang berada di 30 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Sekadau? Ia meyakini hal itu belum terjadi.
“Sebab OPD juga memakai komputer dengan jaringan internet, namun sistemnya internet lokal,” tandasnya.
Serangan Ransomware benar-benar membuat pusing jajaran Pemkab Sekadau. Betapa tidak, banyak pekerjaan mereka yang terganggu.
“Kemarin beberapa hari kita tidak bisa kerja. Tapi sekarang sudah mulai normal,” kata salah seorang ASN yang bertugas di BPKAD Pemkab Sekadau.
Sejumlah mitra kerja jajaran Pemkab Sekadau juga ikut pusing. Maklum, pekerjaan mereka banyak yang belum terbayarkan. “Belum ada yang cair (dibayar, red),” kata salah seorang rekanan kerja Pemkab Sekadau yang enggan namanya dikorankan.
Bupati Sekadau, Rupinus SH MSi sendiri tampak kaget ketika dikonfirmasi soal serangan virus Ransomware itu. Ia mengaku belum mendapat laporan.
“Saya baru tahu sekarang,” tutur Rupinus dihubungi via selulernya, tadi malam.
Imbuh dia, “Kita minta lah supaya segera diperbaiki”.
Rupinus juga berharap kejadian tersebut tidak terulang. Makanya ia mengingatkan jajaran ASN Pemkab Sekadau untuk memback up file-file pekerjaan yang penting.
“Data di back up dengan komputer lain. Kemudian jangan membuka situs-situs sembarang, karena takutnya akan terserang virus,” pintanya.
Ketua DPRD Sekadau, Albertus Pinus SSos MH, ingin peristiwa ini jadi pembelajaran. “Untuk selalu memback up file-file penting,” ujarnya.
Ia berharap jajaran pemerintah memanfaatkan back up data yang tersedia. Sementara, untuk data yang tidak ada back up-nya, bisa dibuat ulang.
“Untuk keamanan kedepannya, kita juga berharap pihak eksekutif mencari teknisi yang benar-benar andal. Kita dari DPRD siap memberikan dukungan penganggaran. Ini kan penting untuk daerah. Jangan sampai karena kejadian ini, kinerja pemerintah dan masyarakat dirugikan,” tegasnya.
Dari penegak hukum, Kapolres Sekadau, AKBP Yury Nurhidayat SIK meminta masyarakat atau instansi yang sudah terserang virus tersebut untuk melaporkan atau membuat pengaduan kepada polisi. “Mungkin nanti kita bisa membantu untuk mengatasinya atau mencari pelakunya,” terang dia.
Diakuinya, di Polres Sekadau ada unit cyber crime. Namun, untuk virus ini, Yury meyakini belum mampu ditangani Polres.
“Mungkin solusinya kita bisa minta bantuan dari cyber crime Polda. Yang penting ada pengaduan atau laporan dulu. Biar bisa kita tindaklanjuti,” pungkas Yury.
YANG LAIN KLAIM AMAN
Tak jauh dari Sekadau, Wakil Bupati Sintang, Askiman, memastikan komputer di pemerintahannya belum terdampak WannaCry yang saat ini mengancam pelayanan publik di beberapa daerah. Meski demikian, ia meminta kepada para aparatur sipil lebih intens menjaga server pelayanan publik.
” Waspada perlu. Yang rentan untuk dimasuki virus adalah Disdukcapil, BPMPTSP dan SKPD terkait yang langsung melakukan pelayanan publik secara sistem online,” tuturnya.
Ia mengklaim saat ini pemerintah sudah membangun sebuah sistem yang sangat formal dan legal yang memang memenuhi syarat. “Dalam pengadaan perangkat keras dan lunak yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komputer, haruslah kita melakukan pengadaan kepada lembaga resmi bukan kepada lembaga abal-abal . Nah, yang abal-abal ini mudah dimasuki virus seperti itu,” ungkap Askiman.
Di ibukota Kalbar, Kota Pontianak, WannaCry pun dinyatakan belum memakan korban. Kabid Informasi dan Komunikasi Dinas Komunikasi dan Informatika, Syamsul Akbar, saat dihubungi awak koran ini senin (15/5) sore mengaku sejauh ini aman-aman saja.
“Belum menerima ada laporan di wilayah Pontianak yang terkena serangan virus itu,” ujarnya. Begitupun di jaringan internal Pemerintah Kota Pontianak. Tak mengalami gangguan terkait ancaman teroris siber ini.
Senada, Kadiskominfo Kubu Raya yang tetanggaan dengan Pontianak, Ledyando. Ia belum mendapat laporan virus mengganggu pelayanan publik.
“Kalau ada, tentu kami tau. Sampai saat ini belum ada laporan dari SKPD (satuan kerja perangkat daerah), terkait virus yang menyerang komputer,” ungkapnya.
Namun, pihaknya terus mengingatkan pegawai di Kubu Raya mewaspadai virus ini. Mantan Kepala Dinas Disperindag Kubu Raya itu juga mengatakan, sampai saat ini belum ada antivirus yang mampu menangkal WannaCry.
“Antivirus apa yang canggih. Makanya kami meminta dengan staf dan SKPD lain agar waspada. Jika ada gangguan di komputernya segera laporkan ke kami. Mudah-mudahan Kubu Raya tidak ada gangguan, apalagi virus yang menyerang komputer yang digunakan untuk pelayanan,” harap Ledyando.
Kadis Pendapatan Daerah Kubu Raya, Supriaji, juga meyakini hingga saat ini sistem komputer di kantornya yang digunakan untuk melayani pembayaran pajak tidak bermasalah. “Semoga aman-aman saja, agar pelayanan kepada para wajib pajak tetap lancar,” harapnya.
Menurut dia, jika pelayanan pajak terkendala, tentu ada laporan ke dirinya. “Yang jelas pelayanan, dari pagi hingga sore tidak ada masalah. Tapi kami tetap pantau tiap hari dan sampai saat ini belum ada yang terserang virus,” tandas Supriaji.
Laporan: Andreas, Abdu Syukri, Achmad Munandar, Iman Santosa, Syamsul Arifin
Editor: Mohamad iQbaL