Polisi di Pontianak Nyatakan Siaga Satu

Detonator, Disinyalir Buat Mengebom Ikan

PEMICU PELEDAK. Ratusan detonator yang ditemukan petugas X-Ray Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar yang rencananya akan dikirim ke Pontianak. Polisi for Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Kepolisian di Kota Pontianak tetap cemas kalau kiriman 300 paket detonator dalam tiga kotak, itu akan mengancam keselamatan masyarakat. Kendati alat pemicu ledakan itu digagalkan di Bandara Hasanudin, Makasar, polisi menyatakan siaga satu.

“Sudah dua kali pengiriman, cuma kita tidak tahu yang dikirim pertama kali itu apa. Bahkan anehnya pengiriman pertama itu diambil paketan pengiriman di salah satu SPBU,” ungkap Kapolresta Pontianak Kombes Iwan Imam Susilo kepada sejumlah wartawan, seusai kunjungan di tiga Polsek, Kamis (19/1).

Lumayan reaktif, Iwan tak ingin mengambil resiko lantas kerahkan anggotanya untuk menyelidiki. “Kita ambil langkah penyelidikan, karena detonator itu untuk seseorang yang ada di Pontianak,” jelasnya.

Menurutnya, pengecekan ke jasa pengiriman TIKI hasilnya dua kali kirim kepada orang yang sama di Pontianak. Pengiriman pertama sudah mengecek CCTV yang dijadikan tempat pengambilan paket dari Sulawesi Selatan itu. “Cek CCTV untuk melihat pengambilan paket di SPBU, tapi kurang jelas gambar saat penerimaan paket yang pertama itu,” katanya dan menambahkan pengiriman kedua 100 unit detonator.

Perkembangan terbaru, Kombes Iwan sudah mengecek nomor telepon yang tertera di paket. Ketika coba dihubungi yang mengangkat telepon suara seorang wanita. “Aktif awalnya ketika kita coba hubungi yang angkat seorang wanita. Saat ini nomor itu sudah tidak aktif,” ujarnya.

Kapolresta Pontianak ini menganggap teka-teki detonator sebagai ancaman perayaan Imlek dan Capgome yang sudah menjadi perhelatan besar di Kalbar. Tak berniat menakut-nakuti, Kombes Iwang bilang sudah pernah terjadi pelemparan bom Molotov.

“Jadi kalau detonator ini disalahgunakan bisa bahaya. Maka dari itu ini harus direspon dan diambil tindakan, saya sudah menyatakan siaga satu kepada seluruh jajaran. Apalagi sebentar lagi momen Imlek sudah dekat,” terangnya.

Tidak dijelaskan kajian dan kinerja intelejen kepolisian maupun TNI tentang keamanan Kalbar, dengan rencana kunjungan Presiden Jokowi menyaksikan Capgome di Singkawang.

Namun, Kapolresta mengaku sudah berkoordinasi dengan sejumlah tokoh agama, masyarakat dan tokoh-tokoh lainnya. Kepada masyarakat, Kapolresta meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.

“Karena masih ada pihak-pihak seperti itu (meneror), kemudian kita juga meminta masyarakat untuk menginformasikan apabila ada hal-hal mencurigakan,” imbaunya.

Sebagai Peledak Lautan

Sinyalemen detonator asal Sulsel sebagai bahan peledak teroris dinilai agak berlebihan. Detonator yang hendak dikirim dari Makassar, itu diduga bakal dijadikan sebagai bahan peledak untuk menangkap ikan di laut kawasan Kalimantan Barat.

“Di daerah Makassar, nangkap ikan di laut masih banyak menggunakan cara Destructive Fishing,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalbar, Gatot Rudiyono, yang dihubungi koran ini, Kamis (19/1).

Dijelaskan Gatot, Destructive Fishing kerap dilakukan dengan tiga cara. Pertama menggunakan zat atau bahan peledak yang dipicu dengan detonator,  kedua menggunakan racun dan ketiga setrum (listrik).

“Kalau di dunia perikanan, ada ilegal fishing dan destructive fishing. Penggunaan bahan peledak cenderung dilakukan di laut. Kalau listrik di perairan umum seperti rawa dan sebagainya. Sedangkan racun, bisa di darat, bisa juga laut,” terang Gatot.

Menangkap ikan dengan cara mengebom terbilang praktis. Tetapi berakibat sangat buruk terhadap lingkungan. “Pola kerjanya itu membuat ikan pingsan. Geteran ledakan sekian frekuensi membuat ikan pingsan,” jelas Gatot.

Di Kalbar sendiri, destructive fishing terbilang sangat kecil. Sepanjang tahun 2016, hanya ada satu kasus. “Nelayan itu ngebom di laut. Kemudian ditangkap Pol-Air dan pelaku sudah dipenjara,” bebernya.

Sepengetahuan Gatot, bahan peledak yang digunakan nelayan kala itu berwujud botol plastik. “Tutupnya dikasi sumbu dan ada baterai di atas tutup botol itu,” urainya.

Seperti diberitakan Harian FAJAR (Jawa Pos Group), X-ray Regulatet Agen Angkasa Pura Logistik mendeteksi detonator tanpa sumbu di kargo Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Selasa (17/1), sekitar pukul 15.33 Wita.

Sekitar pukul 16.00 Wita, personel Polsek Bandara Sultan Hasanuddin Makassar tiba di lokasi. Kemudian bersama-sama anggota Aviation Security (Avseq) Bandara membuka barang kiriman tersebut.

Setelah dibuka, diketahui dalam box tersebut terdapat tiga kardus kecil berukuran 10×15 cm yang dilapisi dengan kapas, ban dalam, roti, dan bagian terdalam berisi detonator tanpa sumbu yang berukuran sekitar 6 cm. Jumlahnya diperkirakan 100 buah.

Direktur Direktorat Reskrimum Polda Sulsel, Kombes Pol Erwin Zadma, dan Tim Khusus saat ini berada di Polsek melakukan pengecekan. Informasi yang dihimpun, barang tersebut rencananya akan dikirim ke Pontianak, Kalimantan Barat.

Dilansir Pare Pos (Group Rakyat Kalbar), Detasemen Khusus Anti Teror (Densus) 88 Kepolisian Daerah Sulsel mengamankan bahan peledak detonator di terminal cargo Bandar Udara Sultan Hasanuddin Maros.

Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Maros, AKBP Erik Ferdinand, mengatakan, barang tersebut dikirim melalui TIKI. “Detonator tersebut sesuai yang tertera akan dikirim oleh saudara Ayung yang beralamat di Kabupaten Luwu kepada Udin yang berada kota Pontianak, Kalimantan Barat,” ujarnya.

Erik menambahkan, bahan peledak yang akan digunakan untuk pengeboman ikan ini telah diamankan oleh pihak Densus 88 Polda Sulsel.

“Detonator ini untuk sementara diduga untuk pengeboman ikan, untuk pengembangan penemuan detonator ini, tim Densus 88 Polda Sulsel telah mengamankan barang bukti bahan peledak tersebut,” tutupnya.

 

Laporan: Achmad Mundzirin, Deska Irnansyafara

Editor: Mohamad iQbaL