eQuator.co.id – Mempawah-RK. Rencana pembangunan Pelabuhan Internasional di Pantai Kijing, Mempawah mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Tim Pansus DPR RI meninjau Pantai Kijing, Selasa (25/4) sore.
Proyek nasional yang menelan biaya kurang lebih Rp5 triliun itu sebelumnya sudah ditinjau Presiden Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) beserta beberapa menterinya. Presiden mendukung percepatan pembangunan pelabuhan internasional tersebut. Bahkan diperkirakan pembangunannya selesai sebelum Pilpres 2019.
Ketua Pansus Pelindo II, DPR RI, Rieke Diah Pitaloka mengatakan, rencana pembangunan pelabuhan internasional di Kijing merupakan proyek strategis nasional. Dia meminta Pelindo II selaku pelaksana dapat mengkaji semua lini pembangunan secara matang. Termasuk perizinan, pembebasan lahan dan payung hukumnya.
“Kijing merupakan satu dari proyek nasional Pelindo II mengusung Global Board sejak tahun 2015 dengan total keseluruhan anggaran Rp21 triliun untuk pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok, Kali Baru, Tanjung Carat, Sorong dan Kijing,” kata Rieke di sela-sela kunjungannya di Pantai Kijing.
Legislator PDI Perjuangan itu mengungkapkan, dalam perjalanan Pansus ke setiap wilayah pelaksanaan proyek nasional tersebut, yang baru terealisasi hanya Tanjung Priok dan Kali Baru. Pengerjaannya yang sudah berjalan dan memakan biaya Rp6-7 triliun.
“Sisanya belum berjalan, dan ternyata izinnya juga belum ada. Seperti di Kijing ini ground breaking saja belum ada, pembebasan lahan belum ada, tapi terkait Global Board itu kita harus membayar bunga setiap tahunnya sebesar Rp1,2 triliun,” tegasnya.
Dia mengingatkan, dana yang tersedia jangan dibiarkan mengendap tanpa realisasi. Sementara bunga bank harus dibayarkan dan berjalan setiap tahunnya.
“Kami tentu saja mengingingkan uang itu secepatnya digunakan, tapi tidak sembarangan. Hati-hati jangan sampai mengulang yang lalu-lalu,” pesan Rieke.
Proses pembangunan Pelabuhan Internasional Kijing, Rieke meminta Pelindo II segera menyerahkan secara keseluruhan Road Map Visibility Study. Agar terlihat dengan jelas potensi Kijing hingga faktor-faktor pendukung lainnya yang menjadikan daerah tersebut layak untuk dibangun pelabuhan internasional.
“Kita ingin keseluruhan secara jelas, mulai dari potensi wilayah, pembebasan lahan, bagaimana membangun ekonomi khusus, bagaimana transportasi darat yang mendukung di tengah jalan yang sempit itu, bagaimana arus lautnya, tentu semuanya harus dilihat secara keseluruhan,” ungkapnya.
Dikatakannya, kedatangan Pansus Pelindo II ke Kijing bukan untuk mencari siapa yang salah dan benar. Namun mencari solusi agar pembangunan Pelabuhan Internasional Kijing dapat berjalan sesuai prosedur.
“Untuk proyek Kijing sendiri, mereka sedang mengejar berbagai perizinan. Kami dukung karena uang itu harus digunakan. Kalau tidak, kita hanya akan membayar bunganya saja. Uang tersebut harus terpakai untuk pembangunan yang sudah direncanakan,” ujar Rieke.
Direktur Teknik dan Manajemen Resiko Pelindo II, Dani Rusli mengungkapkan, latar belakang alasan pembangunan Pelabuhan Internasional Kijing, karena pelabuhan Dwikora Pontianak yang hanya mampu menampung kapal dengan skala 300-500 tius. Sedangkan Pelabuhan Internasional Kijing nantinya akan menampung kapal dengan skala 3.000-3.500 tius.
“Ketika pelabuhan ini terealiasi, kita akan undang investor-investor yang berinvestasi di sini dan kapal-kapal besar akan bersandar di Pelabuhan Internasional Kijing,” harap Dani.
Potensi lainnya, Pantai Kijing yang berhadapan dengan Pulau Temajo berdampak positif terhadap arus laut yang menjadi tenang. Letak Pantai Kijing sangat strategis, karena serumpun dengan Negara Malaysia. Secara otomatis dapat meningkatkan perekonomian di Kalbar.
“Kalbar wilayah yang ideal untuk pembangunan pelabuhan. Mengingat daerah Kalbar berdekatan dengan negara Jiran dan letak geografisnya strategis,” ungkapnya.
Terkait perizinan, Dani mengaku masih menunggu Peraturan Presiden (Perpres) yang dijadwalkan akan terbit dalam waktu dekat ini. Setelah itu Pelindo langsung melakukan tender atau lelang proyek pembangunannya.
“Inisial fase akan ditargetkan selesai tahap 1 pada tahun 2019 dengan panjang dermaga 500 meter dan sudah bisa dioperasikan nantinya,” ungkapnya.
Sekda Mempawah, Mohrizal mengatakan, pembangunan Pelabuhan Internasional Kijing menjadi harapan besar masyarakat Kabupaten Mempawah. Pelabuhan ini diyakini akan menumbuhkan perekonomian.
“Ketika terealisasi, ini bukan hanya untuk masyarakat Kabupaten Mempawah, namun warga Kalbar sendiri dapat meningkatkan perekonomian melalui investasi-investasi yang nantinya akan beriringan masuk ke Kalbar ini,” ungkap Mohrizal di hadapan peserta Pansus Pelindo II.
Terlebih saat ini Kalbar banyak mengeluarkan produk-produk olahan Kalimantan. Tentunya akan sangat membantu dengan adanya pelabuhan internasional ini. “Pesan Pak Bupati kepada masyarakat, inilah yang ingin kita wujudkan di Kalbar,” kata Sekda yang mewakili Bupati Mempawah.
Laporan: Ari Sandy
Editor: Hamka Saptono