Dukung Polisi Selidiki Indikasi Eksploitasi Orang

Pemkot Pontianak Tidak Percaya Kebugaran Lagi

MENJAWAB WARTAWAN. Kepala DPMTK Kota Pontianak, Junaidi, diwawancarai awak koran ini, di ruangannya, Selasa (31/1) siang. Ocsya Ade CP-RK

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Kaum hawa di Pontianak barangkali bisa sedikit bernafas lega. Kekasih mereka, suami atau pacar, bakal kehilangan sejumlah wahana yang berpotensi jadi tempat selingkuh syahwat. Sebab, dalam waktu dekat, aktivitas pelacuran berkedok Kebugaran alias panti pijat tradisional akan berkurang.

“Bukan peringatan lagi, tetapi penutupan (panti pijat,red). Bermula dengan mencabut izin operasional bagi yang memiliki izin,” tegas Junaidi, Kepala Dinas Penanaman Modal, Tenaga Kerja, dan Pelayanan Terpadu (DPMTK) Kota Pontianak, ditemui di ruang kerjanya, Selasa (31/1). Setakat ini, pihaknya sedang berkomunikasi dengan dinas teknis, Pariwisata dan Kesehatan, untuk menutup kebugaran yang menyalahgunakan izinnya.

Menurut dia, tak hanya dari investigasi Rakyat Kalbar belum lama ini, razia-razia yang dilakukan kepolisian jelas menemukan aktivitas prostitusi di balik tirai Kebugaran-Kebugaran. “BA (berita acara) dari kepolisian juga sudah ada kita pegang, ini dasar kita menutup tempat kebugaran itu. Kebugaran Berseri (Paris II), Kebugaran Anggrek (Jalan Karvin), dan Kebugaran Bunga Ayu (Jalan KH. Ahmad Dahlan),” jelas Junaidi.

Tujuh Kebugaran lainnya yang juga diduga kuat melakukan aktivitas pelacuran seperti yang ditemukan koran ini juga akan diperlakukan serupa olehnya. Yakni Kebugaran Ananda (Gang Podomulyo), Jogja (Jalan Cendana), Larasati (Jalan Kutilang), Solo (Jalan Kutilang/belakang hotel G), Mekar Abadi (Gang Gajah Mada 10 Jalan Gajah Mada), Bagja (Gang Landak Jalan Tanjungpura), dan Anggrek (Jalan Dr. Ismail).

“Kita cek dan kita evaluasi izinnya, yang ada izin kita cabut (tutup,red),” terangnya.

Junaidi menyatakan tidak percaya lagi dengan Kebugaran-Kebugaran yang terindikasi menjadi tempat prostitusi di Kota Pontianak. “Hanya kedok saja, tapi aktivitasnya itu. Pakai tirai memang, tapi aktivitas tetap itu (pelacuran,red),” jelasnya.

Lanjut dia, sebenarnya sudah kelihatan tujuan sebuah Kebugaran didirikan bila terapis semuanya wanita dan disiapkan untuk melayani pemijatan terhadap laki-laki. “Kan udah bise kite bace,” tutur Junaidi, kemudian berseloroh, “Kalau yang mau dipijit laki-laki, kemudian yang minat perempuan, kan susah juga”.